xxx. Perhatian

10 1 0
                                    

" Hahaha...kau akan segera mati gadis kecil, kau akan segera menerima bayaran dari kutukan yang leluhur mu dapat. Kau akan segera meninggalkan dunia fana itu. Hahahaha..... Jiwamu yang suci dan bersih akan segera berakhir di dunia abadi ku. Kau akan terkurung selamanya disini sebagai pelayan setiaku... "

" Welcome to my home, gadis manis...."


©~~~~~©




Heejin terbangun dari tidurnya dengan keadaan gelisah. Rambut yang sudah ditata rapi pagi tadi berubah acak-acakan dengan keringat dingin sebesar beras muncul di sekitar dahi, nafasnya pun tak beraturan, bergerak naik turun, menghirup-keluarkan oksigen dengan cepat, serta raut wajah yang tak wajar. Tampak sangat cemas dan sangat gelisah.

Gadis itu kemudian mengusap wajahnya kalut. Mengedarkan pandangannya ke sekitar ruang kelasnya yang sunyi. Tumben sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan didalamnya. Biasanya kelas ini selalu diisi banyak orang, paling sedikit mungkin dua orang. Namun sekarang,

Sepi.

Ini masih jam sekolah, Heejin sudah memastikannya setelah melihat jam dinding yang tersedia di ruangan ini. Tentu saja Heejin merasa heran, bertanya-tanya pada diri sendiri kemana kepergian para teman-temannya sebab hanya ada dirinya di ruang kelas ini.

" Mungkinkah aku salah mengingat ?" heran, gadis itu menggaruk tengkuknya guna menggali ingatannya lebih dalam lagi.

Beranjak dari tempat duduknya, gadis itu melangkah mendekati pintu kelas yang tertutup sejak dia membuka matanya. Heejin segera pergi keluar, mengecek ke lapangan tengah, bisa saja teman-teman sekelasnya sedang melakukan aktivitas fisik seperti olahraga meskipun itu semua mustahil karna jam olahraga tidak ada di hari ini.

" Oh Heejin-a.... Elo nggak ikut dihukum pak Park seperti teman-teman elo yang lain ?" Yohan datang dengan tumpukan buku di kedua tangannya. Mendekati gadis Kim itu degan raut kebingungan.

Heejin menoleh pada lawan bicaranya. " Mereka kemana ?" tanya balik Heejin bak alien yang baru tiba di bumi.

Yohan menunjuk ke arah aula sekolah berada dengan dagunya, " ituloh, aula. Sedang menjalani hukuman dari pa Park "

" Hukuman ?? Karna apa ?"

" Mogok belajar " ungkap Yohan. Percakapan diantara mereka meredup seketika. Keduanya kompak merasakan sebuah kebingungan. Heejin yang tak tahu menahu keadaan teman-teman sekelasnya, sedangkan Yohan yang  kedudukannya sebagai siswa luar kelas yang sama-sama tak tau dengan detailnya.

Mereka persis seperti anak ayam yang kehilangan induknya, 🤭

Sejenak Heejin membeku. Ingatan-ingatan kecil mengenai tingkah teman-teman sekelasnya coba Heejin gali lebih jauh. Mungkin saja ia melupakan sesuatu yang berkaitan dengan aksi " Demo " yang Yohan lontarkan.

Namun nihil. Tak aada ajakan atau informasi seperti itu dari Jisoo, Wooyoung, atau yang lainnya.

Kalau begitu, kita ingat-ingat lebih jauh lagi ingatan Heejin pagi hari tadi, tepat sebelum gadis Kim itu terjatuh dalam dunia mimpi dan meninggalkan eksistensi kelasnya. Heejin ingat dan yakin jika pagi tadi, ia bersiap ke sekolah seperti biasa dan semua itu berjalan dengan normal, tidak ada informasi tentang mogok belajar. Semua aman-aman saja.

Kecuali satu, saat sepupu tak warasnya datang dan mengomel seperti biasanya. Dunia Heejin yang damai seketika bising. Mood-nya yang tadinya jernih seperti danau di musim semi, tiba-tiba keruh setelah sang sepupu satu-satunya datang.

Wooyoung yang tak terima dengan kejadian yang melanda Heejin kemarin, menyuruh sepupunya agar membolos saja pagi ini, katanya sih, ini demi kebaikan Heejin sendiri.

°°~Guardian Spirit Mission : Gemini Shadow~°°{Ateez}Onde as histórias ganham vida. Descobre agora