40

4.5K 467 24
                                    

"Kak kurangin kecepatan nya bahaya" ucap tian.

"Kak chika denger tian ngomong gak sih" teriak tian yg panik chika bawa mobil nya dengan ngebut.

"Diam kamu" bentak chika.

"Kepinggirin dulu mobil nya kak, biar tian aja yg nyetir, tian anterin kemana pun kka mau" ucap tian.

"Bisa diam gak. Kalo gak mau ikut ngapain tadi gak turun" ucap chika.

"KAK AWAS KAK" teriak tian yg melihat ada truk didepan nya, dia langsung memeluk kaka nya dan melindungi kka nya dari depan.

BRUKK (anggap aja suara tabrakan)

Keadaan mobil depan chika penyok. Dan keadaan mereka berdua cukup parah, apalagi
Tian kepalanya banyak mengeluarkan darah karna terbentur kaca samping sampe pecah, dan punggungnya terbentur stir.

Mereka bedua langsung dilarikan ke rumah sakit.

.
Sedangkan keadaan dirumah shani sudah sadar dari pingsan nya bahkan dia sedang ngasih mimik ke enjel karna enjel sangat rewel.

Gracio melihat zean ke kamarnya karna tadi dia mendengar teriakan zean.

"Zean kalo emosi jangan menyakiti diri sendiri" ucap cio mengobati tangan zean yg terluka.

"Bunda udah sadar pah" tanya zean.

"Udah, ayok ke kamar papah, ini biar diberesin mba sama mang adi" ucap cio.melihat kamar zean yg berantakan

"Bunda gpp.? Tanya zean duduk disamping shani yg sedang tidur menyamping karna lagi ngasih asi enjel.

"Bunda gpp, kenapa tangannya bang.?" ucap shani melihat tangan zean diperban.

"Hehe gpp bun" ucap zean.

Ada telpon masuk ke hp gracio.

"Hallo"

...

"Iya benar"

...

"APAA.? Baik saya akan kesana"

Gracio langsung menatap kosong setelah mendapat telpon.

''Pah kenapa.?" tanya zean.

Gracio menunduk

"Mas kenapa.?, siapa yg nelpon" ucap shani yg bangun dari tidurnya karna enjel sudah tertidur.

"C chika sa sama tian kecelakaan" ucap cio terbata.

''Gak mungkin" ucao shani yg udah keluar air matanya.

"Apalagi ini tuhan" batin zean mengusap wajahnya kasar.

"Papah kerumah sakit dulu, kamu disini jaga bunda dan dedek" ucao cio ke zean.

"Aku ikut" ucap shani.

"Shan ini udah malem, keadaan kamu juga lagi gak baik" ucap cio.

"Aku ikut mas" ucap shani tegas dan langsung berdiri.

"Zean juga ikut pah" ucap zean lirih.

"Hufft yaudah ayok" ucao cio.

Sebelum pergi shani menitipkan enjel ke sus dan mba.

.
Setelah sampai mereka nunggu diruang ugd.

"Gimana keadaan anak2 saya dok" tanya cio ketika dokter keluar.

"Anak bapak yg cewe dia tidak papa, cuman ada beberapa lecet dibagian kening dan tangan"

''Kalo yg cowok mohon maaf dia koma, keadaan nya sangat parah, tulang rusuk belakang nya beberapa ada yg patah, dan kepalanya bocor dan mengeluarkan banyak darah sehingga dia kekurangan darah, apa ada keluarga yg golongan darahnya cocok karena stok disini gak ada" ucap dokter itu

"Ambil darah saya dok, saya kembarannya" ucap zean dengan tangis nya yg gak berenti.

Sedangkan cio dan shani dia sangat syok mendengar hal ini.

Bruk shani jatuh pingsan lagi. Dan cio langsung menggendong shani untuk diperiksa juga.

.
Gracio menemani shani sampai sadar.

"Ma mas" ucap shani.

"Iya sayang kamu mau apa.?" ucap cio

"Haus" ucap shani.

Gracio langsung ngasih minum ke shani.

"Hiks anak aku mas, aku gak kuat melihat keadaan mereka kaya gini" ucap shani menangis.

Cio langsung memeluk shani, dia menenangkan istrinya walaupun dia sendiri sedang kalut.

"Kamu harus kuat sayang demi anak2" ucao cio.

"Aku gak bisa hiks" ucap shani.

"Bisa kamu pasti bisaa, kamu istri dan bunda terkuat dan terhebat" ucap cio.

"Aku mau liat anak2 " ucap shani.

"Yaudah ayok, tapi pake kursi roda ya kamu masih lemes" ucap cio dan diangguki shani.

Pertama2 mereka melihat keadaan zean yg baru mendonorkan darah untuk kembarannya.

"Abang zean lagi tidur, aku mau liat tian" ucap shani. Gracio langsung mendorong sampai ke ruangan tian.

Mereka melihat tian dari luar jendela, karna tian belum boleh dijenguk.

Shani kembali menangis melihat anaknya yg dipasang banyak alat2 medis.
Gak jauh beda dengan shani gracio pun sama dia menangis melihat anaknya terbaring lemah.

Gracio langsung jongkok dihadapan shani, dan langsung memeluk shani, mereka menangis dengan berpelukan menyalurkan kekuatan masing2.

"Aku gagal shan, maaf ini semua salah aku hiks" tangis cio di pelukan shani.

"Engga mas ini bukan salah siapa2 ini udah takdir, ini ujian buat keluarga kita hiks" ucap shani.

Setelah mereka tenang, mereka langsung menuju ke ruangan chika.

Mereka melihat kepala chika yg diperban dan beberapa ada yg lecet dibagian tubuhnya.

"Maafin papa sayang, maaf papa udah ngasih rasa sakit yg luar biasa ke kamu, kamu boleh hukum papa semau kamu, tapi tidak dengan cara begini, papa gak sanggup liat kka kaya gini" ucap cio ditelinga chika.

"Maafin bunda kak, bunda sayang banget sama kka" ucap shani memegang tangan chika yg gak diinfus.

Chika mengerjapkan matanya dan menggerakkan tangan yg dipegang shani.

"Kak kka udah bangun sayang" ucap shani ketika chika membuka matanya.

"Allhamdulilah sayang, ada yg sakit.? Bilang sama papa kak." ucap cio.

Sedangkan chika dia sedang mengingat kejadian kenapa dia bisa seperti ini.

Dia melihat kearah cio dan shani yg duduk di kursi roda.

Tanpa terasa air matanya jatuh.

"Per gi" ucap chika lirih.



Jangan lupa vote dan komen.
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.

PerjodohanWhere stories live. Discover now