xiii. Rumah Atap

5 2 3
                                    

" Setiap moment yang terjadi merupakan berkah tersendiri bagi kita. Manusia sering tak menyadari hal itu "


© ~ ~ ~ ~ ~ ©


* Penampakan rumah atap yang San tinggali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

* Penampakan rumah atap yang San tinggali.


Sebelum ini tak pernah terbayang  dalam benak San jika kedatangan Hongjong sama saja membawa badai dalam rumah. Semua berantakan, semua hilang dalam sekejap mata.

Persediaan makanan yang semula cukup untuk satu minggu harus ludes dimakan Hongjong. Sangat rakus untuk ukuran seorang manusia. 5 bungkus ramyeon habis dimakan Hongjong tanpa jeda.

Sungguh San bingung sekali bagaimana menanggapi moment ini. Mendapatkan teman satu kamar yang rakus nggak ketulungan. San lebih suka menyebutnya sebagai kemalangan. Karna Hongjong tuh lebih banyak membawa kerugian ketimbang keuntungan. Ditambah Hongjong tuh tak pantas disebut sebagai keberkahan. Orang kerjana cuma ngerugiin yang lain masa masih pantas dijuluki dengan yang baik-baik.

" Gue nggak mau tau kak, pokoknya besok elo harus ganti semua ini. Ramyeon 5 bungkus dengan rasa yang sama !" tutur San. Pemuda itu lalu menarik mangkok Hongjong berharap sang target mendengarkannya bicara  " Inget itu !!"

" Iya, iya. Sini mangkoknya !" pinta Hongjong hampir kesal. Untung dia ingat kalau dirinya sedang menumpang. Jadi dia musti baik-baik sama San kalo nggak mau ditendang.

San cemberut. Enggan memberikan mangkok ramyeon-nya. Hongjong yang menyadari hal itu langsung tersenyum dan meminta kembali dengan cara yang lebih lembut.

" Kumohon berikan itu !? San kan anak yang baik dan ganteng " puji pemuda bersurai merah itu ala kadarnya. Bibirnya disunggingkan demi hadirnya sebuah senyuman nan tulus. Walau itu palsu.

" Mulut elo minta di cekoki stela, ya kak ? Bau sampah banget !" ejek pemuda bermata sipit itu. Wajahnya sudah memasuki tahap penjulidan. " Kalo gue sih sukanya yang wangi lemon🍋, seger dan bikin fresh. Banyak orang juga yang suka. Katanya bikin tidur kita nyenyak tanpa terbangun sekalipun. Dan lagi-"

" Udah deh San !" sela Hongjong. Dia sudah tampak jenuh jika harus mendengar omongan San lagi. " Gue bakal ganti, janji "

Ucapan sang kakak sukses membuat San gembira. Wajahnya mendadak berseri-seri dengan senyuman simpul khasnya.

" Janji ya nggak boleh dilanggar ! Awas lo kalo ingkar ! Gue sumpahin supaya elo punya ekor nanti " rapal San masih dalam suasana Kabung. Eh gembira maksudnya.

" San gue mau nanya. Elo dapat duit dari mana ? Seonghwa, ya ?"

" Kerja lah, gue kan seorang pekerja keras " kata San mengagung-agungkan diri. Pemuda Choi itu kemudian berjalan mendekati jendela rumahnya yang sedikit tersibak. Sementara Hongjong masih diam di tempat.

" Kenapa nanya ? Iri kan lo !" ledek San disertai wajah jail.

Di saat seperti inilah Hongjong merasakan perasaan menyesal yang teramat sangat. Bagaimana bisa dirinya mengenal orang se-menyebalkan San ? Tidak adakah orang lain didunia ini hingga takdir harus menemukan keduanya dalam situasi yang sama ? Tidak adakah orang lain selain San ?

°°~Guardian Spirit Mission : Gemini Shadow~°°{Ateez}Where stories live. Discover now