Chapter 9. Aura

117 12 0
                                    

Luke menyadari perbuatannya. Dia buru-buru melepaskan pelukannya. "Saya telah lancang." Ucapnya. Pemuda itu terlihat lucu ketika pipinya memerah tanpa sadar Reona tertawa.
"Anda terlihat cantik saat tersenyum." Ucap Luke.
"Jika kukatakan ini hanyalah topeng, apa kau mempercayainya?"
Pemuda itu terdiam. "Saya tidak mengerti."
"Ekspresi yang kutunjukkan kepada semua orang hanyalah sebuah topeng untuk menutupi wajah menakutkan yang kau lihat hari ini." Jelas Reona.
"Kenapa lady melakukan itu?"
"Untuk menjaga orang lain agar tidak terlibat dengan masalahku."
"Saya masih tidak mengerti tapi saya tidak setuju dengan apa yang anda katakan." Ucap Luke.
"Itu bukanlah kepura-puraan. Anda hanya enggan mengakui bahwa anda memedulikan mereka. Anda mungkin tidak tau bagaimana cara melindungi orang lain," lanjutnya.

Reona tersentak untuk yang kesekian kalinya. Pemuda itu mengatakan hal yang sama persis seperti yang ibunya katakan. Selama ini Reona berusaha menyembunyikan semua emosinya. Dia memaksa dirinya menjadi orang yang dingin, membuat jarak dengan orang-orang yang disayanginya agar mereka tidak pernah terseret kedalam masalahnya tapi tanpa sadar dirinya berubah terlalu jauh.
"Omong-omong bagaimana lengan anda?"
"Bagaimana kau tau lenganku terluka?"
"Ah se— semua orang membicarakannya, saya mendengarnya dari mereka"
"Jangan khawatir! Bekasnya bahkan sudah hilang," jawab Reona. Luke terlihat bingung tetapi dia mengangguk dengan cepat.
"Apa kau tidak ingin tau alasanmu diserang?"
"Jika lady tidak ingin memberitahu maka saya juga tidak akan bertanya," jawabnya.
Reona menghela napas lalu tertawa kecil, "Kau benar-benar sesuatu."
Luke tidak mengerti.

"Sudah seperti ini, aku akan memberitahumu" ucap Reo.

Pemuda itu sontak terbelalak setelah mendengar semua penjelasannya.
"Lady hidup anda dalam bahaya, kenapa anda menanggung semuanya sendirian?"
"Karena aku tidak mempercayai siapapun, aku juga tidak ingin melibatkan keluargaku tapi sekarang aku malah membuatmu terlibat." Reona memijit pelipis kepalanya.
"Saya bukanlah siapa-siapa, lady tidak perlu mengkhawatirkan saya," ucap Luke sembari tersenyum.
"Justru karena itu kau, aku semakin khawatir. Sahut Reona membuat pria itu terpaku ditempatnya. Mereka berdua terlarut dalam diam. Reona melangkahkan kakinya menuju mayat Bisel yang masih tergeletak ditempatnya. Dia meletakan kedua tangan diatasnya lalu merapalkan sebuah mantra.

"La Fire!"

Kobaran api langsung muncul dan menghanguskan mayat tersebut.
"Aura?" Reona menoleh.
"Aku terkejut kau mengetahuinya. Orang awam biasanya salah mengira aura sebagai sihir hanya ada dua jenis orang yang bisa membedakannya, seseorang yang bisa melakukan salah satunya atau seseorang yang pernah tinggal diutara."
"Umm sebenarnya saya hanya pernah diberitahu oleh perdana menteri, beliau berteman baik dengan tuan duke."
"Ahh begitu." ucap Reona santai.
Luke hanya mengangguk. "Saya benar-benar kagum tidak hanya memakai pedang dengan baik. Anda bahkan bisa mengendalikan aura yang tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang, saya seorang pria tetapi tidak bisa membela diri saya sendiri."

Reona merasa tidak senang dengan apa yang baru saja dia dengar. "Aku seorang wanita tapi aku bahkan tidak tau bagaimana cara menyulam. Bukankah itu wajar? Semua orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda pasti ada hal dimana hanya kau yang mampu melakukannya."
Sedetik kemudian ekspresi Reona berubah menjadi serius. "Bisel sengaja menyerangmu untuk memancingku. Dia ingin memastikan apakah kau benar-benar kelemahanku atau bukan dan aku telah menjawabnya, anggota kelompoknya yang lain pasti akan segera muncul. Aku membuatmu terlibat, aku akan bertanggung jawab untuk hidupmu." Ucapnya dengan tegas.
Pemuda itu tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia hanya tersenyum sebagai balasan.

'Hal dimana hanya aku yang bisa melakukannya? Aku akan menunjukannya padamu suatu hari nanti.' Batin Luke.

Hari semakin malam karena situasi sedikit berbahaya. Reo mengantarkan Luke kekamarnya sebelum dia kembali kekamarnya sendiri.

THE THRONE RESERVED [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang