55

4.7K 519 10
                                    

Ini hari ke 4 enjel ke psikiater, syukurnya enjel sudah mulai bisa berdamai dengan trauma nya, walaupun kadang di satu waktu dia suka teriak ketakutan padahal gak terjadi apa2.

Enjel juga sudah gak takut lagi sama bunda nya, tapi sama papa nya kadang dia suka masih takut. Tapi gpp itupun sudah ada kemajuan.

"Udah wangi, sekarang kita berangkat yuk udah ditunggu sama aunty cindy" ucap shani setelah selesai memandikan dan memakaikan baju enjel.

Enjel cuman menatap shani saja tanpa mengeluarkan suaranya, nah ini salah satu dampaknya enjel jadi lebih pendiem.

"Mau di gendong apa jalan sendiri dek" ucap shani.

"Gendong" ucap enjel dan shani pun menggendong enjel.

"Sama siapa buna.?" tanya enjel

"Sama papa sayang" ucap shani dan enjel langsung diem.

"Gpp sayang ada bunda oke" ucap shani menenangkan enjel.

"Udah selesai yuk berangkat" ucap cio yg udah dibawah.

"Udah papah" ucap shani menirukan suara anak kecil.

Enjel langsung bersandar dipundak shani.
Cio yg melihat itu menarik nafas panjang, shani yg paham dengan perasaan suaminya itu hanya bisa menguatkan saja.

Shani mengelus pundak suaminya lembut dan ngasih senyuman termanis dia, menguatkan cio dengan cara itu sangat ampuh cukup dengan senyuman saja wkwk

Di mobil gracio yg menyetir dan shani disampingnya dengan memangku enjel menghadap nya, tapi muka enjel menghadap ke jendela samping gak mau liat cio.

"Dedek dedek mau apa sayang nanti papa beliin apapun yg dedek mau" ucap cio yg masih berusaha ngajak anaknya komunikasi.

Enjel cuman diem aja gak merespon ucapan papa nya.

"Tidur" tucap cio tanpa mengeluarkan suara.

Shani melihat kebawah, lalu menggeleng kalo enjel engga tidur.

"Dedek mau liburan gak.? Kita liburan yuk dedek mau pergi kemana sayang" ucap cio.

Shani mengusap punggung enjel, dia gak mau memaksakan anaknya untuk merespon ucapan cio.

"Ehh iya bun dedek waktu itu pernah bilang pengen kucing kaya Katrin katanya, sekarang masih mau gak dek" ucap cio yg mengundang pelototan shani.

Gracio menelan ludahnya susah payah ketika shani melotot.

Enjel langsung mengangkat kepalanya ketika mendengar kata kucing, dia melihat shani dengan mata berbinar.
Shani terpaksa tersenyum didepan enjel.

"Dedek mau.?" tanya shani.

Enjel menganggukkan kepalanya.

"Coba bilang lagi ke papah kaya yg waktu itu dedek bilang" ucap shani.

Enjel ragu menengok ke papah nya. Gracio menepikan mobil nya dulu dipinggir jalan.

Shani mengangguk dan tersenyum ketika enjel menatap nya lagi.

Enjel pun menggeleng dan memeluk shani lagi ia menatap jendela samping kembali.

Gracio membuang nafas kecewa, hampir saja anaknya itu mau tapi mungkin belum saat nya.

.
Enjel sudah masuk ruangan dengan ditemani shani, sedangkan Gracia dia nunggu diluar dengan memainkan hp nya.

Family❤

Chika:
Bun pah gimana dedek.?

Masih diruangan kak

Chika:
Ohh yaudah, kabarin ya pah perkembangan dedek gimana.

Iya nanti papa kabarin.

Zean:
Nice bapak cio👍

Ehh ko kalian bisa main hp.?
Bukannya ini masih jam pelajaran ya.

Zean:
Apa itu belajar.? Udah pinter kita mah pah.

Zean jangan macem2 ya kamu.

Tian:
Menyimak lebih baik.

Chika:
Guru2 pada rapat pah, jadi bebas.

Zean:
Ko di spill sih kak, gak seru banget.

Chika:
Apasih zoy.

Tian:
Kak sini ke kantin makan.

Chika:
Males ada si Zoya😪

Zean:
Ner bener si yessica ini😤

Udah ko jadi berantem,
kalo mau langsung baku hantam aja jangan digrup gini.

Tian:
Emang gak ada yg bener😶

Cio langsung berdiri ketika pintu ruangan terbuka.

"Gimana.?" tanya cio.

"Allhamdulilah ada kemajuan" ucap shani.

Cio mengusap kepala enjel yg penuh dengan keringat.

"Mau digendong papa gak.?" ucap cio.

"Tuh mau digendong papa gak dek" ucap shani ke enjel yg ada di gendongannya.

Karna enjel yg sudah lemes dan capek makanya dia cuman diem dan menyenderkan kepalanya ke pundak shani

"Langsung angkat aja" ucap shani tanpa suara.

Gracio langsung mengangkat tubuh enjel sudah lama dia gak menggendong anaknya itu.

Shani tersenyum ketika enjel gak berontak lagi kaya kemaren2 malah anaknya itu menyenderkan kepalanya dengan nyaman dipundak cio.

"Tebus obat dulu ya mas" ucap shani.

"Baru lagi obat nya.?" tanya cio.

"Iya ada satu yg baru, dan ditambah vitamin juga" ucap shani dan cio menganggukan kepala.

.
Malam harinya sesudah makan malam, enjel meminum obat yg tadi dikasih dokter cindy.

"Purssttt huek" (anggap aja suara semburan wkwk) paitttt" ucap enjel menyemburkan obat nya.

"Aduh dek kena muka bunda" ucap shani karna posisi dia jongkok didepan enjel yg duduk di sofa.

"Pait buna gak mau" ucap enjel dengan mata berkaca kaca.

"Kenapa sayang.? Loh hahahha" ucap cio yg baru keluar kamar mandi dan melihat muka shani banyak cairan merah.

"Puas banget ketawanya" ucap shani sinis sambil mengusap wajahnya dengan tisu.

"Minum lagi ya dek, yg tadi belum ketelen loh" ucap shani.

"Gak mau bunaa" dengan enjel.

"Kan dedek pinter,kalo minum obat gak susah, nanti abis ini langsung mimik biar paitnya ilang" ucap shani membujuk

"Yaudah dedek gak pintel aja jadi jangan minum obat" ucap enjel.

"Gak gitu konsepnya dek, minum lagi yaa" ucap shani yg menyiapkan obatnya kembali.

"Ahh buna mah" enjel enjel.

"Langsung Telen dek" ucap shani dan akhirnya enjel berhasil menelan obat yg katanya pahit.

"Aaaa pait buna hiks" ucap enjel.

"Nih minum dulu, pinter banget sih anak bunda muach" ucap shani mencium pipi enjel.

"Anak papa juga muach" ucap cio mencium pipi enjel juga.

Enjel langsung berenti nangis dan menatap cio.
Cio yg ditatap seperti itu jadi merasa aneh.




Jangan lupa vote dan komen.
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.

Guys kalo kerjaan aku longgar aku bakal up kaya biasanya ya tapi kalo engga berarti cuman part ini doang.

Tanggal merah ko masih kerja.?
Jawabannya saya punya usaha sendiri.

PerjodohanWhere stories live. Discover now