37

4K 448 29
                                    

Gracio yg ada lagi dijepang dia sangat2 stres. Entah itu dari kerjaan atau masalah chika. Dia dapat selalu laporan dari zean tentang chika.

Gracio mencoba menelpon chika, tapi udah beberapa kali gak diangkat terus.
Akhirnya telpon ke 5 chika mengangkatnya.

"Hallo kak"

"Hallo kenapa.?'

"Kka kenapa.?"

"Kenapa apanya.?''

"Papa dapat laporan dari zean,
kka kenapa?, gak baik loh bicara begitu
ke bunda"

"Ohh dia ngadu"

"Bagus dong biar papa tau keadaan disana gimana"

"Kalo papa nelpon aku cuman buat ngomongin ini aku matiin aja"

"Ko gituh sih kak, kka kenapa jadi gini sih"

Tuut! Chika mematikan telpon nya.

"Huuft kenapa anak itu, aku harus cepet selesaiin kerjaan ini biar cepet pulang" gumam cio memijit pangkal hidung nya.

.
"Kka" ucap enjel yg melihat kka nya turun dari tangga.

"Gendong" ucap enjel lagi, yg langsung memeluk kaki chika.

"Ck apasih, awas" ucap chika melepaskan pelukan enjel.

"Kka gendong, dedek kangen" ucap enjel.

"Kamu udah gede, jangan minta gendong mulu berat" ucap chika yg langsung pergi ke dapur.

Enjel yg baru pertama diperlakukan begitu mata dia berkaca kaca, dia langsung nyamperin shani yg lagi didapur juga.

"Ehh kak mau apa.? Biar bunda ambilin" ucap shani.

Chika diem aja langsung membuka kulkas dan membawa ice cream.

"Bunaaa" ucap enjel dengan mata berkaca kaca.

"Dedek, kenapa.?" ucap shani menghampiri enjel.

Enjel langsung memeluk shani

"Kka gak sayang dedek" ucap enjel.

Chika yg mendengar itu, dia menarik nafas.

"Ko gituh, kka sayang ko sayang dedek" ucap shani.

"Engga buna, kka gak mau gendong dedek " ucap enjel.

"Gituh aja ngadu" ucap chika yg langsung keluar dari dapur.

"Ke kamar aja yuk sama bunda" ucap shani menggendong enjel.

Shani menemani enjel main dengan melamun, memikirkan anak gadisnya kenapa.

Sedangkan chika dia langsung ke kamar nya dan menangis didalam sana.

.
"Kak tian masuk ya" ucap tian masuk ke kamar chika.

"Ngapain" ucap chika ketus.

"Tian boleh duduk" ucap tian.

"Hemm" dehem chika

Tian duduk disamping chika, dia melihat kka nya itu yg akhir2 ini menarik diri dan lebih betah diluar rumah.

"Are you oke.?" ucap tian. Chika melihat ke tian sekilas.

"Kamu kalo mau ngomong yg gak jelas mending keluar" ucap chika.

"Kka lagi ada masalah.? Kalo mau cerita ke tian kak, jangan di pendem sendiri" ucap tian.

"Kamu gak akan tau, jadi diem deh" ucap chika.

"Apa yg tian gak tau.?" ucap tian.

"Udah deh, kamu keluar sana" ucap chika kesal.

"Tian kangen sama kka, tian gak suka kka yg sekarang, apalagi sampe kka bentak2 bunda kaya gituh, bunda ada salah sama kka.?" ucap tian

"Kalo gak suka yaudah sana pergi, jangan urusin hidup kka" ucap chika.

"Bunda sedih liat kka kaya gini, tian pernah liat bunda nangisin kka" ucap tian.

Chika yg mendengar itu langsung melihat kearah tian.

"Kamu tenangin lah gampang kan" ucap chika.

"Iya emang gampang, tapi sulit menenangkan batin nya" ucap tian.

"Kalo bunda atau papa, atau mungkin aku sama zean,dan dedek ada salah sama kka, bilang kak jangan kaya gini" ucap tian.

"Gue bilang jangan urusin hidup gue lo ngerti gak sih.? Urus aja hidup lo sendiri jangan repot2 urusin gue, pergi sana" ucap chika emosi.

"Kka ngomong lo gue ke aku.? Gak salah kak.? Ini bukan kka yg aku kenal" ucap tian yg langsung pergi dan membanting pintu kamar chika.

"Astagfirullah bang, ko dibanting gitu pintunya" ucap shani kaget yg baru keluar kamar.

"Hei kenapa.?" cegah shani ke tian yg mau ke kamarnya.

"Lepas bunda, tian lagi emosi tian gak mau lampiasin ke bunda" ucal tian.

"Gpp lampiasin ke bunda aja, asal jangan nyakitin diri sendiri, sini lampiasin ke bunda" ucap shani.

"Engga bunda, lepas" ucap tian mencoba melepaskan tangan shani.

Shani langsung memeluk tian erat, dan mengelus punggung anak nya.

"Tenang sayang"ucap shani.

Tian mengeratkan pelukannya ke shani dan menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher shani.

"Udah tenang hemm" ucap shani menangkup wajah tian.

Tian menganggukkan kepalanya, "maaf bun" ucap tian.

"Gpp, sana ke kamar nanti bunda nyusul mau ambil minum dulu" ucap shani.

"Sus tolong temenin dedek dulu diruang main ya" ucap shani.

.
"Nih minum dulu" ucap shani yg masuk kamar si kembar.

"Tian kenapa bun" tanya zean, shani menggelengkan kepalanya.

"Boleh bunda tanya.? Abang kenapa.?" tanya shani.

"Aku abis dari kamar kka, aku pengen ngobrol baik2 sama kka, kenapa kka jadi kaya gini, tapi kka malah marah2 bun, bahkan bilang lo gue ke tian" ucap tian.

"Udah keterlaluan kka itu bun, emang dia ada masalah kah.? Ko bisa jadi gini" ucap zean.

"Bunda gak tau, nanti bunda coba ngobrol sama kka ya" ucap shani.

"Jangan bun, tian gak mau bunda kena bentakan kka lagi" ucap tian.

"Iya bun, kita tunggu papah pulang aja, karna ini udah keterlaluan biar papah aja yg turun tangan" ucap zean.

Shani menarik nafas dalam, tanpa terasa air matanya jatuh.

"Bunda ko nangis? Bunda kenapa.?" ucap zean panik

"Bun" ucap tian lirih.

"Bunda gpp" ucap shani tersenyum manis.




Jangan lupa vote dan komen.
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.

PerjodohanWhere stories live. Discover now