‧͙⁺˚*・༓☾ 𝑃𝐴𝑅𝑇 12 ☽༓・*˚⁺‧͙ -Rindu? -

78 7 0
                                    

Beberapa bulan telah berlalu, hari-hari Zayyan terasa begitu berbeda, seperti ada yang hilang dari hidupnya. Yang dulunya, ia selalu di sibukkan dengan mengganggu atau menjailin cewek yang berhasil mengisi hatinya, sekarang orang itu sudah tidak ada di sini, ia sudah benar-benar pergi dari hidup Zayyan. Kalau boleh jujur, cowok itu merasa sangatlah kecewa, bukan hanya pada Viona, melainkan juga dirinya sendiri.

Bahkan sekarang Zayyan terlihat sangat berbeda, yah...... seperti bukan cowok itu, ketiga sahabatnya pun sampai merasa bukan Zayyan yang ia kenal.

Tidak ada lagi tawa lepas dari cowok itu, tingkah konyol atau perdebatan kecil yang di lakukan nya bersama Fariz, semua itu seakan sudah hilang dari diri Zayyan. Kini dirinya menjadi sosok yang begitu pendiam, berbicara sekedarnya saja, untuk sekedar tertawa saya ia jarang, dirinya lebih sering murung tanpa mau membagi keluh kesahnya pada ketiga sahabatnya.

"Zay, nongkrong dulu yuk, di kantin gituhh, " ajak Fariz, sesat

Zayyan, Zain, Fariz dan juga Alex, mereka berempat tengah berjalan bersama setelah memarkirkan motornya masing-masing.

Zayyan menolehkan kepalanya kearah Fariz. "Kalian aja, gue mau belajar."

Sontak Fariz melebarkan bola matanya. "Ya elah Zay, lo terlalu rajin, ntar aja yah, Zain yang rajin juga nggak rajin-rajin amat, ya nggak Zen? " timpal Fariz, menatap kearah Zain meminta persetujuan, namun cowok itu hanya menatapnya malas.

"Iya bang, " sahut Alex, membuat Fariz menoleh kearah cowok itu

"Kenapa jadi elo yang nyaut? "

"Nggak, kasian aja di kacangin, aa kasihan aa......jadi gue jawab. "

"Monyet lo, Al! "

"Comel dong, bang. "

"Serah! " seru Fariz mendelik, ia kembali mengalihkan pandangannya kearah Zayyan. "Mau ya Zay, se-"

"Gue harus belajar, bentar lagi ujian selesai, " potong Zayyan, yang langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari keempat sahabatnya itu.

Keempat sahabatnya hanya memandang iba, penggung Zayyan yang mulai menjauh, mereka tahu kenapa seorang Zayyan jadi berubah seperti ini, berkali-kali mereka mencoba berbagai cara untuk sekedar menghibur cowok itu, membuatnya lupa akan sakit yang ia rasakan, tapi, semua hal itu hanya sia-sia saja, mereka harus menerima kenyataan bahwa Zayyan bukanlah yang dulu mereka kenal, mereka harus menerima kepribadian Zayyan yang sekarang, mereka sudah berjanji pada diri mereka sendiri tidak akan meninggalkan Zayyan sendirian, apapun keadaannya.

"Lama-lama gue beneran nggak tega sama tuh bocah, " ujar Fariz, tanpa mengalihkan pandangannya dari Zayyan yang sudah jauh di sana

"Kita hanya bisa berdo'a, karena dia yang tau apa yang terbaik untuk dirinya sendiri, " timpal Zain

"Tapi nggak papa sih, bang Zayyan kayak gini aja, soalnya jadi tambah pinter sekaligus rajin, kan lumayan jadi emak sama bapaknya nggak terlalu sia-sia buat ngebayarin sekolah, " imbuh Alex, yang membuat kedua kakak kelasnya itu menoleh tajam kearahnya yang berada di tengah-tengah mereka.

"Nggak usah mulai, Al!! " seru Zain dan Fariz bersamaan, Alex benar-benar menguji kesabaran mereka, ia sudah benar-benar terjangkit virus menyebalkan dari Fariz, bahkan lebih parah.

Memang beberapa hari ini, mereka sedang melaksanakan ujian untuk menentukan kelulusannya, maka dari itu, mereka harus benar-benar serius dalam hal ini, termasuk Zayyan.

Cowok itu berubah menjadi sosok yang rajin dalam belajar, bahkan nilai pelajarannya nyaris di atas rata-rata semua, ia juga berhasil mendapatkan peringkat dua di kelasnya, padahal dulu dirinya sama sekali tidak pernah menggapai peringkat itu, paling bagus juga mentok sampai peringkat 18, sungguh ini sebuah kemajuan yang sangat pesat dan pantas untuk mendapatkan jempol tangan beserta kaki.

Di sinilah Zayyan berada, duduk di bawah pohon yang berada di belakang sekolahnya, tangannya memang memegang sebuah buku, namun, matanya menatap ke arah langit yang begitu cerah, pikirannya sudah melayang entah ke mana, hatinya kembali berdenyut ngilu mengingat masa-masa itu.

"Sebentar lagi kita lulus, dan lo malah udah pergi dari sini." Zayyan terkekeh hambar. "Apa lo masih ingat gue-Viona? gue pengen merayakan kelulusan nanti bersama lo juga, tapi...... mungkin itu hanya angan-angan yang nggak akan bisa terwujud, " lirih Zayyan pelan, sungguh hatinya begitu merindukan sosok Viona, ia hanya ingin cewek itu kembali berada di sampingnya.

"Kenapa lo bikin gue menderita kayak gini? kenapa lo buat hati gue tersiksa, Viona? " gumam Zayyan pelan, sangat pelan, ia menundukkan wajahnya dalam, mencoba menahan rasa sakit yang menyeruak di dalam hatinya.

ˏˋ°•*⁀➷

Jauh di sana, terlihat seorang cewek yang sedang duduk sendirian di depan kelas yang sudah terlihat kosong, ia terlihat tengah melamun dengan air mata yang sudah membasahi kedua pipinya.

"Sampai sekarang pun rasa bersalah gue ke lo masih ada, Zay, gue nggak tau harus berbuat apa, gue hanya berharap lo baik di sana, tolong jangan benci gue, gue selalu sayang sama lo, gue harap kita bisa bertemu kembali suatu saat nanti, " gumam Viona, dengan hati yang begitu sesak mengingat sosok yang berhasil mencuri hatinya.

Walaupun dirinya jauh, namun hatinya akan selalu sama, entah kenapa ia tidak bisa menghapus sosok Zayyan di dalam hatinya, semakin ia berusaha melupakannya justru semakin besar rasa rindunya pada Zayyan.

"Hey, kenapa nangis? "

Tanya seseorang berhasil menyadarkan Viona, dengan cepat ia menghapus air matanya dan menggeleng pelan, ia tersenyum pada orang itu, seolah dirinya baik-baik saja. "Gue nggak papa, tadi cuma pengen nangis, " alibi Viona

"Beneran? " tanya Salsa-teman dekat Viona selama di Jogja- sembari menatap Viona menyelidiki

"Bener, Sales...... udah selesai kan? " Salsa mengangguk sebagai jawabannya. "Yaudah, yuk balik."

Mereka berdua pun beranjak dari tempatnya, berjalan beriringan sambil sesekali bersenda gurau.

Apakah mereka akan benar-benar berpisah untuk selamanya? sedangkan Viona sudah menemukan kehidupan baru di kota ini, bahkan dirinya selalu mencoba untuk melupakan semua masa lalunya, ia akan mencoba untuk membuka lembaran baru di sini, tapi ia tidak akan pernah melupakan sosok Klara yang akan selalu menjadi sosok sahabatnya yang paling terbaik dari yang terbaik, Viona selalu berdoa semoga dirinya selalu mendapatkan yang terbaik di dalam hidupnya.

ˏˋ°•*⁀➷

BUKAN ENDING YA:)
YANG MAU TAU KELANJUTAN NYA, TETAP PANTENGIN PERJALANAN CINTA MEREKA DI SINI YA!!
JANGAN LUPA SUPPORT DENGAN VOTE DAN KOMEN KALIAN!!😄

SETELAH INI ADA PART YANG SERU DAN BIKIN BAPER LOHHH😙

ZaynaWhere stories live. Discover now