‧͙⁺˚*・༓☾ 𝑃𝐴𝑅𝑇 8 ☽༓・*˚⁺‧͙ -Sayang?-

Start from the beginning
                                    

"Agrh! " erang Zayyan, terjatuh dengan lutut dan satu tangannya yang menjadi tumpuan, tangan kanannya menekan kuat perutnya yang terasa sangatlah sakit.

Viona berjongkok sambil memegangi lengan Zayyan dengan perasaan khawatir. "Zay, gue mohon bertahan, kita harus lari, jangan sampai kita ketangkep mereka lagi. "

Zayyan menggeleng pelan, sambil sesekali meringis kesakitan. "Lo aja yang lari Viooo, tinggalin gue di sini, selamatkan diri lo, " suruh Zayyan pelan

"Lo gila!! mana mungkin gue ninggalin lo dalam kondisi kayak gini. "

"Kita harus lari sama-sama, Zay. "

"Agrh! g-gue gak kuat lari lagi, " lirih Zayyan di tengah rintihannya

Viona menggigit jari telunjuknya bingung, sungguh ia sangat cemas dengan situasi ini. "Viona ayo berpikir, Vio...... "

Sedetik kemudian ia tersenyum, "Zayyan, kita sembunyi di semak-semak itu. "

Bergegas Viona membantu Zayyan berdiri, memapahnya untuk berjalan kearah semak-semak yang berada di pinggir jalan dan sembunyi di sana.

Tidak lama kemudian, ketiga penculik itu datang dan berhenti tepat di depan persembunyian mereka.

Viona memejamkan kedua matanya, bahkan ia tidak sadar memeluk tubuh Zayyan sangat erat, ia menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara.

"Ck! cepat sekali larinya, " ucap Jack

"Kayak titisan super dede, " imbuh Eko

"Kalian gak usah banyak cincong, sekarang kita kejar mereka lagi, " timpal Bram

Ketiga penculik itu pun akhirnya pergi. Helaan napas lega keluar dari bibir Viona.

"Sekarang kita pergi dari sini. "

Viona kembali memapah tubuh Zayyan, mereka berjalan keluar dari persembunyiannya.

Namun, baru beberapa langkah, Zayyan mendadak berhenti, ia meremat perutnya kuat, raut wajahnya terlihat sedang menahan rasa sakit. Viona yang melihat hal itu tentu panik bukan main.

"Zay, lo kenapa?! "

Zayyan menautkan kedua alisnya, sambil memejamkan matanya erat. "Gue gak tau, perut gue rasanya sakit bangett, " lirih Zayyan

Viona menutup mulutnya, panik, cemas dan khawatir bercampur menjadi satu. "Kita cari rumah sakit dekat sini ya. "

"Gue gk kuat jalan, Vio. "

"Zay, gue mohon bertahan, lo jangan ngomong kayak gitu, jangan bikin gue tambah khawatir, lo kuat Zay, gue mohonn." ujar Viona, menitikkan air mata

Zayyan mengangkat salah satu tangannya, dan mengusap lembut jejak air mata yang membasahi kedua pipi Viona. "Lo jangan tangisi gue, gue gak papa. "

"Tapi lo-"

"Agrh! "

Zayyan makin memperkuat rematan pada perutnya, membuat Viona semakin cemas sekaligus bingung harus bagaimana, ia tidak bisa membiarkan Zayyan kesakitan seperti ini.

"Gue mohon bertahan Zay, kita ke rumah sakit sekarang!"

Zayyan menatap Viona, lalu tersenyum samar. "Gue harap, gue masih bisa melihat wajah lo, Viona-agrh!! "

Viona mencoba menahan tubuh Zayyan yang kehilangan kesadarannya, namun, karena tenaga Viona yang tidak sekuat itu, akhirnya Viona terduduk di tanah sembari memangku kepala Zayyan.

Berulang kali Viona menepuk pipi Zayyan, berharap cowok itu mau membuka matanya, namun nihil, Zayyan benar-benar kehilangan kesadarannya.

"ZAYYAN BANGUN! GUE MOHON!" seru Viona terisak

"Tolong! siapa saja tolong! "

"Zayyyan! lo denger gue kan?! lo masih sadar kan Zay, gue mohon lo bangun, jangan tinggalin gue, Zayyan!" Viona terus mengguncang tubuh Zayyan yang tak berdaya itu


"ZAYYAN BANGUN!!! " Viona merengkuh erat tubuh lemas Zayyan, ia berharap cowok itu baik-baik saja


ˋ°•*⁀➷

MINTA SUPPORT NYA TEMEN":>>

MAKASIH

ZaynaWhere stories live. Discover now