🍂 Kejutan Untukku dan Untuknya 🍂

1.3K 77 83
                                    

Kembali meringkuk pada selimut yang menggulung dirinya

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Kembali meringkuk pada selimut yang menggulung dirinya. Menatap Fauzan malah semakin membuat dirinya sakit hati. Fauzan juga bersikap biasa saja tanpa ada pancingan obrolan sedikitpun.
"Aku masih sibuk Celine. Satu harian ini aku belum bisa diganggu."
"...."

Mengepalkan kedua tangannya geram mendengarkan obrolan Fauzan dengan wanita pengganggu baginya.
'Mas Fauzan gak paham hati Aira? Seenaknya berbicara dengan wanita lain gak memperdulikan Aira. Mas Fauzan kenapa? Mas Fauzan kenapa berubah drastis seperti ini? Mas Fauzan udah gak perduliin Aira lagi, mas Fauzan udah gak cinta lagi dengan Aira?'

"Mas ada jadwal meeting hari ini. Mas udah pesankan menu sarapan untuk kamu dan makan siangnya nanti mas pesankan juga. Aira langsung Salat aja tanpa menunggu mas. Mas Salat di ruangan kerja mas."

Tidak merespon apa-apa. Rasanya malas.
'Enggak usah perhatiin Aira kalau Mas masih bersikap dingin ke Aira. Aira bisa sendiri.' Gerutu dalam hatinya.
BAMMM! Menangis sejadi-jadinya di saat Fauzan benar-benar sudah meninggalkannya.

~ Kediaman Hanum

Motor yang ia masih parkirkan pada area luar pagar rumah ibu Aira. Dengan niatan nekatnya, Dafa menguatkan hati untuk menemui ibu Aira.
"Permisi, Assalamualaikum....!"
Menunggu dan belum juga ada sahutan dari siapapun.
"Assalamualaikum....!"
CEKLEK!
"Waalaikum....salam. Nak Dafa?"

Mengangguk dan menampilkan senyum kikuknya. Hanum segera membuka pagar rumah dan mempersilahkan masuk.
"Ada apa nak Dafa? Tumben kamu ke sini. Mau cari siapa?"
"Hmm.... Memang mau ketemu dengan Ibuk."
"Ibuk?"
Mengangguk membenarkan.

Hanum sedikit bingung dan gelisah. Ia melirik sekitar rumahnya. Memastikan tidak ada siapapun.
"Kita duduk di luar saja. Enggak enak kalau di dalam, Dafa."
"Boleh Buk."
"Sebentar ya. Ibuk ambilkan minum dulu."

'Aku harus menyampaikan ini semua. Aku gak mau semuanya terlanjur dan terlambat.'
Tak berapa lama, Hanum kembali menghampiri dengan membawa segelas air mineral yang ia suguhkan di hadapan Dafa.

Menarik satu kursi dan menatap lekat keanehan gerak-gerik Dafa.
"Ada apa? Biasanya kamu kalau ke sini ada tujuan mau ketemu Aira. Tapi sekarang malah Ibuk yang kamu cari."
"Buk, Aira gak bahagia dengan pernikahannya. Ibuk pasti tahu kan? Dafa datang ke sini untuk menyampaikan hal ini Buk."
"Astaghfirullah.... Kamu ini datang-datang langsung mengejutkan Ibuk dengan pernyataan kamu ini."

Menegapkan tubuhnya. Respon Hanum menambah rasa cemasnya.
"Kenapa Dafa? Aira anak Ibuk sudah menikah dengan pilihannya."
"Bukan pilihan Aira, Buk. Dafa tahu ini semua sebab perjodohan. Ini semua Aira terima sebab desakan Ibuk dan keluarga Fauzan."
"Bagaimana bisa kamu menyimpulkan seperti itu Dafa?! Tidak ada yang menjodohkan. Nak Fauzan datang ke Ibuk meminta restu, nak Fauzan menyampaikan niat baiknya langsung ke Aira. Memang tidak mudah Daf. Nak Fauzan berulang kali mendapatkan penolakan dari Aira. Tapi tidak ada kata putus asa. Nak Fauzan terus membuktikan ke Ibuk dan keluarga Ibuk atas keseriusannya."

Menanti Lillahحيث تعيش القصص. اكتشف الآن