27. Sampah

637 71 27
                                    

Halo Guys, lama banget yah gak ketemu. Sesuai janji aku sama yang tadi komen, malam ini aku up. Btw kangen sama siapa nih, aku atau siapa?

Happy Reading~

🍉🍉🍉

Aqeela memijat kepalanya yang pening akibat masalah yang ia alami. Sungguh ia menyesal bersekolah di SMA Lima Sila yakni tempat Aska menjadi Ketua OSIS. Andai saja ia bersekolah di SMA Merdeka Mandiri, mungkin saja ia tak bertemu dengan Rassya dan Rey.

Aqeela mengerutkan keningnya merasa ada yang mengetuk pintu rumahnya. Dengan hati-hati ia membuka pintu dan muncullah sosok pemuda yang memakai jaket dengan tulisan 'GMK' dibelakangnya. Aqeela mendongak menatap sosok yang jauh lebih tinggi darinya.

"Kak Rey?"

Rey tersenyum tipis menatap gadis yang begitu ia rindukan "Esa Cil, bukan Rey" Ralat Rey

Aqeela terdiam tak tau ingin menjawab apa "Kak Rey ngapain disini?" Tanya Aqeela mengalihkan pembicaraan

"Cila sekarang gitu yah? Ada tamu gak di ajak masuk. Dulunya Cila cuma teriak-teriak nyuruh orang masuk"

Aqeela tersenyum kikuk lalu mempersilahkan Rey masuk "Kak Rey mau minum apa?" Tanya Aqeela setelah mereka duduk di kursi kayu ruang tamu yang bersambung dengan ruang tengah.

"Terserah yang penting bukan rasa vanila"

Lagi-lagi Aqeela terdiam mendengar jawaban Rey. Aqeela tau jika Rey sedang menyindirnya. Aqeela tersenyum lalu mengangguk "Bentar yah kak aku bikinin" Ucapnya dan menuju ke dapur untuk membuatkan Rey minum.

Setelah beberapa menit, Aqeela kembali dengan membawa secangkir teh hangat ditangannya. Aqeela meletakkan teh tersebut dimeja yang ada dihadapan Rey.

"Maaf yah Kak Rey, cuma ada ini di dapur" Rey mengangguk.

"Gue mau nanya" Ucap Rey setelah menyeruput sedikit teh dari Aqeela.

"Silahkan Kak"

"Kenapa lo tutupin fakta kalau Cila masih hidup?" Tanya Rey tanpa basa basi.

Aqeela terdiam mendengar pertanyaan tersebut. Ia bingung ingin menjawab apa.

"Kok diem? Emang gue gak sepenting itu lagi yah buat lo? Yang lo kasih tau cuma sama Sasa, lo ingetnya cuma sama Sasa? Udah lupa sama gue, Esa?" Tanya Rey secara beruntun.

"Gak gitu maksudnya Kak Rey. Aku punya jawaban tersendiri untuk semua pertanyaan Kak Rey" Jawab Aqeela.

"Yah terus.. apa jawabannya?"

"Siapa kamu?!"

Mereka berdua menoleh ke sumber suara dan menemukan seorang wanita tua berjalan menuju mereka. Rey bangkit lalu mengambil salah satu tangan wanita tersebut lalu menempelkannya dikening cowok tersebut.

"Saya Rey Nek, teman kecilnya Aqeela" Ucap Rey dengan sopan.

Surti memandang wajah pemuda tersebut dengan intens. Kemudian ia menatap sinis setelah tau siapa pemuda tersebut.

"Ngapain kamu dirumah saya?" Ucap Surti dengan nada sinis.

"Saya mau ketemu Aqeela Nek" Jawab Rey

"Udah kan ketemunya? Sekarang kamu pulang. Gak baik lelaki berlama-lama dirumah seorang gadis" Ucap Surti.

Rey menatap Aqeela kemudian menatap Surti "Ok, kalo gitu saya pulang Nek. Assalamualaikum" Ucap Rey lalu pergi meninggalkan mereka.

"Dia teman kecil kamu kan?" Tanya Surti

Posesif BoyWhere stories live. Discover now