🍂Kehadiran Tamu🍂

355 48 0
                                    

"Mbak, ada tamu yang nyariin Mbak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mbak, ada tamu yang nyariin Mbak."
Aira menoleh dan menatap bingung. "Siapa Nia?"
"Enggak tahu Mbak. Mbaknya cantik. Kayaknya kenal banget dengan Mbak."

Aira menghentikan kegiatannya. Ia membersihkan terlebih dahulu dirinya dari semua tepung-tepung yang menempel. Berjalan keluar dan langsung disambut oleh teriakan riang si wanita cantik yang dimaksud Nia.

"Aira....!! Akhirnya aku benar-benar bisa nemuin jejak kamu. Hihihi...."
Aira menyunggingkan senyum ramahnya. Ia tidak menyangka akan bertemu kembali dengan Namira yang baru ia kenali di acara ultah Mamanya Fauzan kemarin. Pelukan Namira menyesakkan tubuh kecil Aira.

"Mbak.... Aira susah napas."
"Hahaha.... sorry Aira. Aku excited banget ketemu kamu. Dan.... ini sangat luar biasa Aira....!! Kamu benar-benar sehebat ini. Ini impian aku Aira....!!"

Para pengunjung dan semua karyawan Aira terheran melihat hebohnya tamu bos mereka. Aira Sedari tadi hanya tertawa puas bila melihat ekspresi cara bicaranya Namira. Sosok yang memang memiliki karakter sangat ekspresif.

"Mbak duduk dulu deh. Enggak enak kalau menerima tamu sambil berdiri begini."
"Hihihi.... aku gak perduli Aira. Aku boleh kan keliling dulu di toko kamu? Aku suka banget suasananya Aira."
"Boleh. Tapi sebelumnya, Mbak mau apa? Biar Aira minta tolong karyawan Aira untuk siapin."
"Semuanya kalau bisa. Aku pengin cobain yang belum pernah aku coba. bolehkan? Aku bayar kok."
"Ya ampun Mbak, gak perlu. Ini gratis dari Aira."
"Oh, yang benar? Kalau gitu sih aku mau. Hihihi...."

Aira menggeleng menanggapi sikap Namira yang benar-benar sangat lucu. Ia pun mulai menemani Namira mengelilingi semua area tokonya. Toko kecil yang sudah sangat bersyukurnya ia miliki.

"Mbak dari mana tahu toko Aira?"
"Dari tante Mayang. Mamanya Fauzan, pacar kamu."
"Mbak! Jangan beranggapan yang aneh-aneh. Aira dan mas Fauzan cuma berteman."
"Alahhhh.... jangan menampik Aira. Kelihatan dari gelagat aneh kalian berdua. Lagian udah sih, jadian aja."
"Kenapa jadi ngebahas ke arah situ sih Mbak?!"
"Hahaha.... habisnya kamu tiba-tiba sensian."
"Maaf Mbak."

Namira tersenyum geli jika melihat raut menunduk Aira. Terkesan ada sesuatu yang ia sembunyikan.

"Ok, kita bahas yang lain. Jujur, aku ke sini karena penasaran banget dengan usaha yang sedang kamu geluti ini Aira. Aku benar-benar menginginkan apa yang sedang kamu tekuni ini. Aku bersusah payah belajar tapi gak berhasil. Udah pindah ke satu guru ke guru yang lain tetap aja nol hasilnya. Padahal, ini impian aku dari kecil."
"Setiap manusia itu pasti punya keinginan Mbak. Tapi, hanya Allah yang tahu apa yang cocok dan butuh untuk kita."

Namira cemberut akan pesan yang Aira sampaikan.
"Enggak adil dong. Terkesan terpaksa gak sih? Aku memang punya usaha lain. Mendirikan Butik. Cuma itu bukan inginku. Aku terjebak dengan rayuan teman-temanku untuk bekerjasama. Dunia fashion, aku gak terlalu suka."

Aira melirik diri Namira dari bawah hingga ke atas. Membuat Namira mengerutkan keningnya mendapati lirikan selidik Aira.

"Kamu kenapa sih?"
"Fashion Mbak ini ok banget loh. Memang pantas banget di dunia fashion."
"Ini tuntutan. Aku dijadikan kelinci percobaan sama mereka. Aku bagaikan manekin. Semua rancangan mereka terus terinspirasi dari aku Aira. Aneh banget kan?"

Menanti LillahWhere stories live. Discover now