17

4.8K 412 12
                                    

"Mas udah ketemu kka belum tadi" ucap shani ke cio yg baru keluar dari kamar mandi.

"Belum, aku pulang gak ada siapa2 makanya langsung ke kamar" ucap cio.

"Kenapa emangnya.? Ucap cio memeluk shani yg duduk disofa

"Kka ngajak makan malem diluar" ucap shani yg menyandarkan kepalanya di dada cio.

"Ohh iya ayok, mau makan dimana.?" ucap cio.

"Gak tau tuh kka" ucap shani.

"Gimana hari ini.? Anak2 gimana.?" tanya cio, pertanyaan rutin setiap hari nya.

"Kka seharian ini manja banget, terus tadi tiba2 bilang 'bun jangan tinggalin kka ya' aku bingung kka akhir2 ini sering ngomong kaya gituh" ucap shani dan cio mendengar itu mengeratkan pelukannya.

"Terus si kembar gimana.?" tanya cio

"Seperti biasa aja cuman abang hari ini agak beda" ucap shani.

"Beda gimana.?" tanya cio

"Kaya lebih kalem aja, bahkan hari ini gak ada isengin kka nya" ucap shani.

"Oyah.? Bagus dong" ucap cio

"Iya sih, tapi kaya ada yg kurang aja hehe" ucap shani terkekeh.

"Padahal setiap hari nya ngeluh pusing, tapi sekarang malah kaya ada yg kurang dasar kamu ini" ucap cio mengecup kepala shani.

"Bun pah" ucap chika yg baru masuk

"Eh sini kak" ucap cio tanpa merubah posisi nya.

Chika pun duduk disamping cio.

"Udah kali pelukannya ada anaknya loh ini'' ucap chika iseng padahal mah udah biasa liat ortu nya begini.

"Diem papa lagi kangen sama bunda" ucap cio.

"Kenapa kak.?" tanya shani mengusap pipi chika.

Chika menggelengkan kepalanya dan menyenderkan tubuhnya ke sofa.
Cio langsung melepaskan pelukan sama shani dan menghadap kearah chika.

''Kata bunda kka mau makan malem diluar.?" ucap cio.

"Iya pa, kalo papa bunda sama si kembar mau" ucap chika.

"Papa sama bunda mau ko, kka kasih tau gih si kembar" ucap cio.

"Ih baru aja kka kesini, mager ah pa, telpon aja" ucap chika.

"Yeuu kamu mah, bun coba telpon si kembar suruh kesini" ucap cio dan shani pun langsung menelpon si kembar.

"Kenapa bun.?" tanya zean yg baru masuk ke kamar greshan.

"Sini duduk" ucap shani. Tian dan zean pun duduk di sofa itu.

"Malem ini kita makan diluar ya" ucap cio.

"Tumben" ucap zean.

"Iya kka pengen makan diluar, udah lama juga kan kita gak makan diluar" ucap cio.

" abang gak ikut ya pa" ucap zean.

"Kenapa gak ikut bang.? Tanya cio.

"Lagi males keluar pa, abang makan disini aja" ucap zean.

"Tumben biasanya juga paling semangat kamu kalo makan diluar" ucap chika.

"Ya sekarang lagi gak semangat" ucap zean.

Sedangkan shani dan tian cuman menyimak saja.

"Terus gimana ini.?" ucap cio

"Masa gak jadi sih pa" ucap chika

"Kalian aja aku dirumah" ucap zean.

"Abang kenapa.?" tanya shani lembut.

"Abang gpp bunda, lagi males keluar aja" ucap zean.

Shani melihat kearah tian meminta jawaban tapi tian menggelengkan kepala tanda tidak tau.

"Kamu mau makan diluar gak dek.?" tanya chika ke tian.

Tian melihat kearah zean.

"Kamu berangkat aja toy" ucap zean

"Kamu.?" tanya tian.

"Aku lagi males toy, pengen langsung tidur" ucap zean.

"Yaudah bun pa abang ke kamar ya. Muach muach" ucap zean mencium pipi shani dan cio.

"Tumben gak kiss kka" ucap chika.

"Biasanya juga gak mau kan" ucap zean yg langsung keluar kamar.

"Bunda susul abang dulu ya" ucap shani yg langsung keluar.

"Kka berantem sama abang.?" tanya cio

"Engga pa, malahan hari ini kita gak ada berantem apapun" ucap chika.

"Dek.?" tanya cio.

"Hufftt. Biar jadi urusan bunda aja pa" ucap tian.

Karna sudah biasa kalo lagi begini pasti bundanya yg turun tangan.

.
"Abang" ucap shani yg masuk ke kamar si kembar.

"Bunda, abang kan udah bilang gak mau ikut bun" ucap zean yg langsung duduk dari tidur nya.

"Bunda boleh duduk dan ngobrol sama abang.?" ucap shani.

"Boleh bun" ucap zean. Shani pun langsung duduk didepan anaknya.

Shani menatap dalam mata anaknya, begitupun zean yg menatap bundanya dengan sendu.

"Are you oke.?" tanya shani.

"Hiks hiks bundaa" ucap zean yg langsung memeluk shani dan menangis.

Shani mengelus punggung dan mencium kepala zean, dia biarkan anaknya itu mengeluarkan tangisannya nanti kalo udah tenang baru dia tanya.

''Udah tenang hemm, boleh bunda tau abang kenapa.?" ucap shani.

Zean mengangguk, dan shani pun melepaskan pelukannya dan mengusap air mata zean.

"Kka gak sayang sama aku ya bun.? Kka gak suka sama aku ya sampe2 bilang kalo aku bukan anak bunda karna aku beda sama tian"

Ini yg shani takutkan dari pembicaraan tadi siang bersama anak gadisnya.

"Abang denger obrolan bunda dan kka tadi siang ya.?" tanya bunda, dan zean mengangguk.

"Dengerin bunda, kka itu sayang sama abang, mana ada seorang kka gak sayang sama adiknya, kka bukan gak suka sama abang tapi yg kka gak suka itu kalo abang udah isengin kka, bunda tau abang suka isengin kka karna abang cari perhatian kka kan"

"Udah ya jangan diambil hati omongan kka, tadi abang juga denger kan alasan kka bicara gitu dan kka juga udah minta maaf kan atas ucapannya" ucap shani.

"Nanti bunda bilangin kka biar minta maaf langsung ke abang ya" ucap shani lagi.

"Jangan bun, abang udah gpp ko" ucap zean.

"Kalo gituh senyum dulu dong bunda kangen tau seharian ini abang main dirumah ashel" ucap shani. Zean pun langsung ngasih senyuman terbaik nya ke shani.

Greshan fam pun memutuskan untuk lain waktu aja makan diluar nya, dan chika juga menyetujui.



Jangan lupa vote dan komen.
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.

PerjodohanNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ