BAB 92

402 72 8
                                    

"Nyonya..... apakah anda sudah tidur?" Pelayan Nyonya Rong langsung masuk dan melihat Nyonya Rong berbaring di atas tempat tidur.

"Untunglah nyonya bisa istirahat." Pelayan itu melihat jendela kamar Nyonya Rong terbuka, dia berjalan ke arah jendela lalu menutupnya. Ternyata mereka berdua keluar dari jendela.

Saat mereka akan kembali ternyata mereka ketahuan dan di hadang oleh Du, untung saja mereka berdua masih memakai masker.

"Siapa kalian?" Tanya Du. Tapi mereka tidak menjawab dan langsung menyerang Du bersama. Mereka berkelahi di atas atap hingga lari ke bagian belakang rumah Tuan Rong.

Du cukup hebat dalam beda diri. Pedangnya juga sangat bagus dengan penggunaan yang lihai. Merasa tersaingi Xiaobao menatang Du pertarung dan menarik Li Lian Hua mundur. Mau tidak mau, Li Lian Hua harus diam dan melihat mereka dari jauh.

"Begitu saja sudah terprovokasi." Batin Li Lian Hua yang memprotes Xiaobao.

Du dan Xiaobao yang bertarung cukup kuat dan seimbang. Murid Li Xiang Yi itu sengaja tidak mengeluarkan semua tenaganya karena sedang mencari kelemahan Du. Tapi, merasa waktu terbuang sia-sia karena meladeni Du, Li Lian Hua maju dan memisahkan mereka. Saat Li Lian Hua berada di tengah, dia mengeluarkan sebuah ledakan asap dan langsung membawa Xiaobao pergi.

Du tampaknya curiga pada Li Lian Hua, dia mengatakan pertemuanya dengan dua sosok misterius dan meminta Tuan Rong memeriksa kamar Li Lian Hua dan asistenya.

"Tabib Li? Apakah anda tidur?" Tanya sang pelayan. Tapi, tidak ada jawaban. Du semakin penasaran dan langsung membuka kamar Li Lian Hua. Du terkejut saat berpapasan dengan Li Lian Hua yang akan membuka pintu.

"Maaf, ada apa ini?" Du menatap Li Lian Hua kemudian masuk begitu saja. Du juga memeriksa Xiaobao yang saat itu tertidur lelap dengan memakai selimut. Dengan kasar Du menyibak selimut Xiaobao dan melihat Xiaobao memakai baju tidur.

"Maaf, Tuan. Anda siapa dan apa maksudnya semua ini?" Li Lian Hua memasang wajah kebingungan yang langsung di hampiri sang pelayan.

"Maafkan kami Tabib Li. Ini hanya salah paham, tadi ada pencuri masuk dan mengira datang kemari untuk bersembunyi." Jelasnya gugup saat mengarang cerita. Du yang hanya diam tiba-tiba pergi tanpa pamit dari kamar Li Lian Hua.

"Kalau begitu kami minta maaf. Selamat istirahat, Tabib Li." Pelayan itu meminta maaf dan keluar dari kamar Li Lian Hua.

"Dia mencurigai kita." Ucap Xiaoabo yang masih di atas tempat tidur sambil duduk.

"Kau ceroboh sekali. Begitu saja sudah emosi. Jika kau lebih lama menantang dia, bagaimana nasib kita?" Li Lian Hua menasehati Xiaobao yang tampaknya menyesal. Xiaobao diam di atas tempat tidur sambil memanyunkan bibirnya.

"Tidurlah. Besok pagi kita keluar dari sini dan bertemu yang lain." Xiaobao menurut, dia berbaring dan tidur sesuai perintah Li Lian Hua.

"Hanya tinggal bukti untuk menyeret Tuan Rong ke Departement Pengawas. Tapi, sepertinya akan susah. Du bukan orang biasa. Aku harus mengatur cara sebelum semua terlambat." Gumam Li Lian Hua dalam hati sambil meminum secangkir air putih di dalam gelasnya.

---------

Lu Wan akhirnya bisa membawa Di Fei Sheng dan Yuan menuju Air Shui. Tapi anehnya tempat itu jauh dari Kota Wufa dan harus di tempuh semalaman.

"Kenapa kau membawa kami kemari?" Tanya Di Fei Sheng yang berdiri di depan gua.

"Inilah tempat asli Air Shui, Yang Mulia." Jawab Lu Wan.

"Asli? Jadi, Tuan Rong telah memalsukan Air Shui?" Yuan meyakinkan kalimat Lu Wan.

"Benar, Tuan. Silahkan masuk." Lu Wan membawa mereka masuk ke dalam gua dan hanya ada sumber kecil yang telah kering di dalam gua.

"Apa ini?"

"Ini adalah sumber Air Shui yang telah kering, Yang Mulia. Yang di katakan warga Air Shui di Kota Wufa adalah kebohongan Tuan Rong. Air Shui yang asli telah habis." Jelas Lu Wan.

"Ini benar-benar perbuatan kriminal. Dia memanfaatkan warga kota Wufa untuk mengambil keuntungan atas nama Air Shui." Yuan tampak kesal.

"Bagaimana cara membuktikan jika ini adalah Air Shui? Kita juga harus mencari bukti agar Tuan Rong di tangkap." Ucapan Di Fei Sheng ada benarnya juga sampai Yuan teringat kakek Rong. Harusnya beliau tau semua rahasia Tuan Rong hingga di perlakukan demikian oleh anak kandungnya sendiri.

"Kita harus kembali. Keadaan ini membahayakan kakek Rong. Hanya dia yang bisa menjadi bukti kejahatan Tuan Rong." Merekapun kembali ke Kota Wufa dan menuju tempat kakek Rong.

-------

Li Lian Hua pagi itu memberikan obat terakhir pada Nyonya Rong pada pelayanya. Setelah itu mereka menghadap Tuan Rong untuk berpamitan.

"Sayang sekali kalian hanya satu malam berada di sini." Ucap Tuan Rong basa-basi.

"Tuan, saya adalah seorang tabib saya tidak bisa berdiam diri dalam satu wilayah." Jelas Li Lian Hua lembut sambil tersenyum.

"Terimakasih. Aku sudah menyiapkan kereta untuk kalian. Di dalamnya ada makanan dan uang untuk biaya perjalanan. Sekali lagi terimakasih, Tabib Li." Tuan Rong membungkukan badanya sambil berterimakasih dan mendapat balasan dari Li Lian Hua.

Li Lian Hua dan Xiaobao yang mendapatkan kereta sekaligus kusir sudah mulai curiga.

Kusir itu membawa mereka keluar Kota Wufa dan ternyata mendatangkan pembunuh bayaran untuk mereka berdua. Saat mereka berada di dalam kereta sebuah anak panah masuk hingga membuat Xiaobao menarik Li Lian Hua dan melindunginya. Xiaobao menangkis semua anak panah itu hingga menghancurkan kereta mereka.

Di atas kereta mereka berdua melihat sekelompok pembunuh bayaran mengepung mereka berdua dengan memakai masker dan pedang.

"Bilang pada, Tuan Rong. Cara yang licik!" Xiaobao langsung saja bertarung dengan mereka. Dengan muda Xiaobao melumpuhkan sebagian pembunuh bayaran itu. Sama halnya dengan Li Lian Hua yang hanya menghindari mereka dan Xiaobao yang mengalahkanya.

Salah satu dari mereka kini berada di bawah kaki Xiaobao dan ujung pedangnya berada di leher sang pembunuh bayaran.

"Kau ingin hidup atau mati?"

"Tolong jangan bunuh saya, Tuan."

"Kalau begitu katakan pada Tuanmu. Departement Pengawas Kekaisaran akan membawanya. Jadi, dia tidak perlu menyembunyikan diri." Xiaobao menekan kakinya ke arah dada pembunuh itu. Dengan rasa takut pembunuh bayaran itu menyetujui Xiaobao, diapun berlari menuju kota Wufa, tapi sayang sebuah pedang menghentikanya dan menusuk dadanya.

"Dia mengejar kita. Sekarang saatnya kau beraksi. Aku lelah. Aku cukup menonton saja." Li Lian Hua tersenyum sambil menepuk bahu Xiaobao. 'Dia'  yang di maksud Li Lian Hua adalah pengawal Tuan Rong, Du.

Du mempunyai jurus terbang hingga dia menghampiri Xiaobao yang saat itu siap menantangnya.

"Semalam pertarungan kita belum selesai." Ucap Du.

"Hmph, jangan menangis saat kau kalah nanti." Sombong Xiaobao.

"Aku tidak peduli kau murid dari Li Xiang Yi. Saat ini perintah Tuan Rong hanya membunuh kalian. Setelah aku membunuhmu, aku akan membunuh Li Lian Hua." Ancam Du.

"Jangan harap kau menyentuhnya selama ada aku!" Xiaobao langsung maju dan menantang Du.

To be Continue......

(FF) Mysterious Lotus Casebook : Li Lian Hua - END Where stories live. Discover now