xviii . Red Light Pole

5 1 0
                                    


" Pikiran dan ucapan manusia terkadang bisa sangat berbeda. Di mulut seharum bunga tapi jauh didalam pikiran mereka, busuk layaknya sampah "

© ~ ~ ~ ~ ~ ©



Malam ini Jongho kebagian tugas menjaga nenek Na sebab Seonghwa sedang pergi ke kantor pusat. Seonghwa sengaja menyuruh Jongho pergi ke rumah sakit ketimbang menjaga Yunho sebab dia masih khawatir akan keadaan nenek Na yang belum stabil.

Hingga saat ini, wanita paruh baya tersebut belum juga membuka kedua matanya. Kesehatannya pun cukup kritis. Hal inilah yang menyebabkan Seonghwa nekat mengutus Jongho ke rumah sakit ketimbang menjaga Yunho si klien asli sang junior.

Cuaca malam ini terasa jauh lebih dingin dibandingkan kemarin. Hujan turun terus menerus tanpa adanya pertanda akan segera berakhir. Orang yang biasanya berkunjung ke rumah sakit berbondong-bondong pun menyusut. Mereka lebih memilih tinggal dirumah saja. Hanya keluarga inti yang menjaga para pasien.

Dalam kesepian tersebut, terkandung banyak manfaat bagi Jongho, salah satunya yaitu dia tak harus berjumpa dengan sesama guardian. Pasalnya jika Jongho bertemu dengan kaumnya tersebut, dia berani jamin pasti dirinya bakal ditanyai banyak pertanyaan seputar siapa klien miliknya yang sedang dirawat disini.

Berapa usianya ?
Apa penyakitnya ?
Apa dia mengidap penyakit kronis atau penyakit biasa ?
Dia bakal dioperasi atau tidak ?
Sudah berapa lama dia sakit ?
Sudah berapa kali dia masuk rumah sakit ?

Dan satu pertanyaan yang paling Jongho  benci yakni, apakah dia akan segera mati ?

Oh ayolah, sebagai guardian apakah pantas ucapan itu keluar dari mulut mereka ?
Guardian itu tugasnya menjaga para manusia. Melindungi mereka dari marabahaya dengan berbagai cara asal tak melawan takdir.
Tapi ini malah berharap sang klien cepat mati.

Memang sih setelah sang klien mati, para guardian bakal diberi kesempatan untuk ber-reinkarnasi. Namun itu semua bisa terwujud asalkan si guardian menjalankan tugasnya dengan benar.

Guardian harus mengutamakan sang klien diatas segalanya. Mengenai reinkarnasi itu adalah sebuah bonus semata.

" Dia kok bisa betah ya nungguin nenek Na ?" heran pemuda itu yang kini sedang berdiri disamping pintu ruang inap nenek Na. " Anak bukan, cucu bukan, keluarga juga bukan. Cuma tetangga kok bisa sedekat itu ?"

Di samping ranjang tempat nenek Na berbaring, ada Yeosang yang setia menemani. Pemuda tersebut secara rutin datang berkunjung setiap sore hari dan baru akan pulang pada waktu tengah malam.

Meskipun nenek Na tak kunjung sadarkan diri, Yeosang masih setia menunggu. Dia akan membersihkan tubuh nenek Na setiap baru tiba. Mengganti bunga mawar di vas.

Pemuda itu nampak sangat telaten hingga Jongho dibuat heran padanya. " Yeosang jangan terlalu rajin. Orang-orang bakal benci sama kamu !"

Saat tengah asik mengamati Yeosang beserta kesibukannya, Jongho dikagetkan dengan kedatangan Seonghwa secara tiba-tiba hadir dengan raut wajah gelisah.

Pemuda dengan status sebagai ketua di timnya tersebut tiba-tiba datang dan menanyakan keberadaan Yeosang yang jelas-jelas sudah ada didepan sana.

" Dimana Yeosang ? Dimana pemuda itu sekarang ?" tuntut Seonghwa minta ditunjukan keberadaan Yeosang sekarang juga.

" Kak tenang dulu bisa ? Kenapa kelihatan gelisah sih ? Ada apa ??" tanya Jongho.

Seonghwa melirik ke arah Jongho dengan pandangan yang sulit diartikan. Dia masih menanyakan keberadaan Yeosang pada sang junior.

°°~Guardian Spirit Mission : Gemini Shadow~°°{Ateez}Where stories live. Discover now