21

4.7K 407 9
                                    

Kini usia kandungan shani sudah jalan 5bulan, dan tepatnya hari ini adalah hari kenaikan kelas bagi chika dan si kembar. Shani yg ingin mengambil raport anak2 nya Tetapi gak dikasih izin. Emang semenjak kehamilan yg sekarang suami dan anak2 nya jadi over protektif.

"Bundaa gausah bun, biar nanti aja sama papa ambil nya" ucap chika yg melihat shani lagi siap2

"Papa kan ngambil punya si kembar ka" ucap shani.

"Iya pulang dari sekolah si kembar papa bisa langsung ke sekolah kka" ucap chika.

"Kasian dong papa nya kak, udah bunda gpp ko" ucap shani.

"Bun kamu mau kemana.?" tanya cio yg baru masuk kamar dan melihat shani sudah rapi.

"Ambil raport kka" ucap shani.

"Eh gak usah bun, biar aku aja yg ambil, kamu tunggu dirumah aja" ucap cio.

"Kenapa sih kalian ini bunda cuman pengen ambil raport anak bunda aja ko dilarang, atau emang kka gak mau bunda yg ambil iya.?" ucap shani emosi.

"Bukannya gitu bun" ucap chika, yg gak kaget dengan sifat shani selama hamil.

"Yaudahlah kalo bunda udah gak penting lagi buat kalian, sana pergi" ucap shani lagi menghempaskan tas yg ia pegang ke sofa

"Bunda kenapa.?" tanya tian yg baru masuk diikuti zean.

"Bun maaf kka gak bermasuk kaya gitu bun, bunda penting banget di hidup kka" ucap chika bergetar menahan nangis.

"Sayang hei tenang jangan emosi, ingat kamu lagi hamil loh" ucap cio lembut mengusap tangan istrinya.

"Lepas" ucap shani menghempaskan tangan cio.

"Ngapain masih pada disini, sana pergi" ucap shani ketus

"Bun tenang dulu, kita lakuin ini karna gak mau bunda kecapean gak mau bunda kenapa2 dan berakhir masuk rumah sakit lagi, kita gak mau itu terjadi lagi bun" ucap cio

"Emang kandungan bunda yg sekarang lemah, tapi gak seharusnya kalian terlalu membatasi bunda, bunda gak bisa cuman diem2 aja kaya gini yg ada bunda stress kalo gini terus" ucap shani mengeluarkan unek2 nya selama ini.

"Bun maafin kka hiks, yaudah bunda boleh ambil raport punya kka" ucap chika menangis mendengar unek2 bundanya.

Yg memang bener selama hamil yg sekarang shani bener2 dilarang ini itu, dia cuman dibolehkan untuk duduk anteng  bahkan untuk turun ke bawah pun harus ada yg gandeng.
Itu semua mereka lakuin karna gak mau bunda nya kenapa2.

"Gak usah bunda udah gak mood" ucap shani yg langsung duduk.

"Udah kalian pergi aja, nanti telat" ucap shani lagi.

"Bun beneran gak mau ikut.?" tanya zean.

"Hemm" dehem shani.

"Yaudah kita pergi dulu ya, nanti pulangnya kita jalan2 keluar oke" ucap cio ke shani. Mungkin bener istrinya itu butuh refreshing gak harus terus2an dirumah terus.

"Kalo ada apa2 atau mau sesuatu langsung telpon aku ya" ucap cio lagi.

"Yaudah ayok berangkat nanti telat" ucap cio ke anak2 nya.

"Tapi pa.." ucap chika yg masih gak enak udah membuat shani emosi.

"Udah kak ayok, nanti bunda makin marah loh" bisik zean.

"Yaudah bun kka pergi dulu, dan maafin kka juga bun kka sayang bunda muach" ucap chika mencium pipi shani.

"Iya maafin bunda juga udah marah2, bunda tunggu hasil raport kalian dirumah" ucap shani yg sudah bisa mengontrol emosi nya.

"Iya bun, doain nilai nya bagus ya bun muach" ucap zean mencium pipi shani.

"Abang pergi dulu bun,dek, muach" ucap tian mencium perut buncit shani.

"Ko cuman adek yg di kiss bunda nya engga" ucap shani.

"Muach muach muach" tian mencium kedua pipi shani dan yg terakhir bibir shani.

"Muach" cium cio ke bibir shani dan melumatnya bentar. Anak2 sudah biasa melihat itu.

"Kita pergi ya" ucap cio setelah melepaskan ciumannya.

"Iya hati2" ucap shani.

.
"Bundaaaaa" teriak zean yg baru pulang dari sekolah.

"Jangan teriak2 ini rumah bukan hutan" ucap chika disamping zean.

"Heheh biarin wlek" ucap zean yg langsung berlari.

"Kalian udah pulang, gimana raport nya" ucap shani yg melihat suami dan anak2 nya datang.

"Nih raport abang zean" ucap zean menyerahkan raportnya terlebih dahulu.

"Wow bagus2 banget nilainya makasih abang" ucap shani.

"Sama sama bun, tapi dapet peringkat kedua bun, yg pertama nya tian" ucap zean.

"Gpp bunda gak memaksakan anak2 bunda dapet peringkat, nilai diatas kkm aja bunda udah seneng itu artinya anak2 bunda sungguh2 belajarnya" ucap shani.

"Mana punya abang tian bunda pengen liat" ucap shani.

"Ini bun" ucap tian menyerahkan raport nya.

"Pertahanin ya sayang, makasih ya bunda seneng" ucap shani.

"Iya bun sama sama" ucap tian.

"Ini punya kka bun" ucap chika yg melihat shani langsung menatap nya.

"Maaf peringkat kka turun bun" ucap chika menunduk.

"Gpp lebih ditingkatkan lagi ya kak, ini bagus2 ko nilai nya, makasih kak" ucap shani

"Iya bun sama sama" ucap chika.

"Udah kan sesi melihat raport nya.? Sesuai perkataan papa tadi kalo papa akan mengajak kalian jalan2" ucap cio.

"Jalan2 kemana pa.?" tanya tian yg memang mageran orangnya.

"Terserah bunda, bunda pengennya kemana" ucap cio.

"Emm bunda pengen makan yg suasananya sejuk gitu deh pah" ucap shani.

"Ke bandung yuk pah" ucap zean antusias

"Kejauhan keburu kelaperan bundanya" ucap chika.

"Yaah padahal seru disana tuh" ucap zean.

"Bunda setuju dengan abang zean, kita ke bandung yuk nginep disana juga kan udah libur sekolahnya" ucap shani

"Tapi kejauhan bun, aku takut kamu...

"Apa mau bilang takut aku kecapean takut aku kenapa2.? Kamu sendiri loh yg barusan bilang 'terserah bunda, bunda pengennya kemana' kalo emang gak niat ngajak mah gak usah bilang dari awal, dasar php" ucap shani kembali kesal.

"Papa sih" ucap tian.

"Hehe gak gitu sayang, yaudah ayok siap2 kita berangkat" ucap cio menggaruk kepalanya yg gak gatal.




Jangan lupa vote dan komen.
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.

PerjodohanUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum