30. Tanggung Jawab Alvaro

700 49 18
                                    

Happy Eid Mubarak teman-teman. Gimana-gimana, thr aman kan? Kita tuh remaja yang butuh uang dan menolak kata 'Yang udah gede gak usah ya!'.

Di part ini bakalan ada Syaqeel kok, dan setelah part ini aku bakalan kurangin part couple-couple pendamping. Ini aku lagi ngejar ending karena mau fokus buat UAS. Semoga keburu ya, doain temen-temen.

Happy Reading~

***

"AYAHHH!!" Saskia berlari menghampiri Fahri yang membogem Rey. Namun di pertengahan ia malah berhenti dan meremas perutnya yang tiba-tiba terasa keram.

Faiza yang merupakan Ibu dari Rey tergopoh-gopoh menghampiri Saskia yang sedang kesakitan.

"Sasa perut kamu kenapa sayang?" Dengan raut khawatir Ibu satu anak itu memegang bahu Saskia yang sedang meringis.

"P-perut Sasa bun, akh sakit banget bunda" Saskia memejamkan mata menahan rasa sakit yang menjalar diperutnya.

"Ayah ay--" Ucapan Faiza harus terhenti karena kedatangan Alvaro yang tiba-tiba.

"Sas lo kenapa?! Kita ke rumah sakit sekarang!" Tanpa ba bi bu Alvaro menggendong Saskia ala brydal style dan berlalu meninggalkan mereka.

"Tunggu. Saya ikut!" Faiza menyeru kepada Alvaro yang tak mengindahkan ucapannya. "Yah, Bunda mau nyusul Sasa. Ayah disini aja buat urus semuanya." Ucap Faiza.

"Bunda hati-hati. Kabari Ayah secepatnya" Faiza mengangguk dan segera berlari menyusul Alvaro.

Setelah memastikan sang istri menghilang dari pandangannya, Fahri kemudian beralih pada Rey yang sedari tadi hanya diam.

"Bukannya kamu sudah tau Rey kalau Sasa punya trauma. Lantas mengapa kamu masih menyalahkan Sasa atas kejadian beberapa tahun yang lalu. Sudah Ayah katakan, berhenti buat nyalahin siapapun termasuk diri kamu sendiri. Ini semua sudah takdir yang harus kamu terima siap tidak siap" Ucap Fahri dengan pandangan datar.

Melihat Rey yang masih diam membuat Fahri menghela nafas pelan. Ia kemudian menepuk bahu sang putra satu-satunya lalu memberi semangat.

"Ikut Ayah ke ruang guru, bantu Ayah beresin semuanya. Dan setelah itu kita ke ruang kepsek, ada yang mau Ayah bahas." Ajak Fahri. Walaupun Fahri bisa menyelesaikan sendiri, namun ia ingin mendidik sang anak agar dapat meyelesaikan masalah jika suatu saat nanti ia tidak ada dan sang anak mendapat masalah.

Rey mengangguk dan di balas senyum tipis oleh Rey. Keduanya kemudian berjalan layaknya sang teman jika saja pakaian yang mereka gunakan sama.

Disisi lain Alvaro sedang kesetanan membawa mobil. Berusaha untuk membagi fokusnya antara jalanan dan Saskia. Ia terus-menerus melirik kaca agar dapat memastikan kondisi Saskia.

"Tante tadi Saskia ngapain kok bisa kayak gini?" Tanya Alvaro kepada Faiza yang memangku kepala Saskia.

"Tante juga gak tau nak. Tadi Saskia cuma lari teriak nama om tapi di pertengahan dia lari tiba-tiba perutnya sakit. Mungkin Saskia lagi datang bulan makanya perut Saskia sakit." Faiza menjawab dan berusaha berpikir positif untuk menenangkan.

Alvaro memejamkan mata menahan emosi. Sungguh Alvaro tak ingin Saskia dan calon anaknya kenapa-kenapa. Dan apa tadi? Datang bulan? Alvaro tertawa dalam hati, bukankah orang hamil tidak akan mengalami yang namanya datang bulan?

"Kamu temannya Rey atau Saskia?" Tanya Faiza. Tentu saja ia tak tahu Alvaro, Rassya, Nhatan, maupun Andra karena Rey tak pernah membawa temannya ke rumah. Rey memang terbuka kepadanya, namun ia tak pernah mendengar sama sekali Rey menceritakan tentang teman-temannya. Dan Faiza memaklumi hal itu.

Posesif BoyWhere stories live. Discover now