Pertemuan 17

1.3K 31 0
                                    

Disini aku membuat backstorynya secara acak ya, jadi part nya jangan di skip-skip!

Okey, happy enjoy bububb ><

Warning!

Cup!

Cup!

Cup!

Ciuman pun terus bertubi-tubi yang di kirimkan oleh Matthias kepada Liliya yang sedang terbaring di bawah kukungannya. Ciuman Matthias pun mulai turun ke arah leher jenjang Liliya yang putih dan juga lembut.

Tangan Matthias perlahan mulai merayap ke dalam pajamas yang dipakai oleh istrinya ini, seketika Matthias pun mengangkat wajahnya dan menatap wajah Liliya yang cantik dengan terpaan cahaya rembulan yang mengintip melalui celah-celah jendela.

"Tesoro... voglio una famiglia"
("Sayang... aku ingin sebuah keluarga"). Ujar Matthias dengan suara yang serak dan juga tatapan mata tajam Matthias yang penuh dengan hasrat.

Mata bulat Liliya pun mulai melebar dan kemudian semburat merah mulai menjalar di pipi gembul Liliya, Matthias yang melihat hal tersebut terkekeh geli.

Matthias mulai mendekatkan wajah nya ke arah telinga Liliya dan berbisik di sana. "Ini akan terasa nikmat sayang, percaya pada ku". Ujar Matthias meyakinkan, dia pun mulai menggigit daun telinga Liliya dengan sensual.

Liliya sedikit menggeliat dan tangan nya pun reflek memegang pundak Matthias dan dia menatap Matthias dengan tatapan sayu.

"T-tapi... kata Ani itu akan menyakitkan...". Ujar Liliya dengan suara yang bergetar, Matthias yang melihat keraguan di mata Liliya pun mulai menghela nafas dan kemudian pria tersebut mulai menjatuhkan tubuhnya di samping Liliya.

"Baiklah sayang, sudah ayo tidur". Kata Matthias, dengan sedikit kecewa di hati nya dia juga harus mengerti tentang kesejahteraan Liliya.

Gadis polos tersebut pun mengerjapkan matanya beberapa kali dan kemudian tubuh gadis tersebut mulai menghadap ke arah Matthias.

"B-baiklah... kamu boleh melakukan nya". Ujar Liliya yang membuat Matthias tersenyum senang, kemudian tangan besar Matthias mulai memegang belakang kepala Liliya dan kemudian menuntun mereka untuk lebih dekat.

Setelah itu, Matthias pun mulai menangkup kedua bibir mereka, lidah Matthias pun mulai menggedor pintu masuk bibir Liliya dan dengan itu gadis tersebut pun mulai membuka mulutnya dan mempersilahkan lidah Matthias untuk menjelajahi mulutnya. Lidah mereka pun mulai saling membelit dan juga menari-nari di dalam mulut hangat Liliya, Setelah beberapa saat yang cukup bergairah tersebut Matthias mulai kembali bangun dan mulai mengukung kembali tubuh mungil Liliya.

"Malam ini, kamu milik ku Liliya". Matthias pun mulai melepaskan celana beserta celana dalam Liliya, mata Matthias pun semakin menjadi gelap ketika melihat pemandangan intim tersebut. Tangan Matthias pun mulai bergerak untuk menuju ke arah kuncup sensitif Liliya dan mulai mengelusnya dengan perlahan.

Liliya terkesiap dan dia merasakan sensasi yang sedikit nikmat dan juga bisa merasakan sengatan seperti listrik yang menjalar di tubuh Liliya.

Setelah bagian intim tersebut sudah basah dan kemudian Matthias melepaskan celananya dan mengeluarkan kebanggaan nya yang cukup besar dengan urat-urat yang menjalar sampai di ujung sensitif bagian tersebut.

Liliya yang melihat hal tersebut pun langsung melebarkan matanya dan dia bergerak dengan gelisah, melihat kegelisahan dari istrinya ini, Matthias pun mulai membungkuk kembali dan menyatukan bibir mereka kembali untuk menenangkan Liliya.

Setelah itu Matthias pun menarik diri dan menatap Liliya dengan tatapan yang lembut dan dia pun mendaratkan satu ciuman di kening Liliya. "Rileks sayang, tolong jangan tegangkan dirimu".

Matthias Drevn [End]Onde histórias criam vida. Descubra agora