🍂Gagal🍂

358 53 9
                                    

Aira menatap jalanan yang terus mereka kelilingi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aira menatap jalanan yang terus mereka kelilingi. Hampir satu jam lamanya sampai Aira bingung akan dibawa kemana. Albi sampai tertidur pulas pada pangkuannya. Berulang kali menatap layar handphone nya yang terus menampilkan aktivitas chat grupnya. Elsa, Nisa, Acha dan Jessy sudah terlihat mulai mempersiapkan tempat yang akan mereka jadikan sebuah kejutan untuk Dafa. Terbukti dari semua foto-foto yang mereka kirimkan.

"Mbak, Mas, masih jauh lagi? Albi juga udah tidur Mbak, Mas." Tegur halusnya.
Dari arah depan, Delia mengintip kondisi anaknya yang memang sudah tertidur pulas pada pangkuan Aira. Ia tersenyum sembari sedikit terkekeh kecil.

"Sebentar lagi kita sampai Aira. Kamu tenang dulu ya." Ujar Arbani yang masih fokus pada arahnya.

Aira dibuat gelisah. Mengelilingi beberapa area jalanan Jakarta dan pada akhirnya mobil mereka memasuki area gedung tinggi yang sangat asing baginya.

Dari awal mereka tiba, langsung disambut hangat oleh beberapa pelayan berpakaian rompi hitam.

"Kita ngapain ke sini Mbak?" Tanya Aira dengan keterbingungannya.
"Istirahat dari perjalanan kita."
"Mbak, Mas, kita pulang sekarang aja ya? Aira juga ada rencana lain. Teman-teman Aira udah nungguin Aira."

Delia tak menjawab. Ia mengambil alih Albi yang masih tertidur pulas pada gendongan Aira.

"Selamat datang mbak Aira!"
Aira tersentak dengan sapaan satu pelayan yang memiliki name tag pada rompinya. Tertulis juga nama sebuah Hotel yang mereka kunjungi. Staf Hotel tersebut sedang menyambut dirinya dengan senyuman ramah mereka.
"Mari Mbak. Kita langsung ke dalam saja."

Aira masih terdiam berdiri pada posisinya enggan untuk mengikuti arahan mereka. Delia dan Arbani meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Aira, ayo! Sehabis dari sini kita langsung antar kamu ke rencana kamu lainnya. Sebentar aja."

Aira pun mengikuti langkah mereka pelan dari arah belakang sembari melihat seisi ruangan gedung yang ia tahu bahwa ini ialah sebuah Hotel. Hotel mewah menurutnya.

"Selamat datang Arbani, Delia!"
"Hai, terimakasih. Sambutan mereka sangat ramah. Akhirnya, sekian tahun aku bisa ketemu dengan kamu lagi. Dan sangat mengejutkan dengan kesuksesan kenalanku yang satu ini."

"Hahaha.... ini bukan apa-apa. Aku juga mendapatkan bantuan dari sohib kamu."
"Sohib kamu juga toh."
"Ya sudah, kalian berdua boleh menikmati hidangan yang memang sudah sejak tadi kita persiapkan. Untuk si manis Aira, boleh ikuti 2 staf ku ini!"

Aira menggeleng tidak mau. Ia bingung kenapa harus ia sendiri yang mengikuti arahan 2 staf Hotel tersebut.
"Ayo, mbak Aira!"

Dengan bujukan Delia, Aira pun pasrah mulai melangkahkan kakinya. Mengikuti langkah 2 staf Hotel menuju arah belakang Hotel. Sampai di ambang pintu yang luas, 2 staf tersebut mempersilahkan Aira untuk lebih dalam memasuki areanya.

Menanti LillahWhere stories live. Discover now