Extra part

1.8K 53 0
                                    

"Mom!" panggil seorang anak laki-laki yang berumur 5 tahun itu, Advan pun mendekati mommy nya ini yang sedang duduk bersantai di sofa dengan membaca majalah.

"Mom, Advan tidak bisa memakai dasi" adu Advan dan membuat Liliya mengalihkan perhatiannya lalu terkekeh melihat putranya ini sedang memakai jas dengan pakaian formalnya

"Oh Gosh, kamu ingin kemana sayang?" tanya Liliya dan tak lama Advin pun menyusul turun dengan memegangi kemejanya beserta sebuah dasi dengan berantakan

"Mom, help me!" Advin pun mulai menyerahkan kemeja kecilnya beserta dasinya juga, dan lagi-lagi membuat Liliya merasa bingung, tunggu dulu, putra-putra nya ini hendak kemana? Bukankah mereka harus segera sekolah? Tapi kenapa memakai jas dan juga kemeja.

"Wait dear, kalian ingin kemana hm?" tanya Liliya kembali dan mendapatkan cengiran lucu dari kedua anak nya ini

"Advan ingin bekerja mom!"

"Advin juga!"

Liliya mengerjap mendengar hal tersebut, ingin bekerja? Tapi... Anak kecil bekerja sebagai apa?

"Mom jangan diam saja, nanti Advan akan terlambat" kata Advan yang menyadarkan lamunan Liliya dan kemudian Liliya pun mulai memakaikan dasi kepada Advan begitu pula dengan Advin

Setelah anak kembar itu siap, Advan sedikit berlari kembali untuk menuju kamarnya lalu mengambil sebuah kacamata hitam, dan kemudian bocah itu kembali turun lalu memberikan satu kepada adiknya ini untuk memakainya.

Liliya lagi-lagi di buat terdiam akan tingkah laku anak nya, setelah Advan dan juga Advin memakai kacamata mereka berdua sedikit merapihkan rambutnya dengan kerah kemejanya.

"Oh, ternyata mereka telah siap" kata Matthias dengan menuruni tangga dan menatap ke arah anaknya yang telah siap dengan memakai kacamata hitamnya. Liliya pun mulai berdiri dari sofa dan menghampiri Matthias

"Kenapa mereka berpakaian seperti itu?" tanya Liliya setelah sampai di hadapan Matthias, pria itu pun tersenyum dan kemudian mendaratkan satu ciuman di bibir istri cantik nya ini

"Mereka akan ikut aku ke kantor sayang, Advan yang mengusulkannya" jawab Matthias yang membuat Liliya lagi-lagi terdiam, wanita itu pun menghela nafas dengan menggaruk pangkal hidungnya

"Don't worry baby, mereka akan aman. Aku akan pergi," ucap Matthias dan kembali mendaratkan satu ciuman lagi di bibir Liliya

Matthias mulai mendekati putranya yang sedang sibuk merapihkan penampilan mereka,

"Are u ready?" tanya Matthias yang di angguki oleh mereka, setelah itu Advan pun berjalan terlebih dahulu dengan memasukkan kedua tangannya di saku celananya, sedangkan Advin menyilangkan kedua tangannya.

Liliya pun melambaikan tangan nya ke atas dan tersenyum saat Advan dan Advin memberikan kiss dari jauh.

"Selamat pagi Tuan, dan Tuan muda" ujar Erren di sana, pria bermata abu-abu itu pun mulai membukakan pintu di belakang dan membiarkan tuan-tuan nya ini untuk masuk.

Setelah itu, Erren mulai masuk ke dalam mobil dan mulai menyalakan mesinnya. Mobil hitam itu pun mulai melesat jauh dari perkarangan mansion Matthias.

Advan dan juga Advin menuruni ayahnya, entah dari sikapnya, perkataan nya, atau bahkan penampilan mereka persis seperti Matthias.

Setelah beberapa menit, mereka pun telah sampai di kantor Matthias. Advan pun mulai turun dengan di susul oleh Advin, dengan percaya dirinya Advin pun merapihkan blazer nya yang mahal tentunya di belikan oleh Matthias.

Advan pun mulai sedikit menurunkan kacamata dan menatap karyawan di sana dengan tatapan yang sedikit angkuh, kedua anak kembar itu mulai berjalan masuk ke dalam ruangan Matthias bekerja, pria bermata kuning cerahnya itu mulai melepaskan blazer nya dan meletakkannya di sandaran kursi kebesaran nya.

Advan dan Advin pun mulai melepaskan kacamata mereka dan meletakkannya di atas meja, Advan mulai merangkak duduk di sofa dengan menyilangkan kedua kakinya begitupun dengan Advin, Matthias yang melihat hal itu pun sedikit terkekeh kecil, kenapa bisa putra-putra nya seperti ini?

Matthias pun membiarkan mereka bermain-main di sana, dengan Matthias yang mulai mengerjakan pekerjaannya.

°°°

Dengan sedikit jinjit, Advan pun mengambil sebuah susu yang berada di dalam botol yang di berikan oleh paman Jack, Advan pun mengangguk sekali saja dan melirik ke arah Advin yang mulai meminum susunya.

Advan sempat mengeluh haus dan kebetulan Jack ada di sana untuk menemani bocah kembar itu ke cafetaria, saat mereka bertiga hendak berjalan keluar dari cafetaria, tak sengaja seorang gadis kecil dengan rambut yang tergerai dengan memakai gaun pink bermotif bunga-bunga.

Gadis kecil itu tanpa sengaja menabrak Advin yang sedang meminum susunya dan membuat susu tersebut terjatuh dan mengenai blazer mahal Advin di tambah Advin pun tersedak. Jack yang melihat hal tersebut sedikit panik, dan kemudian mulai mengambil Advin dari sana dengan mengelap blazer Advin dengan tisu

Advan yang melihat hal tersebut pun tak terima, dengan tangan yang terkepal erat dia pun melayangkan satu tinjuan ke arah wajah cantik gadis kecil itu, yang membuat gadis kecil itu terhuyung jatuh dan menangis.

Jack yang melihat hal tersebut kembali, membuat Jack kewalahan lalu mencoba menjauhkan Advan dari gadis kecil itu.

"Tuan muda, jangan lakukan hal tersebut" ujar Jack yang berusaha untuk menenangkan Advan, bocah laki-laki ini memang sangat overprotective terhadap Advin dan juga Liliya. Satu orang yang menurut Advan ancaman, akan dia layangkan satu tinjuan entah itu orang dewasa maupun remaja.

Gadis kecil itu pun menangis dengan histeris karena hidungnya mengeluarkan sebuah darah. Advan pun sedikit memberontak terhadap pelukan Jack, bocah itu berusaha untuk melepaskan nya dan kembali menghukum gadis kecil itu yang berani-beraninya membuat Advin tertumpahan susu.

"Dasar kau! Setidaknya minta maaf!" ujar Advan dengan nafas yang menggebu-gebu, kemudian tak lama orang tua dari gadis kecil tadi pun menghampiri putrinya yang sedang menangis dengan darah yang keluar dari hidungnya.

"Apa-apaan ini?! Kenapa putri ku bisa berdarah seperti ini!?" ujar orang tua itu, dan dengan beraninya Advan pun menjawab

"Ajarkan anak mu dengan benar! Dia menabrak adek ku dan membuat susunya tumpah! Kau jadi orang tua tidak bisa mendidik anak huh?!" ujar Advan yang membuat Jack lagi-lagi tercengang mendengar perkataan dari anak nya Matthias ini.

Sedang kan Advin di sana hanya diam saja sambil memperhatikan tingkah laku Advan, Advin sempat marah juga karena susunya tumpah dan mengenai blazer mahalnya ini.

Orang tua tadi pun merasa marah dan kemudian hendak memarahi anak kecil ini yang telah berani berbicara seperti itu, namun niatnya di urungkan ketika sebuah uang terlihat di depan matanya.

Jack memberikan beberapa Euro untuk mereka agar bisa membawa putrinya ke rumah sakit

"Jangan memperpanjang masalah ini, jadi selesaikan saja dengan uang ini. Saya minta maaf atas perlakuan bocah ini yang tidak sopan terhadap anda" ujar Jack dan kemudian orang tua pun mengangguk dengan tatapan mata yang masih kesal, mereka pun membawa putrinya menuju rumah sakit untuk segera di obati.

------------------------

Segini aja dulu yahh!

Btw Advan, kamu bringas juga ya hahaha, persis ke bapak mu

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Dec 16, 2023 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

Matthias Drevn [End]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin