Pertemuan 19

1K 25 0
                                    

Mobil hitam itu mulai berjalan cepat dan sesekali menerobos lampu lalu lintas, pria berambut blonde tersebut terus menginjak pedal gasnya dan berusaha untuk menghentikan mobil yang membawa Bella dan juga Liliya, ya siapa lagi jika bukan Vero.

Di atas mobil hitam tersebut pun terdapat helikopter yang mengikuti mobil itu, di dalam helikopter terdapat Matthias dan juga Erren, Jack. Mata Matthias berkilat penuh amarah dan tangan nya pun mengepal dengan erat.

Sedangkan di mobil yang terdapat Bella dan juga Liliya semakin cepat, Liliya menoleh ke arah Bella. "Bella, kau bilang ingin membelikan ku es krim?". Ujar Liliya yang membuat Bella menoleh sejenak.

"Anu... bagaimana jika kita berhenti sebentar di supermarket". Tanya Bella kepada sang supir.

Supir tersebut sedikit melirik dan kemudian dia pun menggeleng. "Maaf Nyonya, tidak bisa. Jika kita berhenti mereka akan menangkap kita."

"Hanya sebentar". Kata Bella sekali lagi, supir tersebut pun menghela nafas dan kemudian mulai membelokkan stirnya menuju supermarket terdekat di sana. Lebih baik dia menurutinya saja, daripada harus di curigai oleh Bella dan juga Liliya.

Mata Bella sedikit melirik ke arah sebuah taksi yang sudah menunggu di sana, itu adalah taksi pesanan Bella. Bella pun melirik ke arah Liliya dan kemudian mulai membuka pintu mobilnya. Tak lupa juga Bella menarik tangan Liliya agar segera turun dari mobil tersebut.

"Tolong Nyonya, jangan berlama-lama". Ujar supir tersebut, Bella pun memutar matanya dengan malas dan mengangguk.

Bella segera menarik tangan Liliya menuju taksi tersebut, dan kemudian mereka berdua langsung memasuki taksi itu. Supir yang melihat hal tersebut melebarkan matanya, dan dia segera turun dari mobil. Dia pun berlari menuju taksi tersebut dan mulai menggedor-gedor kaca mobil itu.

"Nyonya! kau ingin kemana?!". Supir itu terus menerus menggedor kaca taksi itu, tak lama taksi itupun mulai melaju sangat cepat. Laki-laki bertopi tersebut segera memasuki mobilnya kembali dan mulai mengejar taksi yang di tumpangi oleh dua gadis itu.

Tepat setelah itu, mobil Vero menyusul di belakang mobil hitam itu, dengan perasaan marah yang memuncak dia pun mulai menabrak kan mobil mahalnya di belakang mobil yang di tumpangi oleh pengkhianat tersebut.

Mobil itu, langsung tergelincir yang membuat dia menabrak sebuah tembok di sana.

"Luncurkan!". Ujar Matthias yang berada di dalam helikopter tersebut, Erren segera menahan pergerakan tangan dari bodyguard Matthias yang ingin meluncurkan sebuah tembakan ke arah mobil itu.

"Tuan, di dalam masih ada Nyonya Liliya dan juga Bella". Ujar Erren.

"Liliya sudah tidak ada di sana". Jawa Matthias yang mendapatkan anggukan dari Erren, setelah itu Erren pun menarik kembali tangannya.

Dan pada saat itu, sebuah peluru yang cukup besar mengarah ke arah mobil yang masih terjepit oleh mobil Vero, tepat setelah peluru tersebut mengenai mobil hitam itu, yang membuat ledakan yang sangat keras, sehingga sedikit menggetarkan tanah dan membuat beberapa bangunan di dekat sana sedikit hancur.

Liliya menjerit kaget mendengar ledakan keras tersebut, bersamaan juga dengan Bella. gadis berambut keriting itu mulai menoleh dan seketika matanya melebar. Itu... itu mobil Vero, dengan segera Bella pun menyuruh taksi tersebut untuk berhenti.

Bella langsung berlari keluar dan mendekati tempat mobil Vero yang terbakar, Liliya pun juga ikut berlari mencoba menghentikan Bella agar tidak mendekati tempat tersebut.

"Bella! jangan ke sana!, kamu bisa terluka jika melihatnya terlalu dekat!". Ujar Liliya yang menahan tangan Bella, namun gadis tersebut tidak mendengarkan perkataan dari Liliya, dia menggeliat di dalam cengkraman Liliya.

Matthias Drevn [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang