‧͙⁺˚*・༓☾ 𝑃𝐴𝑅𝑇 10 ☽༓・*˚⁺‧͙ -Maaf, Zay-

81 6 3
                                    

Setelah dari sekolahnya tadi, Viona langsung pergi menuju rumah sakit, dimana Zayyan di rawat, ia benar-benar melakukan niatnya untuk pindah dari SMA Angkasa. Ia sengaja mengurus surat-suratnya saat jam pelajaran berlangsung, supaya tidak ada seorang pun dari temannya yang mengetahui hal itu.

Sesampainya di rumah sakit, Viona bergegas mencari kamar, di mana Zayyan di rawat. Setelah bertanya pada salah satu suster di sana, dengan cepat, Viona melangkahkan kakinya hingga berhenti tepat di depan pintu ruang rawat Zayyan.

Cewek itu masih diam di tempatnya, sembari memandangi pintu berwarna putih polos didepannya, ia mencoba mengumpulkan sisa keberanian nya untuk masuk ke dalam sana.

Dengan tangan yang terasa dingin, Viona membuka pintu tersebut, "permisi," ucap Viona

Ketika pintu sudah benar-benar terbuka, netranya langsung tertuju pada sosok wanita paru baya yang sedang duduk di samping brankar.

Viona kembali menutup pintu ruangan dengan rapat, ia berjalan kearah Vira yang tengah berdiri sambil memandangnya, Viona mengulurkan tangannya untuk menyalami Vira.

"Temennya Zayyan ya? " tanya Vira

Viona tersenyum. "Iya tante, saya Viona. "

"Emmm, sebelumnya, saya kesini mau menjenguk Zayyan, saya juga mau minta maaf sama tante dan keluarga, karena gara-gara saya, Zayyan jadi masuk rumah sakit dan mengalami kritis, " tutur Viona, menunduk dalam

"Saya benar-benar minta maaf tante. "

Vira menyentuh kedua bagus Viona, membuat sangat empu refleks mengangkat pandangannya. "Kamu nggak salah Viona, ini semua sudah jalannya dari Allah, kita hanya bisa berdo'a buat kesembuhan Zayyan. "

Viona tertegun mendengarnya, ia pikir, Vira akan memarahinya dan menyalahkan dirinya, namun dugaannya salah, Vira sama sekali tidak bersikap seperti itu, justru membalas pengakuan Viona dengan sangat lembut.

"Tante memaafkan saya? " tanya Viona, memastikan

Vira tersenyum, lalu mengangguk. "Tante sudah memaafkanmu, Viona, jangan merasa bersalah dengan kejadian ini ya. "

Viona bernapas lega. "Iya tente, makasih sudah maafin saya. "

Vira mengangguk. "Kamu mau jenguk Zayyan kan?" Viona mengangguk sebagai jawabannya

"Tante titip Zayyan dulu ya, tante mau pergi sebentar, nggak papa kan? "

Viona tersenyum. "Nggak papa, tan. "

"Tante tinggal dulu ya. " Viona hanya mengangguk pelan

Viona memandang punggung Vira yang mulai menghilang di balik pintu, setelah pintu ruangan tertutup rapat, Viona mengalihkan pandangannya kearah Zayyan.

Viona melangkah, mendekati Zayyan yang terbaring lemah di atas brankar, infus terpasang di tangan kanannya dan alat bantu pernapasan yang terpasang di kedua lubang hidungnya, wajahnya terlihat sangat pucat, tidak ada celoteh yang biasa cowok itu lontarkan ketika bersamanya.

Viona mendudukkan tubuhnya di kursi yang berada di samping brankar. "Zay, ini gue Viona. "

"Lo denger gue kan? gue kesini mau minta maaf sama lo, gue selalu bikin lo celaka, " lirih Viona, tanpa ada jawaban dari lawan bicaranya

"Gue sadar, selama ini, gue memang punya rasa sama lo, tapi kenapa, ketika gue sadar bahwa perasaan lo juga sama, masalah ini malah muncul. "

"Sekali lagi gue minta maaf, Zay." Viona menitikkan air matanya

"Gue juga mau pamitan sama lo, gue mau pindah ke Jogja Zay, gue bakal pindah sekolah kesana dan entah sampai kapan gue bersinggah di kota itu. "

"Lo jaga diri baik-baik di sini ya, jangan lupain gue, tetap jadi Zayyan yang gue kenal, kalo bisa kurangin tuh jiwa jail lo yang sudah mendarah daging. " Viona terkekeh kecil di sela isakannya, hatinya benar-benar terasa sesak untuk mengatakan hal ini

ZaynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang