xiv. Krim Vanila

7 2 0
                                    

" Adakah manusia yang benar-benar peduli pada kita secara tulus selain keluarga ? Kurasa tidak !"

© ~ ~ ~ ~ ~ ©



Tak pernah Jisoo bayangkan sebelumnya jika dirinya harus terjebak dalam situasi semacam ini. Pemotretannya sudah berakhir setengah jam yang lalu, namun gadis itu masih tinggal di ruangannya.

Alasannya cuma satu, yakni para reporter yang hadir. Mereka semua datang beramai-ramai memenuhi gedung pemotretan sejak sore tadi. Kompak menunggu para model selesai dari pemotretan.

Jisoo sebenarnya sudah menduga hal ini bakal terjadi. Oleh sebab itu dia sudah mewanti-wantinya dengan berbagai persiapan. Meminta ruang pribadi salah satunya. Dia bahkan sudah meminta ruangan ini jauh-jauh hari, semenjak kontraknya ditandatangani.

Namun satu hal yang tak pernah terlintas dalam pikiran gadis itu yaitu ajakan Minho untuk berangkat bersama. Pemuda itu tiba-tiba menelponnya kemarin dan mengatakan ajakan yang tak mungkin Jisoo tolak. Hal inilah yang menyebabkan Jisoo tak mengajak Heejin ke tempat pemotretan seperti biasa.

Jika saja Heejin datang hari ini untuk menemaninya, dapat Jisoo prediksi kalau sekarang dia pasti sudah sampai dirumahnya dengan selamat. Tidak terjebak dalam ruangan ini sendiri.

Tok tok

Jisoo menolehkan kepalanya ke arah pintu. Ini sudah kali keduanya para kru mengetuk pintu ruangannya. Mereka pasti cemas sebab Jisoo belum mau keluar dari ruangan ini.

" Jisoo kau tak mau pulang ? Semua orang akan pulang sebentar lagi. Ini sudah malam. Pemilik gedung pasti akan tiba sebentar lagi. Kau harus segera pulang !" ucap seseorang dari balik pintu. Sepertinya itu salah satu stylish yang membantunya tadi.

Jisoo menghela nafas pendek. " Kalian bisa pulang dulu. Aku masih ada urusan disini " ungkapnya dusta. Matanya mulai bergerilya cemas.

" Baiklah kalau begitu " terdengar helaan nafas setelah itu. " Tapi kau harus pulang sebelum pemilik gedung ini datang, ya ? Aku takut dia tak menyadari keberadaan mu disini dan malah mengunci pintunya. Kau harus bersuara jika dia datang !" ucap stylish-nya lagi.

Jisoo menganggukkan kepalanya meski tak akan ada yang melihat. Gadis itu tersenyum cukup yakin. Mencoba membangun kepercayaan diri.

" Baik kak," balas Jisoo jauh lebih bersemangat.

" Ok, kami tinggal ya ! " pamit orang itu lalu tak terdengar suara apa-apa lagi.

Jisoo kemudian melirik jam di samping kanannya. Sudah cukup malam dan dia harus segera pergi secepatnya.

" Gue harus beres-beres dulu " gumamnya lalu menolehkan kepalanya ke sekeliling. Mencari barang pribadinya yang mungkin masih tercecer.

Setelah beberapa waktu ia gunakan untuk beres-beres, Jisoo akhirnya memutuskan untuk segera pulang sebelum malam semakin larut.

Dia meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Mengeluarkannya dengan pelan-pelan. " Kau pasti bisa Jisoo !! Hwaiting !"

Setelah mengumpulkan keberaniannya, gadis itu pun menarik knop pintu ruangan secara pelan. Untung saja pemilik gedung belum datang kemari.

" Huft...." hela gadis itu begitu tau jika situasi di sana cukup kondusif. Tidak ada wartawan di depan pintu. Semua aman dan sepi. Jisoo harus segera pergi dari tempat itu.

Gadis itu berjalan cukup cepat di koridor. Matanya senantiasa melirik ke kanan kiri guna memastikan keadaan sekitar benar-benar aman terkendali.

" A-apa..? Ba-bagaimana mereka ada di sini ?" . Langkah Jisoo terhenti sudah saat tiba-tiba dirinya melihat penampakan beberapa wartawan yang baru turun dari lift.

°°~Guardian Spirit Mission : Gemini Shadow~°°{Ateez}Where stories live. Discover now