🍂Dia Dalam Ingatanku🍂

371 52 9
                                    

Dengan rok sepaha dan crop top yang terpilih, Aira meringis ngeri memandang pantulan dirinya di cermin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dengan rok sepaha dan crop top yang terpilih, Aira meringis ngeri memandang pantulan dirinya di cermin. Malam ini kembali lagi mereka ingin menghabiskan waktu yang ada. Lagi dan lagi Aira berbohong. Selalu mengandalkan tas, buku dan kerudungnya.

"Aku mohon, jangan lama lagi pulangnya ya! Soalnya Ibuk udah curiga ke aku."
"Tenang Aira. Malam ini kita datang lebih awal. Jadi, masih ada 4 jam untuk kita bersenang-senang."
"Alright! Tunggu apa lagi? Ayo sekarang! Semua udah pada nungguin kita."

Clara yang memang lebih unggul dari mereka semuanya mulai menuntun teman-temannya memasuki ruangan club. Mereka menyapa kepada yang sudah lebih dulu menunggu. Aira selalu mendapatkan botol-botol dan gelas-gelas yang berisikan minuman beralkohol.

Sampai sekarang Aira masih merasa aman. Sebab ia berhasil menjaga dirinya dari minuman haram tersebut. Berbagai macam rayuan teman-temannya, tetap Aira bersikeras menolak. Sebab ia takut jika pulang dalam keadaan mabuk seperti teman-temannya.

"Hai, cantik." Satu sapaan dari pria yang sudah mengambil tempat di samping Aira.
Dengan santainya ia merangkul pundak Aira. Aira risih dan langsung ingin berpindah. Si pria sedikit geram ingin menarik Aira lebih mendekat namun langsung mendapat tepisan dari tangan teman wanita Aira.

"Jangan berani macam-macam! Temanku ini masih tersegel." Kedipan mata Mila pada teman prianya seakan memberikan sebuah kode.

Berjam-jam menghabiskan waktu pada ruang kemerlap yang minim pencahayaan terang. Hanya lampu-lampu disco yang menyorot seiring musik berdentum. Selalu aroma menyengat alkohol yang bisa Aira hirup. Berulang kali pun Aira memalingkan wajahnya dikala temannya dengan sengaja melakukan hal tidak senonoh di hadapannya. Mereka selalu menjahili Aira yang masih terus saja bersikap polos.

"Aira, ikut gue yuk!"
"Mau kemana Mila?"
"Cari udara segar. Di sini terlalu nyengat banget aroma alkoholnya. Gue juga mau ngerokok sebentar. Lo yang masih waras, jadi gue butuh ditemani sama Lo."
Aira melirik waktu pada layar handphone nya. Ia menggeleng menolak ajakan Mila.

"Maaf Mil. Udah waktunya aku pulang. Kalau gak pulang sekarang, Ibuk pasti marah lagi."
"Ya ampun Aira.... pengecut banget sih Lo. Kasih alasan kan bisa? Bentaran doang. Ayo ke atas!"

Aira menurut pasrah dan mulai mengikuti langkah Mila. Ke ruangan atas yang belum pernah Aira telusuri. Tetap sama gelapnya. Hanya saja, yang ia lihat ialah beberapa pintu ruangan seperti penginapan. Mila menghentikan sebentar langkahnya. Dari balik telepon Mila, Aira mendengar sebuah obrolan yang ia tidak mengerti apa maksudnya.

Tak lama, pintu terbuka dan tertampil satu wanita berpakaian minim tengah keluar dengan sempoyongannya. Bau alkohol sangat menyeruak pada ruangan yang sudah terbuka lebar. Mila menghadap ke arah keterbingungannya Aira.

"Masuk Aira!"
"Hah! Kenapa? Bukannya tadi kamu bilang butuh udara segar. Kenapa harus ke ruangan ini?"
"Udah jangan banyak tanya. Masuk dulu, nanti kamu baru tahu kita mau ngapain di sini."

Menanti LillahWhere stories live. Discover now