vii. Chocolate

6 2 0
                                    




" Hidup penuh dengan inspirasi dan motivasi. Manusia penuh dengan emosi dan ambisi. Mereka baik serta egois disaat yang bersamaan "



© ~ ~ ~ ~ ~ ©

" Jieun, apa kau baik-baik saja ? Mana yang sakit ? Bagian mana yang terluka ?" kata Jisoo begitu sampai di ruang UKS.

Di dalam sana, Jieun baru saja diperiksa oleh petugas UKS. Untung saja gadis itu tak mangalami luka yang cukup berat. Paling lecet sedikit serta kakinya yang terkilir. Itupun tak parah-parah amat. Buat jalan sih bisa.

Tapi coba lihat, Jisoo justru bersikap berlebihan hingga membuat Jieun jengah akan sikap overnya.

" Kak pliss deh, i'm okay !" ucap Jieun menginterupsi. " Nggak usah over begini. Malu ah dilihatin orang-orang "

Jisoo seketika sadar jika dirinya tengah menjadi pusat perhatian satu UKS saat ini. Mereka memperhatikan sikapnya selama ini dan itu membuatnya malu. Ditambah lagi dengan kehadiran setan pojok. Rupanya tuh setan sedang menahan diri supaya tak meledak.

" Sorry.., " jawab Jisoo merenggut. Dia kemudian melirik pada setan pojok yang senantiasa mengganggunya. " Bisa diem nggak Wooyoung !"

Ucapan Jisoo nyatanya cukup efektif hingga membuat Wooyoung menghentikan aksi jahilnya. Pemuda itu akhirnya memilih tuk cabut dari ruangan itu.

" Kalau begitu kami pergi dulu ya Jisoo, Jieun. Jaga kesehatan kalian dan jangan sampai sakit lagi, ya !" pamit sang petugas beserta rombongan.

" Ah, bisakah kalian menutup seluruh gordennya. Aku tak menyukainya. Mereka mengintip keberadaan kita disini ?!" pinta Jieun sebelum para petugas pergi.

Bahkan tanpa adanya paksaan sekalipun mereka masih mau menuruti ucapan Jieun barusan. Entah pelet apa yang tertanam dalam tubuh si kembar hingga guru saja mau menurut padanya.

Tapi semua itu urung mereka lakukan saat tiba-tiba Heejin menawarkan dirinya sendiri. Mereka bahkan tak menyadari keberadaan gadis itu sedari tadi. Hanya si kembar yang diperhatikan. Hanya si kembar yang mereka ajak berpamitan.

" Ah, baiklah. Kami pamit dulu !" kata salah satu petugas lalu benar-benar pamit pergi.

Heejin segera berjalan menuju gorden guna menutup akses satu-satunya orang luar bisa menyaksikan kegiatan ketiga gadis itu. Terdengar suara-suara decakan kesal saat gadis itu menjalankan aksinya. Suara orang-orang jelas kecewa setelah menyadari kalau mereka tak bisa melihat lagi si kembar.

Satu persatu dari mereka pun akhirnya pergi dari sana meninggalkan Heejin yang masih menunggu semua orang untuk pergi dari tempatnya. Cukup lama sih.

" Siapa pelakunya ? Elo lihat wajahnya,kan ? Kita laporkan saja dia ke polisi. Katakan Jieun preman mana lagi yang menyusup ke sekolah ini ?!!" tanya Jisoo mengintrogasi.

" Lama-lama gue cape sekolah disini, mau pindah aja sekalian " gerutu Jisoo setelah puas melampiaskan kekesalannya.

Dari tempatnya Jisoo berdiri, dia menyaksikan Heejin yang tengah sibuk menengok ke luar UKS. Memastikan jika tak ada orang yang akan mendengar apalagi merekam kedua temannya berbincang. Ini privasi. Tak sembarang orang bisa mendengarnya.

Jisoo berdecak. Memalingkan wajahnya kesal. " Gue bakal bilang ke mamah untuk pindah sekolah secepatnya. Keberadaan kita udah nggak aman "

" Jangan Jisoo !" larang Jieun cepat. " Gue mohon jangan, kita tetap stay, ya ?!"  wajah dan nada bicaranya mengisyaratkan seakan-akan dia sangat  ketakutan.

Namun bukan ketakutan dalam konteks biasa. Ini lebih ke perasaan takut akan kehilangan sesuatu yang berharga. Seperti sesuatu yang sangat kalian jaga akan direnggut secara paksa dari tangan kalian.

°°~Guardian Spirit Mission : Gemini Shadow~°°{Ateez}Where stories live. Discover now