Chapter 24. Intruder

60 9 0
                                    

Luke tersentak ketika Reona tiba-tiba berjongkok dihadapannya, mukanya memerah malu saat wanita itu meletakkan kakinya diatas pahanya.
"Kau berlari tadi, apa tidak terasa sakit?" Tanyanya sembari memijit kakinya dengan pelan. Pemuda itu menggeleng lalu memalingkan wajahnya kearah lain. Dilon menyaksikan interaksi mereka. Pria itu tertawa kecil. "Anda berdua mengingatkan saya dengan lady dan suaminya."
"Bukannya lady Vertozch belum menikah?" Tanya Reona.
"Dunia memang menganggapnya seperti itu."
Reona tidak mengerti tapi Dilon tidak ingin bercerita lebih jauh. Dia tidak ingin memaksanya dan justru menganti topik dengan memperkenalkan pemuda yang bersamanya.

Keesokan harinya,
Reona dikejutkan dengan kedatangan burung peliharaan Lady Palka yang membawakan sebuah surat untuknya. "Burung ini memiliki kemampuan mendeteksi mana. Dia sudah terbang berhari-hari diwilayah ini, dia pasti langsung datang setelah merasakan keberadaanku." Jelas Reona.
"Mayoritas penduduk wilayah ini adalah para pengguna aura, penjara istana dibangun secara khusus untuk menekan kemampuan mereka." Timpal Dilon.
"Apakah karena itu anda tidak bisa melarikan diri?" Reona mengangguk mengiyakan.
Dilon tersentak. "Anda bisa menggunakan aura?" Pria itu langsung mendapat tatapan keheranan dari dua orang lainnya.
"Apa yang aneh dengan itu?"
"Ti— tidak ada hanya saja, umumnya orang-orang tertentu yang dapat membangkitkannya, tidak seperti mana yang secara alami dimiliki semua orang. Aura adalah sesuatu yang dibangun atau diwariskan. Dizaman peperangan, penduduk barat terdahulu mengisi posisi garda depan sehingga mereka terus melatih dirinya sampai tanpa sadar menciptakan inti aura kemudian mereka mewariskannya pada keturunan mereka. Sejauh ini pengguna aura terkuat adalah Duchess Litchia Vertozch yang diturunkan kepada cucunya yakni Lady Miroselyyn Vertozch, apa mungkin lady memiliki darah keturunan barat?"
Mereka bertiga saling memandang kemudian Reona menggeleng pelan. "Lalu anda membangunnya?" Tanya Dilon. Reona menggeleng sekali lagi. Dia membuatnya kebingungan. Akhirnya mereka tidak melanjutkan pembahasannya. Reona kembali ke kamarnya untuk mengurus sesuatu sementara Luke membantu Dilon mengurus kebunnya.

"Sepertinya anda menyukai tanaman," ucap Dilon.
"Didaerah saya tidak banyak bunga yang bisa tumbuh, mereka sangat berharga." Jawab Luke membuat pria tua itu terkesan.
"Darimana anda berasal?" Pemuda itu menoleh. Dia sedikit ragu untuk berbicara tetapi Dilon benar-benar baik. Pria itu membuatnya ingin berkata sebagaimana adanya dan ya, dia memberitahunya. Rupanya itu bukanlah sebuah keputusan yang salah bahkan Dilon langsung sumringah mendengar wilayah utara kembali dipulihkan.
"Wanita yang kucintai berasal dari sana, aku sempat mengunjungi wilayah itu memang cukup dingin tapi suasananya begitu tenang, lady juga pasti akan menyukainya. Aku turut bahagia untukmu tapi sepertinya lady Ashtarte tidak tau tentang hal ini?" Luke menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Dilon memahami bahasa tubuhnya. Tawanya langsung pecah. Pemuda itu langsung kikuk tidak tau harus berbuat apa.
"Kami akan pergi setelah sarapan," ucap Reona yang datang dari arah belakang.
"Tidakkah disini cukup aman lady? Anda tidak perlu khawatir, dinding rumah ini mampu menyamarkan aura. Tuan duke tidak akan menemukan anda disini, anda bisa tinggal lebih lama." Ucapnya.

"Aku tidak bisa terus menerus bersembunyi, Dilon." Reona mengepalkan tangannya erat. "Avery tidak akan ragu membalikkan seluruh kota hanya untuk menemukanku. Itu terlalu berbahaya untukmu jika dia menemukanku berada disini." Dilon dengan berat hati menurutinya.

Setelah sarapan mereka bersiap pergi dari sana. Diluar dugaan, Duke Willhouston berhasil melacak keberadaannya. Diluar reruntuhan, dia sudah bersiap dengan pasukannya untuk menyergap Reona. Tidak ingin membahayakan siapapun, Reo meminta kedua orang lainnya bersembunyi sementara dia akan menghadapi mereka sendirian. Keputusannya tersebut sempat ditolak mentah-mentah oleh Luke yang menganggap perbuatannya terlalu nekat tapi Reona tidak menghiraukannya dan langsung menerjang keluar dengan hanya sebilah pedang yang ditemukannya secara asal.

Sementara itu, dikekaisaran. Cael mondar-mandir didalam kamarnya, mengkhawatirkan sang kakak yang belum juga ada kabar sedangkan 2 minggu hampir berlalu sejak kepergiannya waktu itu. Dia memutuskan keluar untuk mencari udara segar. Cael mendatangi reruntuhan istana lama untuk mengistirahatkan sejenak pikirannya tetapi dia justru melihat hal yang mencurigakan setelah tidak sengaja menyaksikan pertemuan 2 orang misterius secara rahasia. Cael kesulitan melihat wajahnya karena mereka memakai tudung kepala dan jubah yang panjang.

"Siapa mereka itu?" Gumamnya.

Ketika dia mengejarnya kedua orang itu sudah menghilang entah kemana, merasa ada yang tidak beres. Cael tidak memberitahukannya kepada siapapun dan menyelidikinya sendiri dengan bantuan lady Luise.

THE THRONE RESERVED [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang