Pertemuan 24

782 29 0
                                    

2 bulan kemudian

"Jadi, dia tidak ingin menemuiku?". Ujar wanita tersebut, dia pun berdecak kesal ketika mendapatkan laporan dari bodyguard nya ini. Wanita itu pun mulai berdiri dari kursinya dan berjalan keluar dari perusahaan nya menuju mobil di sana.

"Aku ingin ke supermarket terlebih dahulu, antarkan aku". Katanya dengan nada yang sombong, supir di sana pun mengangguk dan mulai masuk ke dalam mobil. Setelah itu mobil itu segera melesat menuju tempat tujuan yang di inginkan oleh nyonya besarnya ini.

Setelah beberapa saat mobil itu terhenti di parkiran depan supermarket, Achhel segera keluar dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam. Dia pun segera mengambil sebuah troli lalu mulai mendorongnya menuju beberapa rak sayuran dan juga buah-buahan segar.

Saat sedang memilih, matanya memicing ketika melihat seorang gadis yang tidak asing. Setelah beberapa detik berpikir, akhirnya Achhel segera menghampiri gadis tersebut dan tanpa aba-aba menampar pipi Liliya yang membuat suara cukup nyaring.

Gadis berkuncir kuda itu menoleh ke samping akibat dari tamparan tersebut, dia pun memegangi pipinya yang mulai panas dan juga memerah. Kedua sudut bibir Liliya bergetar, dia juga merasakan puncak emosi saat ini.

"Kenapa kamu menampar ku?!" Ucap Liliya dengan suara nya yang tinggi, sedangkan wanita itu hanya terkekeh sadis dengan senyuman bengkok di wajahnya.

"Kau tidak tau malu ya?! Sudah merebut Matthias dari ku, dan aku dengar-dengar kau sedang mengandung seorang anak bukan?! Dasar jalang! Aku yakin, itu bukan asli anak Matthias, iya kan?!" Jelas Achhel yang membuat beberapa orang yang sedang di dekat sana langsung menoleh.

Sedangkan Liliya melebarkan matanya dan tidak mengerti apa yang di maksud oleh wanita asing ini. Dengan segera Achhel mulai menarik tangan Liliya dan membawa gadis itu keluar dari supermarket.

Dengan paksa Achhel memasukkan Liliya ke dalam mobil, gadis berkuncir kuda itu mulai menggeliat dan berusaha untuk melepaskan diri dari situasi ini, handphone Liliya pun tertinggal di mansion.

"Tidak! Lepaskan aku! Kau ingin membawa ku kemana?!". Ujar Liliya, namun itu hanya di hiraukan oleh Achhel saja dan segera mobil tersebut pun mulai berjalan menjauh.

"Seharusnya kamu berada di tempat ku berada!". Kata Achhel dengan sedikit kilatan gila terpancar di matanya, Liliya yany mendengar hal tersebut melebarkan matanya, gadis itu mulai memegangi perutnya yang sudah mulai sedikit membuncit.

Supir itu terus membawa mobil tersbeut menuju sebuah pendesaan yang sangat jauh dari perkotaan, setelah sampai di depan pendesaan tersebut mobil itu mulai berhenti. Achhel kemudian mulai turun dari mobilnya dan segera membuka pintu mobil di sebelah nya.

"Turun!". Awalnya Liliya enggan untuk turun, karena dia sangat asing dengan tempat ini. Achhel yang melihat penolakan tersebut langsung menarik tangan Liliya agar keluar dari mobil. Gadis berkuncir kuda itu terkesiap dan kemudian dengan terpaksa mulai turun dari mobil.

"Sampai jumpa, dasar jalang! Aku sekarang akan menggantikan posisi mu!". Setelah mengatakan hal tersebut Achhel dengan cepat mulai masuk kembali ke dalam mobil dan mobil tersebut melesat cepat. Liliya berusaha untuk mengejar mobil tersebut namun tiba-tiba saja kakinya mulai kram dan juga nafas Liliya pun semakin cepat.

"Matthias...." Ujar Liliya dengan lirih di sana, Liliya pun mulai menelusuri jalan yang sepi ini dan berharap dia bisa menemukan jalan raya.

Hari pun semakin larut dan matahari sebentar lagi akan terbenam, Liliya masih terus berjalan tanpa arah dan itu membuat Liliya merasa lelah.

Mata bulat Liliya menelusuri sekitar dan segera dia mulai menemukan sebuah rumah gubuk yang tidak jauh. Senyuman tipis pun mulai terlihat di wajah gadis tersebut, gadis berkuncir kuda itu mulai mendekati rumah gubuk itu.

Setelah mencapainya dia mulai duduk di sebuah kursi kayu yang ada di depan rumah itu, Liliya bernafas lega akhirnya bisa meluruskan kaki kembali. Dan saat sedang bersantai di sana, pintu rumah itu pun terbuka dan memperlihatkan seorang wanita paruh baya, wanita itu sempat terkejut melihat sosok gadis cantik yang sedang hamil.

"L-loh... Non, Non ini siapa ya? Kenapa bisa ada di sini?".

.
.
.
.
.

Sedangkan di mansion Matthias, pria bermata kuning cerah itu sudah mondar-mandir di ruang tamunya, di sofa single terdapat Vero yang dengan santai menyesap kopinya. Matthias baru saja kembali dari kantor, dia terlalu banyak pekerjaan sehingga pulang hampir malam. Biasanya dia akan pulang sekitar 3 sore dan itu sudah mulai bermanja-manja dengan istrinya.

Namun ini sudah hampir jam 9 malam, Liliya tidak ada sedari tadi siang saat gadis itu telah selesai dari kampusnya dengan lebih cepat, dan Matthias tidak mendapatkan kabar apapun dari bodyguard yang berjaga di sana.

Matthias menggeram dan kemudian mulai menjatuhkan tubuhnya di sofa, bahkan kaki panjang Matthias mulai menendang sebuah meja di depannya dengan sangat keras.

Vero yang melihat amukan dari sahabat nya ini mulai menghela nafas dan kemudian menepuk-nepuk pelan pundak Matthias.

"Bersabarlah, anak buah mu sedang melacak keberadaan Liliya." Ucap Vero berusaha menenangkan Matthias. Pria bermata kuning cerah itu menoleh dan menepis tangan Vero dari pundak nya.

"Jika kau menyuruh ku untuk bersabar kembali, aku bersumpah akan merobek mulut mu itu". Setelah mengatakan hal tersebut Matthias segera naik ke atas kamar, lalu dia pun membuka pintu kamar itu. Dapat di lihat jika ponsel Liliya tergeletak di atas kasur.

"Kau dimana sayang... Kenapa kamu menghilang seperti ini".

Pria tersebut mulai duduk di tepi kasur dan meletakkan kedua sikunya di atas lutut dengan jari-jari tangan beserta telapak tangannya yang menumpu wajah Matthias.

Sedangkan di ruang tamu Vero harus bergelut dengan sosok wanita yang dimana dia adalah mantan tunangan Matthias.

"Minggir! Jangan menghalangi ku! Aku ingin bertemu dengan Matthias". Ujar Achhel dengan mencoba mendorong tubuh Vero. Namun pria bermata biru pucat itu menggeleng dengan enggan, dia bahkan sesekali menendang kaki Achhel dengan kasar.

"Untuk apa kamu menemui Matthias, huh?! Sudah sana pergi saja! Merusak pemandangan saja". Ujar Vero dengan sinis, Achhel yang di ledek seperti itu tidak terima dan mulai menerobos melalui tubuh Vero.

Achhel tanpa sopan mulai masuk ke dalam kamar Matthias dan dia bisa melihat kekasihnya ada di sana sedang terduduk, Achhel sedikit membenarkan tampilannya dan kemudian berjalan mendekati Matthias dengan anggun.

"Dev! Aku senang bisa bertemu kembali dengan mu". Ujar Achhel dan kemudian wanita itu mulai memeluk tubuh Matthias dengan erat, seketika Achhel tersenyum lebar ketika merasakan respon dari Matthias, yaitu menepuk-nepuk pundak Achhel dengan lembut.

Namun tak lama senyuman Achhel meluntur ketika merasakan tarikan di rambut panjangnya yang membuat wanita itu terpaksa melepaskan pelukannya dengan Matthias. Pria bermata kuning cerah itu menatap wanita di depannya dengan tatapan tajam dan juga menusuk.

Tanpa perasaan, Matthias mendorong tubuh Achhel dengan kasar yang membuat wanita itu terjatuh dengan kasar di lantai.

"Jangan menyentuh ku, sialan!".

•••

Nanti sore, aku up lagii!
Di tunggu ya bub, bintangnya jangan lupa di pencet ya ❤❤

Matthias Drevn [End]Where stories live. Discover now