🍂Teman Jadi Ipar?🍂

406 49 2
                                    

"Namira, di depan Lo udah ditungguin tuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Namira, di depan Lo udah ditungguin tuh."
"Siapa?"
"Tante tante rempong yang kemarin Mir."
Namira langsung saja keluar ruangannya dan melihat siapa yang benar-benar sudah menunggunya.

"Tante Mayang?"
Mayang tersenyum sumringah di saat Namira sudah menemuinya.

"Ada perlu apa Tan? Namira sibuk banget hari ini. Nanti Namira juga mau keluar ikut kelas Baking Namira."
"Yahhhh.... berarti gak bisa nemenin tante hari ini ya?"

Dahi mengernyit di saat kembali lagi ia dihadapkan dengan sikap merengek Mayang. Ia menimbang jadwal dirinya.

"Enggak lama-lama kan Tan? Kelas Bakingnya sekitaran jam 2 Tan. Dan kalau tetap pengin keluar, Namira selesain dulu kerjaan Namira yang di sini. Tante mau nunggu kan?"
"Enggak apa-apa Namira. Tante boleh masuk ya? Sekalian mau lihat-lihat kesibukan kamu. Hihihi...."

Namira menyetujui dan mempersilahkan Mayang untuk memasuki Butiknya. Butik yang ia buka 3 tahun lamanya bersama dengan sang teman.

Seisi ruangan mulai kembali bosan dengan kehadiran Mayang. Mereka sudah mengenal bagaimana sosok Mayang. Selalu heboh dan terlalu banyak menilai.

"Kerja yang benar ya. Jangan sampai ada yang salah desain!"
'Ihhhh.... apa-apaan sih. Kalau ke sini pasti heboh muluk tuh mulut. Dasar Ibuk-ibuk rempong.' Dengus batin salah satu karyawan Namira.

Namira hanya tersenyum geli bila ia memergoki mereka yang memasang raut kesalnya.

"Kamu udah jaya seperti ini masih mau mencari pengalaman lain? Apa gak capek Namira?"
"Enggak lah Tan. Kalau apa yang kita lakukan itu memang yang kita sukai, pasti ngerasa nyaman aja. Tapi.... Namira susah banget mahir dalam dunia Baking. Oh, iya Tan. Tante tahu gak dimana alamat rumah Aira? Atau Tante punya nomor teleponnya gak?"

Mayang tercekat dengan pertanyaan Namira.
'bisa-bisanya Namira membahas si anak itu.'

"Namira pengin banget mengenal dekat dengan Aira. Kemarin Namira lupa minta nomor telponnya Tan. Tante pasti punya kan?"
"Ih! Untuk apa Tante simpan nomor dia. Kamu kok malah ngebahas anak itu sih?! Jangan sampai kamu dekat-dekat dengan dia Namira!"

"Loh, emangnya kenapa Tan? Aira anaknya asik. Dan yang paling Namira sukai, kita berdua satu hobi yang sama. Sama-sama penyuka dunia Baking. Namira pengin banyak belajar pengalaman dari Aira, Tan."
"Enggak perlu repot-repot minta bantuan dengan dia. Kamu kan bisa bayar guru untuk kamu jadikan panutan. Anak itu juga belum tentu hebat."

"Tante tahu sendiri kan kalau kue-kue buatan Aira semuanya enak-enak. Di acara ultah Tante kemarin semuanya pada suka dengan kue-kue Aira kok Tan. Namira ngerasain juga dan memang terbukti enak."

Mayang berdiri gelisah di saat Namira tidak berhentinya mengagumi sosok Aira. Ia memanas dan ingin sekali menghentikan pembicaraan Namira tapi ia tidak mau mengecewakan calon menantu impiannya ini. Hingga pekerjaan Namira pun sudah selesai ia kerjakan. Menyusun dan menyampirkan tasnya. Ia mulai menggandeng tangan Mayang untuk memulai perjalanan mereka.

Menanti LillahWhere stories live. Discover now