xxxv. Dua sisi

5 1 0
                                    

" Matahari dan bulan memang tidak ditakdirkan hadir bersamaan. Namun ada satu fakta yang jarang manusia ketahui, kalau bulan tak pernah meninggalkan bumi walau siang menjelang "

.

.

.


Jisoo memang cantik. Hongjong tak mungkin mengelak, dia mengakuinya. Dia juga baik, Hongjong menyadarinya. Dan dia juga peduli, Hongjong sadar akan hal itu.

Gadis itu berbeda dari gadis populer lainnya. Dia baik, tapi baiknya tidak dibuat-buat. Benar-benar tulus. Semua perhatian serta kepeduliannya murni dari hati bukan untuk menarik simpati.

Empatinya memang besar, apalagi kepeduliannya. Tapi semuanya bukan untuk mendongkrak popularitas. Dia bukan sejenis orang yang gila akan kekuasaan. Dia adalah gadis yang tak akan segan menundukkan kepalanya demi membela teman-temannya. Dia juga tak akan ragu untuk menyapa orang-orang baru yang tidak dia kenal.

Harus Hongjong akui, kalau si sulung Han itu pantas menerima semua kepopularitasan ini. Sikap dan pembawaannya yang tenang membuat dia pantas mendapatkan semua perhatian serta kasih sayang dari orang-orang sekitar. Dia termasuk salah satu orang yang besar hati menurut Hongjong.

Bahkan dengan semua kedudukan itu, lantas tak membuat gadis itu sombong. Ia tak pernah mengangkat kepalanya tinggi-tinggi. Tak pernah sekalipun Hongjong melihat si sulung keluarga Han melakukan itu sekalipun.

Senyumannya selalu hadir di setiap kehadirannya di suatu tempat. Kehangatan sifatnya selalu membuat luluh orang-orang sekitarnya. Dia merangkul teman-temannya dengan baik. Memberikan mereka perlakuan terbaik yang dia bisa.

Benar-benar definisi gadis yang sempurna.

" Jadi menurutmu dia itu sempurna ?" pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibir Minho. Sang kapten basket terbaik sekolah ini.

Suasana lapangan basket siang ini cukup ramai. Para siswa laki-laki yang berkumpul di dalam ekstrakurikuler basket terlihat sedang merilekskan tubuh mereka setelah letih bertarung di lapangan mempertaruhkan nama baik sekolahnya.

Hari ini sekolah menjadi tuan rumah pertandingan basket yang rutin digelar pemerintah kota tiap tahunnya. Sebuah pertandingan untuk memeriahkan acara ulang tahun kota yang berlangsung selama beberapa hari kedepan.

Sebenarnya bukan hanya sekolah ini saja yang menjadi tuan rumah, melainkan sekolah menengah atas lainnya juga kebagian jatah jadi tuan rumah dengan cabang olahraga yang berbeda-beda.

Yang namanya juga pesta pasti akan berlangsung dengan meriah, para murid-murid menyambut secara baik penunjukan ini. Mereka kompak mendukung team basket kebanggaan mereka dengan rasa antusias yang tinggi. Apalagi setelah pertandingan final tadi rampung digelar dan tuan rumah kita berhasil meraih hadiah utama dia cabang basket. Kegembiraan para murid-murid menjadi bertambah.

Mereka yang awalnya tak terlalu menyetujui, mengira jika renanglah yang seharusnya menjadi olahraga yang dipertandingkan disini, perlahan luluh. Karna bagi mereka dari segi prestasi dan trek recort selama setahun belakangan, renang seharusnya pantas menjadi olahraga andalan mereka bukannya basket.

Tapi pertentangan itu menguap setelah kabar kalau sang Poseidon andalan mereka memilih absen di perlombaan tahun ini. Murid-murid harus ikhlas merelakan gelar itu jatuh ke tangan sekolah lain tahun ini.

Sangat disayangkan memang, namun semua kekecewaan mereka nampaknya sudah lunas terbalaskan ketika para atlet basket mereka memenangkan pertandingan dengan keunggulan skor yang cukup besar.

Sorak-sorai gembira mengiringi kemenangan team basket sekolah ini. Dengan kompak dan teraturnya mereka terus mengiringi setiap sesi pertandingan hingga pemberian medali berjalan dengan lancar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 19 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

°°~Guardian Spirit Mission : Gemini Shadow~°°{Ateez}Where stories live. Discover now