43

4.4K 486 21
                                    

Enjel sudah nyampe ke rs dengan sus ida.

Dia langsung nangis ketika melihat shani.

"Buna hiks tinggalin dedek hiks, dedek sendili dilumah, gak ada buna, hiks gak ada papa, gak ada kka, gak ada abang al, hiks gak ada abang el" tangis enjel yg duduk dipangkuan shani

Shani,cio,dan zean terkekeh gemes melihat enjel yg ngadu.

"Maafin bunda ya bunda udah tinggalin dedek muach" ucap shani mencium pipi enjel.

"Mau mimik bunaa hiks" ucap enjel.

"Lagi nangis kaya gituh masih inget mimik kamu dek" ucap zean menggelengkan kepala.

Shani langsung membuka kancing bajunya dan mulai ngasih asi ke enjel.

"Bun aku tunggu tian ya gpp kan" ucap cio.

"Iya gpp, kasih kabar kalo ada apa2" ucap shani.

"Aku ikut pah, males kalo disini" ucap zean.

Cio dan zean pun menunggu diluar ruangan tian yg masih belum bisa dijenguk karna masih tahap pantauan dokter.

Sedangkan diruangan chika, ada shani, enjel, dan sus ida.

"Udah.?" tanya shani ketika enjel melepaskan mimik nya.

Enjel mengangguk lalu turun dari pangkuan shani dan berjalan ke brankar chika.

"Mau kemana sayang" tanya shani.

"Mau bangunin kka,bobo telus dedek mau main sama kka" ucap enjel.

"Ehh jangan dek kka lagi sakit"ucap shani mengikuti Langkah enjel.

"Naik buna" ucap enjel pengen naik ke brankar chika

Shani mengangkat enjel "jangan dibangunin ya, kasian kka nya" ucap shani mengusap kepala enjel yg lagi menatap chika.

"Ini kenapa.?" tunjuk enjel ke perban chika.

Chika mengerjakan matanya dan terbangun, dia menatap kosong ke langit2.

"Kakak bangun yey"ucap enjel seneng, chika langsung melihat adiknya itu.

"Kak"ucap shani lembut.

Chika menatap dalam bundanya itu yg sedang tersenyum manis.
Tanpa terasa air matanya turun tanpa diminta.

Enjel langsung mengusap air mata chika.
"No nangis kak, ini nya sakit ya, sabal ya kak" ucap enjel menunjuk perban chika.

"Kenapa sayang,kka mau apa.?" tanya shani.

"Tian, kka mau tian bunda" ucap chika lirih.

Enjel menatap shani polos lalu menunjuk dagu nya seolah2 olah lagi mikir.

"Aha! Telpon abang el buna suluh kesini" ucap enjel mendapat ide.

Shani tersenyum dengan tingkah anak bungsunya, lalu dia mengusap kepala enjel.

"Kka makan dulu ya" ucap shani mengalihkan pembicaraan.

"Gak mau bunda, kka mau tian" ucap chika lirih.

"Iya nanti ketemu tian, tapi harus makan dulu ya" ucap shani.

"Bunda suapin ya" ucap shani setelah menaikan brankar chika lalu membawa makanan chika dan menyuapi chika.

"Heheh kka kaya dedek mam nya di suapin" ucap enjel terkekeh chika tersenyum melihat kegemasan adiknya.

"Udah bunda" ucap chika.

"Yaudah minum dulu nih terus minum obatnya" ucap shani.

"Mau ke tian bunda" rengek chika.

'' iya nanti bunda tanya dulu dokter ya" ucap shani.

.
Diruangan tian, dokter sudah memberi tau bahwa tian sudah diperbolehkan untuk dijenguk tapi harus 1 orang.

Cio yg masuk terlebih dahulu, dengan memakai pakaian khusus.

Lemas itu yg dirasa gracio ketika masuk keruangan itu dan melihat anaknya yg terbaring lemah dengan banyak nya alat medis.

Gracio perlahan mendekat dengan rasa sesak di dada nya.

"Papah harap kamu kuat bang, ayok lewan rasa sakit nya bang, papah mohon bertahan hiks" ucap cio bergetar dan runtuh sudah pertahanan dia.

"Maaf ini semua salah papa, harusnya papa dari awal jujur sama kka dan gak ngomong yg engga2 sama kka cup" cio mencium kening tian lama.

Kini giliran zean yg masuk.
Belum apa2 dia sudah menangis disamping tian.

"Hiks maaf toy kalo aku cengeng"

"Kenapa harus kamu toy kenapa hiks, aku mohon bangun toy aku kangen hiks" ucap zean. Dia langsung keluar karna udah gak sanggup ada diruangan itu.

Keluarnya zean berbarengan dengan datang nya chika yg duduk di kursi roda dengan didorong bunda nya dan enjel yg dituntun sus.

"Ini semua gara2 lo yessica, puas lo bikin kembaran gue terbaring lemah gini" ucap zean menunjuk chika dengan emosi.

Gracio dan shani tentu kaget dengan reaksi zean yg seperti itu.

Shani langsung mengkode sus untuk membawa enjel pergi dari sana.

"Bang...

"Apa bun jangan membela dia terus" ucap zean.

"Maaf" lirih chika yg sudah menangis dan menunduk.

Shani menguatkan kan chika dengan mengusap pundak chika.

"Kalo ada yg harus disalahkan atas semua ini, salahkan papah karna awal dari permasalahan ini ada dari papah" ucap cio tegas.

"Dia yg bikin tian koma pah" ucap zean.

"Dan papah penyebab kka kecelakaan" ucap cio.

"Pah bang udah, jangan saling salah2an terus, ini semua sudah takdir" ucap shani menengahi.

"Ngapain lo kesini.? Jangan harap gue ngijinin lo masuk" ucap zean ke chika.

"Alzean" tegas cio.

"Jaga ucapan mu itu dia kka kamu" ucap cio lagi.

"Dia bukan kka aku" ucap zean.

Deg..

Chika yg mendengar itu sakit sekali, sudah tidak dianggap kka oleh adiknya.

Chika melihat kearah zean dengan air mata yg terus ngalir.

"Aku mohon ijinin aku masuk liat tian untuk yg terakhir kalinya, setelah itu aku gak akan datang ke kalian lagi" ucap chika menahan sesak di dada nya.

"Ka kamu ngomong apa, udah jangan didengerin omongan adikmu" ucap shani yg berkaca kaca.

"Gpp bunda, emang bener ini semua salah kka, kka lahir aja udah salah bun" ucap chika.

Shani yg mendengar itu sakit sekali hatinya, dia jongkok dihadapan chika dan menggenggam kedua tangan chika dia jatuhkan kepala nys dikedua paha chika dan menangis untuk kesekian kalinya.

Begitupun cio dia sudah meneteskan air matanya dan mendekat kearah chika, dia langsung merengkuh tubuh anaknya itu.

"Jangan bilang seperti itu kak, maafin papa sayang maaf" ucap cio bergetar.

Zean yg mendengar ucapan kka nya dia merasa bersalah tapi ego nya masih menguasai dia.

Zean pergi keluar rumah sakit dan meluapkan semua apa yg dia rasa.



Jangan lupa vote dan komen.
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.

PerjodohanWhere stories live. Discover now