37 || Hujan malam ini

167 59 102
                                    

Happy Reading ☔


— 🖤 —

Setelah pulang dari kafe Altair memutuskan untuk kembali ke apartemen milik Elang mengajak Merlin sekalian. Laki-laki itu masih tidak menyangka bahwa teman kampusnya yang selama ini satu divisi dengannya ternyata adiknya sendiri.

"Gimana rasanya Li?" tanya Altair saat keduanya sudah duduk.

"Lega dan bahagia banget kak."

Altair tersenyum tulus, senyum yang belum pernah Merlin lihat selama dia mengenal Altair yang sekarang. Karena laki-laki itu terkenal akan sifat cuek dan bodoamat saat di lingkungan kampus, apalagi untuk tersenyum mungkin jarang atau tidak pernah ada yang melihat.

Altair saat di sekolah dan di kampus memang berbeda sifatnya. Laki-laki itu friendly mudah bergaul saat di sekolah karena ada Sanna dan keempat temannya, sedangkan saat kuliah ia lebih suka kesunyian dan menyendiri. Walaupun seperti itu Altair tetap banyak dikenal mahasiswa bahkan dosen karena otak pintarnya.

Sudah bermenit-menit Altair bolak-balik melihat room chat-nya dengan Sanna, dua pesan yang Altair kirimkan sedari tadi hanya Sanna anggurkan.

Gantian Altair yang uring-uringan karena pesannya yang tidak Sanna balas, hanya dibaca saja, lebih menyakitkan daripada hanya dibaca lewat notifikasi. Padahal posisinya sekarang gadis itu sedang online, telepon miliknya juga tidak ada satupun yang Sanna angkat.

Sementara itu Elang hanya duduk manis menyaksikan temannya ngedumel gak jelas di depannya. "Feeling gue Ratu ngira lo selingkuh." dengan gurauan Elang mengangkat alisnya melihat Altair yang langsung menatapnya sinis.

"Kontes?" tanya Altair.

Elang mengangkat bahunya acuh, malas menjelaskan kepada Altair. "Pikir sendiri." jawabnya kemudian.

Merlin yang ikut serta kedua laki-laki itu ikut berpikir perihal chat Altair yang tidak Sanna balas. "Apa mungkin tadi Sanna lihat lo pelukan sama gue Kak?" saut Merlin, padahal gadis itu memang tau bahwa Sanna ada di sana.

"Dia gak ada di sana." jawab Altair mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Lin, biarin dia mikir sendiri," balas Elang yang sekarang sedang main game di ponselnya.

Altair memukul kepala Elangga dengan bantal disampingnya sampai laki-laki itu meringis pelan. "Ratu ada di sana?" tanya Altair sedikit ketus.

"Gue gak yakin, soalnya cuma lihat postur tubuhnya dari belakang." jawab Merlin.

Altair
udah di rumah? atau masih di gramed? |
perlu di jemput gak Ra? |

Ratu 🍄
| berisik
| gak usah hubungi gue lagi lo
| malesin banget jadi cowok
| BRENGSEK
| gue mau udahan

udahan? angkat telpon gue |
tiba-tiba ngajak udahan, gak lucu bercanda kaya gitu |
kasih tau salah gue dimana |
jangan gini Ratu, lo dimana sekarang? |
kita kelarin masalah ini hari ini juga |

| send pict

| send pict

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 03 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ALTAIR | Bucin Infinity ♾️Where stories live. Discover now