Pertemuan 15

1.1K 35 0
                                    

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Bertubi-tubi pun Matthias melayangkan tinjunya dengan keras di wajah tampan Ervan, pria bermata setajam elang tersebut langsung menjatuhkan Ervan di tanah dan menindih tubuhnya.

"Seharusnya kau melampiaskan nya kepada diriku! jangan terhadap gadis tersebut! dia tidak mengetahui apapun!!". Lagi-lagi Matthias melayangkan tinjunya kembali, dan membuat wajah Ervan babak belur, dengan matanya yang membiru, kedua sudut bibirnya berdarah, dan banyak lagi luka lebam di wajah Ervan.

Ervan dengan cepat langsung mengangkat kakinya lalu membentur kan lutut nya di belakang kepala Matthias yang membuat pria tersebut sedikit terhuyung, dan kemudian Ervan pun menindih Matthias dan membalas tinjuan yang di berikan oleh Matthias.

"Apakah aku peduli?! apakah anda juga peduli waktu itu?! Membunuh kedua orang tua ku dengan sadis di depan mata ku sendiri! Dan bahkan aku sudah memohon di sana! Matthias! aku masih ingat semua itu!! dimana di depan mata ku sendiri, ibu ku di perkosa secara bergilir oleh anak buah mu dan memperlakukan ibu ku seperti hewan!!". Ujar Ervan dengan amarah yang memuncak, tinjunya pun tak berhenti di wajah tampan Matthias. Dia tidak peduli sekarang! dia akan membunuh Matthias sekarang juga!

Matthias menahan tangan Ervan dengan erat dan kemudian membalikkan tubuh pria tersebut, Matthias pun mulai mengeluarkan sebuah pisau kecil di dalam saku celananya. Namun saat dia hendak menusuk Ervan, sebuah asap tebal pun menyerang mereka dan membuat pandangan Matthias kabur.

Matthias berusaha menyesuaikan pandangan nya dan setelah asap tersebut menipis, dia tidak menemukan Ervan di sana. Sial! Dengan segera Matthias pun mulai masuk kembali ke tempat ruangan Liliya.

Beberapa bodyguard Ervan pun sudah tumbang dan sedang di urus oleh Erren beserta Jack. Dengan cepat mata Matthias beralih ke arah Liliya dan kemudian dia berjalan cepat ke arah gadis tersebut.

Matthias pun membuka penutup mata Liliya dan melihat jika kelopak mata Liliya yang tertutup, Matthias pun mulai menyingkap kemeja milik pria tersebut yang di pakaikan kepada Liliya, sekali lagi Matthias bernafas lega. Luka bakar di perut Liliya sudah di obati.

Dengan segera Matthias membuka ikatan tali yang melilit tubuh Liliya dan kemudian dia pun segera menggendong tubuh gadis tersebut. Matthias segera keluar dari gedung terbengkalai tersebut dan menuju ke arah helikopter nya yang sudah menunggu di sana. Ah biarkan saja pesawat pribadi nya di sini, lagi pula di rumah dia memiliki banyak sekali pesawat pribadi.

Matthias kemudian mulai menaiki helikopter tersebut bersama beberapa bodyguard nya, Matthias meletakkan Liliya di pangkuan nya yang hangat setelah pria itu telah duduk.

Sesekali Matthias mencium pucuk kepala Liliya dan menggumamkan perkataan maaf di telinga Liliya. Matthias kemudian beralih ke arah Erren yang terduduk di sana bersamaan dengan Jack.

"Erren, coba kau cari tahu. Siapa yang berani membawa gadis ku ini". Ujar Matthias dengan suara yang dingin.

"Saya sudah menduga akan hal ini, ada salah satu di antara kami yang berkhianat". Jawab Erren dengan santai, matanya pun melirik sekilas ke arah sosok bodyguard yang di sudut, dengan mengenakan topi beserta masker untuk menutupi wajahnya. Matthias pun mengikuti arah pandang Erren dan kemudian dia pun mengangguk.

"Baik, aku mengerti. Urus saja, jika sudah selesai berikan kepada ku". Tutur Matthias, Erren pun mengangguk mendengar perintah tersebut.

Jack mengkerutkan alisnya dan kemudian dia menyenggol lengan Erren yang terdapat bekas tembakan di sana dan baru saja di obati, membuat Erren meringis, tanpa aba-aba Erren pun menekan paha Jack yang terdapat sebuah luka tusuk di sana.

Matthias Drevn [End]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon