Chapter 39. Escape

65 5 0
                                    

Beberapa saat kemudian,
Valmira mendatanginya dengan menenteng kepala Lucanne yang telah dibungkus dengan apik dalam sebuah kotak kayu berhiaskan pita berwarna perak."Apa yang harus saya lakukan dengan ini, Duchess?"
Reona menggertakan giginya merasa geram. "Kirimkan ke istana kekaisaran! Kita harus mengucapkan selamat kepada penguasa baru istana itu."
Valmira mengangguk paham. Dia membungkukkan badannya dengan sopan lalu pergi dari sana.

Keesokan paginya,
Melidas terbangun, mengetahui dirinya berada didalam kereta kuda yang sedang berjalan, melihat kearah luar. Seorang pemuda yang berada dibangku kusir langsung melontarkan pertanyaan.
"Bagaimana kondisi anda, Tuan duke?"
"Lebih baik. Terima kasih sudah bertanya."
Jawabnya dengan singkat sembari melepaskan sarung tangannya, memeriksa aliran mana dalam tubuhnya yang sudah kembali stabil.
"Maaf atas ketidaksopanannya. Saya Caryle Hermand. Duchess menugaskan saya mengawal kepulangan anda kembali ke Utara," ucap pemuda itu dengan ramah.
Melidas sempat terdiam selama beberapa saat. "Bagaimana dengan lady? Apa dia tidak akan kembali keselatan?" Tanyanya.
Caryle langsung menggigit bibirnya, bingung harus memberikan jawaban seperti apa. "Emm... Itu bukan otoritas saya untuk mengetahuinya,"ucapnya sembari menarik napasnya dalam lalu membuangnya dengan kasar. Pemuda itu merasa bersalah karena telah membohonginya.

'Ini salah duchess. Bagaimana bisa dia memintaku mengatakan hal-hal kejam kepada pemuda polos sepertinya? Ah... aku tidak peduli lagi. Begini lebih baik.' Batinnya.

"Anu. Tuan duke, anda baik-baik saja? Jika ada yang tidak nyaman, kita bisa berhenti sejenak- "
"Tidak perlu." Potong Melidas dengan cepat. Caryle mengangguk kecil lalu memacu kudanya, melanjutkan perjalanan kewilayah utara. Sepanjang jalan, Melidas hanya diam memikirkan banyak halyang baru saja terjadi tanpa dia bisa mengerti. Sang grand duke utara itu mengusap wajahnya dengan kasar. "Aku tidak tau apapun tentang lady," gumamnya pelan.

Dikekaisaran,
Permaisuri sedang uring-uringan setelah menerima bingkisan yang dikirim oleh penguasa wilayah Barat. Sebuah kepala manusia dengan sepucuk surat bertuliskan,

Aku tau apa yang kau lakukan.

Permaisuri semakin dibuat kesal dengan rumor tidak mengenakkan yang mendadak tersebar diseluruh wilayah kekaisaran. 'Vertozch akan menduduki Medeia'. Topik hangat yang diperbincangkan para bangsawan baru-baru ini membuatnya geram. "Ini adalah sebuah seruan
perang! Istana barat telah memberontak kepada kekaisaran," ucapnya terang-terangan memusuhi wilayah tersebut. Permaisuri yang kepalang emosi mengerahkan sejumlah pengikutnya untuk menyerang istana sang tiran. Tetapi, usahanya sia-sia karena tidak ada satupun yang kembali hidup-hidup. Permaisuri tidak menyerah, egonya yang tinggi membuatnya tidak ragu menggunakan cara licik seperti menyusupkan seseorang untuk menghasut para penduduk wilayah barat agar memberontak bahkan membakar rumah penduduk hanya untuk menebarkan teror. Tetapi, lagi-lagi usahanya harus gagal. Ketika semua rencananya tidak ada yang
berhasil.

Sementara itu, para bangsawan diwilayah selatan mulai mengendus aksi pemberontakannya. Seluruh keluarga bersatu untuk menentang sang permaisuri. Bahkan Soleion Mavaer, kepala keluarga terhormat Mavaer yang merupakan pemimpin keluarga bangsawan diwilayah itu mendatangi kekaisaran secara langsung hanya untuk memperingatkannya.Namun, sungguh sial baginya. Permaisuri yang telah terbutakan oleh kekuasaan justru berbuat kejam dengan mendesak kaisar menjatuhkan hukuman gantung kepada kakak kandungnya tersebut. Wanita berusia 44 tahun itu semakin menjadi-jadi setelah berhasil memaksa kaisar menandatangani dekret yang mengizinkannya menjatuhkan hukuman kepada orang lain. Pada waktu yang bersamaan, beberapa anggotakeluarga kekaisaran berhasil melarikan diri secara diam-diam. Pangeran pertama Agares meninggalkan istana setelah menjatuhkan penjaga dikamarnya, sama halnya dengan komandan Charlotte. Lalu, Zarcha dan lady Luise yang menyelinap melalui jalan tersembunyi didekat reruntuhan istana lama. Cael berada dikediamannya, berusaha keras mencari cara untuk masuk kedalam istana kekaisaran. Tetapi, permaisuri mengambil langkah lebih dulu. Seluruh keluarga Trovier ditahan diistananya sendiri. Pikirannya menemui jalan buntu.

THE THRONE RESERVED [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang