Chapter 29. Crown princess of Hwagon

58 4 0
                                    

Setelah menemui Caryle Hermand, sang komandan Combat Guild. Reona menjalankan misinya sendiri yakni menyusup kedalam istana barat dengan menyamar sebagai seorang pelayan. Hal itu dilakukannya untuk memantau situasi sekaligus mencari celah.

Beberapa hari telah berlalu, sejauh ini dia berhasil mengelabuhi semua orang bahkan mendapatkan rekan baru sesama pelayan yang berperan sebagai asistennya. Dia bernama Valmira. Seorang gadis jelata yang telah kehilangan seluruh keluarganya, memiliki paras menawan serta pesona feminim yang mampu memikat hati siapapun. Sayangnya, dia adalah seorang penipu ulung. Tidak ada yang tau jika wajahnya itu hanyalah sebuah kamuflase.
"Wajahmu itu benar-benar pemborosan," ucap Reona yang dibalas kekehan kecil oleh lawan bicaranya.

Benar.

Pada kenyataannya, kepribadiannya memang tak sepolos penampilannya. Hal itu dibuktikan pada pertemuan pertama mereka. Ketika Reona menghabisi seorang pelayan lalu tanpa sengaja Valmira memergokinya. Bukannya berteriak seperti halnya yang terjadi pada umumnya. Gadis itu justru membantunya menghabisi satu orang penjaga yang mendekat dengan ekspresi kelewat tenang. Hal itu sontak membuat Reona merasa tertarik dan langsung merekrutnya. Dia bahkan masih ingat dengan apa yang dikatakannya setelah itu.

"Apa perlu memutilasi mayatnya lalu membuangnya ketempat yang jauh? Atau, biarkan saja dia membusuk disini?"

Kata-kata indah itu keluar dari mulutnya begitu saja.

"Mengagumkan." Reona merasa puas dengan cara kerjanya.
Siapa sangka keputusannya itu benar-benar sebuah jackpot?
Valmira menjadi sangat berguna. Setelah memilikinya sebagai seorang asisten, Reona hampir tidak pernah terjun langsung kelapangan karena gadis itu telah mengerjakan semua bagiannya dengan senang hati.
Beruntung baginya, Valmira adalah satu dari jutaan manusia yang senang mengetahui dirinya dimanfaatkan.

Dikekaisaran,
Para pelayan tampak sibuk menghiasi setiap sudut istana. Seolah perayaan besar akan segera dilangsungkan, Permaisuri Dhelpine mondar-mandir kesana kemari mengawasi pekerjaan mereka. Sementara itu, sebuah kereta kuda baru saja tiba dihalaman kekaisaran. Corak dan lambangnya tampak asing, kedatangannya sontak menjadi pusat perhatian semua orang.

Klek.

Pintu terbuka. Sepasang kaki dengan sepatu hak tinggi berwarna merah melangkah keluar menampilkan seorang wanita berambut blonde, bermata biru dengan pesona karismatik yang memikat para pria.

 Sepasang kaki dengan sepatu hak tinggi berwarna merah melangkah keluar menampilkan seorang wanita berambut blonde, bermata biru dengan pesona karismatik yang memikat para pria

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dia adalah Tuan putri Shofia Constantine. Putri mahkota dari kerajaan Hwagon yang berada dibenua Lopus. Wilayahnya tak sebesar kerajaan Alfred. Namun, keberadaannya tidak bisa diabaikan. Kerajaan Hwagon adalah pemerintahan yang makmur, memiliki tanah yang subur dengan kekayaan alam yang melimpah. Kerajaan ini berpusat dibidang pertanian hampir seluruh penduduknya adalah seorang petani mapan. Mereka mengekspor hasil pertaniannya ke luar negeri, banyak kerajaan besar mengandalkan hasil bumi mereka. Seperti halnya kerajaan Alfred yang geografisnya tidak memungkinkan untuk menumbuhkan beberapa jenis tanaman.
"Helga?"
"Anda memanggil saya, yang mulia." Seorang ajudan wanita membungkuk dengan sopan. Tuan putri Shofia mengangkat tangannya, memerintahkan sang ajudan menuntunnya menaiki tangga yang padahal hanya beberapa.
"Selamat datang, Putri Shofia." Kaisar Ladrel langsung menyambut kedatangannya.
"Senang bertemu kembali dengan anda, Yang mulia." Tuan putri menunduk dengan anggun. Sama halnya dengan sang ajudan yang masih setia mengekorinya.
Tidak lama setelah itu Permaisuri Dhelpine menghampiri mereka, dengan wajah sumringahnya menyambut kedatangan si tuan putri, membawa serta beberapa pelayan yang kemudian pergi bersama sang ajudan untuk mengambil barang-barang yang tersisa dikereta.

THE THRONE RESERVED [ON GOING]Where stories live. Discover now