Pertemuan 7

3.5K 108 1
                                    

Beberapa menit yang lalu

Saat Liliya menoleh dan melihat jika Matthias sedang asyik mengobrol dengan Vero, gadis tersebut kembali memfokuskan perhatian nya kepada gadis berambut keriting tersebut.

"Liliya, bisakah kamu menolong ku? antarkan aku ke toilet ya?". Tanpa menunggu jawaban dari Liliya, tangan gadis tersebut sudah di seret untuk ikut menuju toilet.

Saat sampai di toilet, Bella pun mulai masuk ke dalam dengan Liliya yang menunggu di depan pintunya. Mata bulat Liliya pun menatap ke arah sekitar dan tak lama, dia di kejutkan oleh beberapa pria asing yang masuk ke dalam toilet wanita.

Liliya segera menegakkan tubuh nya kembali dan menata pria-pria tersebut dengan tatapan cemas di matanya. "S-siapa kalian?! kenapa kalian masuk ke dalam toilet wanita?!". Ujar Liliya yang sedikit berteriak, tangannya mulai bergetar dengan beberapa bulir keringat di dahinya.

Pria-pria tersebut memandang aneh dengan bahasa yang gadis tersebut gunakan. Mereka kemudian terkekeh geli dengan salah satu dari mereka mendekat, perutnya yang buncit beserta ada janggut di sepanjang garis pipinya beserta kepalanya botak, membuat Liliya merasa jijik.

"Guarda, abbiamo una bellissima donna qui!"
(“Lihat, ada wanita cantik di sini!”). Ujar pria berbadan buncit tersebut, teman-teman nya pun ikut tertawa dan kemudian mereka mulai mendekat dan memojokkan tuh Liliya di dinding toilet.

Bugh!

"Non toccare il mio amico! brutto uomo!"
("Jangan sentuh temanku! pria jelek!"). Tiba-tiba Bella menarik kerah kemeja salah satu dari mereka dan mulai menendang perut di pria buncit tersebut yang dengan liar tangannya menyentuh Liliya.

Dengan cepat Bella menarik tangan Liliya lalu membawanya keluar dari kamar mandi. Para pria tersebut pun mulai berlari mengejar mereka, Bella dengan genggaman erat di tangan Liliya semakin berlari cepat. Sedangkan Liliya merasakan cemas yang berlebihan jika di ajak berlari-lari seperti ini.

Nafas Liliya pun semakin cepat dan tidak teratur, gadis berambut keriting yang menyadari jika Liliya tidak baik-baik saja langsung memberhentikan larinya. "Liliya, are you okay?". Tanya Bella dengan panik, dia menoleh ke belakang sejenak dan kemudian Bella pun kembali menarik tangan Liliya untuk mengikuti nya berlari.

Liliya menunduk dan kemudian menarik tangan Bella agar berhenti. Gadis tersebut membungkuk dengan tangannya bertumpu di lututnya, serangan panik mulai menjalar di tubuhnya, pikirannya pun mulai kabur dan seketika sekelebat bayangan di otaknya terlihat.

"Jangan berlari jalang kecil! kembali kesini!!"

"Kau tidak akan bisa berlari! jangan pergi jalang kecil!"

Liliya memejamkan matanya dan nafas nya pun semakin tak karuan, ingatan di masa lalunya di saat Liliya berumur 17 tahun, dimana dia di tahan dengan penindas di sekolah nya selama seminggu, dan selama seminggu tersebut Liliya di lecehkan dengan sangat kejam.

Dan saat itu pula, Liliya berusaha untuk terus kabur dari mereka. Namun hasilnya selalu memberikan Liliya trauma yang mendalam, saat para penindas tersebut menangkap kembali Liliya mereka akan langsung memberikan hukuman berat terhadap Liliya, mereka mencambuk, memukul, dan juga mencekik Liliya sehingga gadis tersebut pingsan.

"Liliya?! ada apa?". Suara Bella membuat Liliya kembali tersadar ke dunia nyatanya, dia mencengkram erat ujung gaunnya dan kemudian dengan tangan gemetar gadis tersebut memegang tangan Bella.

Bella yang merasakan jika tangan Liliya menjadi dingin, membuat gadis berambut keriting tersebut semakin panik. dia pun kembali menoleh ke arah belakang dan melihat jika pria-pria tersebut sudah dekat.

Bella dengan itu langsung mengajak Liliya kembali berlari dan akhirnya dia pun mencapai ke lobby hotel. "Vero!!"

.
.
.
.

"Maledico tutti se non riescono a trovare la mia ragazza!!"
("Aku akan mengutuk semua orang jika mereka tidak dapat menemukan gadisku!!”). Dengan amukan yang meluap Matthias mencengkram kerah Jack yang tidak berhasil menemukan gadisnya.

"Temukan dia sekarang bodoh!!". Dengan kasar Matthias melepaskan cengkeramannya yang membuat Jack terhuyung ke belakang. Vero berusaha menenangkan sahabat nya ini dengan menepuk pundaknya.

"Sabar lah Matthias". Matthias yang mendengar hal tersebut dari Vero lantas menengok dan dia mengepalkan tinjunya.

"Sabar?! kamu tidak lihat jika gadis ku hilang?! dia masih asing di tempat seperti ini, bagaimana jika salah satu musuh ku menemukannya dan menculiknya!?". Ujar Matthias dengan nada tinggi, Vero sedikit mengerutkan alisnya.

"Bella juga hilang bersama Liliya!". Balas Vero dengan tatapan tajamnya mengarah ke arah Matthias. sedangkan pria tersebut terdiam dan dia duduk di salah satu kursi di sana sambil mengacak-acak rambut nya.

Dengan itu Vero meninggalkan Matthias di sana, dia kembali masuk ke dalam hotel dan melihat jika sudah sepi, karena tadi Matthias yang membubarkan mereka semua.

Saat Vero hendak mengambil blazer nya yang tertinggal di sana, pria tersebut bisa mendengar suara kekasihnya di belakang, sontak Vero lambung menoleh dan dia melihat Bella berlari ke arah dirinya beserta Liliya di sampingnya.

Vero langsung berteriak dengan keras memanggil Matthias, dan dengan segera pria tersebut langsung masuk kembali ke dalam. Matthias merasa lega melihat Liliya kembali, dia langsung menarik Liliya ke dalam dekapannya yang erat.

Namun ada yang membuat Matthias terkejut, kenapa badan Liliya dingin dan juga bergetar. Matthias langsung memegang pundak Liliya dan kemudian dia menatap mata bulat gadis tersebut.

"Sayang, kamu kenapa? apakah kamu baik-baik saja?". Tanya Matthias dengan nada khawatir. Bella pun mengangkat kepalanya dari dada bidang kekasihnya.

"Prima, nel bagno abbiamo incontrato uomini a caso. Hanno cercato di molestare Liliya e io ho colpito immediatamente l'uomo e poi siamo scappati. Inoltre non so perché Liliya fosse così."
("Pertama, kami bertemu pria sembarangan di kamar mandi. Mereka mencoba menganiaya Liliya dan aku langsung memukul pria itu lalu kami kabur. Aku juga tidak tahu kenapa Liliya seperti itu."). Jelas Bella, Matthias yang mendengar hal tersebut kembali memeluk tubuh Liliya.

"Tidak apa-apa Liliya, aku ada disini. Kamu aman Liliya."

Tidak ada balasan dari Liliya, melainkan gadis tersebut mencengkram erat kemeja yang di pakai oleh Matthias.

Mata Matthias mengedar ke seluruh penjuru dan kebetulan sekali Jack datang menghampiri nya, pria berambut blonde tersebut ingin memberikan bosnya laporan namun lagi-lagi perkataan nya di potong kembali.

"Jack, cari pria yang membuat Liliya seperti ini. kamu bisa meminta ciri-ciri nya dari Bella, setelah menemukannya jangan biarkan mereka kabur". Jack rasanya ingin menangis saja, dia selalu mendapatkan tugas banyak oleh bosnya ini. Namun apa boleh buat? ini termasuk balas budi Jack kepada Matthias karena telah menolong nya waktu 5 tahun yang lalu. Dengan patuh Jack pun mengangguk dan dia pamit untuk mengundurkan diri dan mencari pria yang di sebutkan oleh bosnya.

Vote and komen nya jangan lupa bub!

Matthias Drevn [End]Where stories live. Discover now