BAB 75

477 69 8
                                    

Sepertinya Li Lian Hua dan Di Fei Sheng tidak ingin mengulur waktu. Mereka memutuskan pergi ke Kuil Yongdo saat matahari mulai terbit. Sayangnya, Xiaobao terlihat sedang kesal pagi ini.

"Kenapa wajahmu seperti itu?" Tanya Li Lian Hua saat mereka berjalan menuju Kuil Yongdo.

"Apa kau tidak ingat tadi malam? Siapa yang menawariku jalan-jalan? Tapi akhirnya aku juga sendirian yang pergi." Jawab Xiaobao kesal.

"Fang Xiaobao, kenapa beberapa hari ini sikapmu sangat sulit di tebak. Kau muda sekali kesal dan merajuk." Jelas Li Lian Hua.

"Oh, kau menganggapku seperti itu? Baiklah." Xiaobao malah berjalan cepat meninggalkan mereka.

"Apa aku salah?" Li Lian Hua bertanya pada Di Fei Sheng dengan wajah yang kesal.

"Tidak. Tapi, memang sikapnya sedikit berubah. Dia lebih sulit mengatur emosinya." Di Fei Sheng setuju dengan Li Lian Hua. Mereka hanya bisa menerima sikap Xiaobao saat ini tanpa tau penyebabnya.

Xiaobao melihat Kuil Yongdo yang tidak jauh lagi dari tempatnya berdiri. Saat akan mendekati kuil itu, Xiaobao tiba-tiba di serang beberapa anak panah dan tali yang mengikat kakinya. Saat kaki Xiaobao di tarik oleh tali itu, Xiaobao mengeluarkan Erya dan langsung memotongnya, tapi saat Xiaobao turun sebuah kayu besar hampir saja menghantam Xiaobao, jika Di Fei Sheng tidak menggunakan Baifeng Baiyang untuk menghancurkan kayu itu, mungkin Xiaobao akan terkena pukulanya.

"Apa kau tidak bisa sedikit hati-hati?" Protes Li Lian Hua pada Xiaobao.

"Tapi, kenapa ada jebakan di sini?" Xiaobao heran.

"Sepertinya telah terjadi sesuatu di dalam kuil." Jawab Di Fei Sheng. Mereka bertiga langsung menuju kuil karena jebakan itu sudah mereka atasi, walaupun tanpa sengaja karena Xiaobao yang mulai masuk seenaknya.

Saat mereka berada di depan Kuil beberapa pelayan menghadang mereka dengan membawa tongkat dan senjata kecil lainya.

"Siapa kalian?" Tanya mereka.

"Maaf, kami tidak berniat jahat. Saya adalah tabib Li Lian Hua dan ingin menemui Biksu Hong." Jelas Li Lian Hua.

"Jika kalian tidak percaya, silahkan memeriksa kami. Dan senjata kami, akan kami serahkan pada kalian saat kami masuk." Lanjut Li Lian Hua meyakinkan. Sebelum di setujui masuk, salah satu dari mereka memanggil biksu lain untuk meminta ijin. Kemudian keluarlah Biksu yang sudah setengah baya menghampiri mereka.

"Maafkan perlakukan kami. Jika kalian ingin masuk. Kalian bisa tinggalkan senjata kalian dan kami akan memeriksa kalian." Jelas Biksu itu. Mereka langsung setuju, Pedang Xiaobao dan Di Fei Sheng juga di serahkan pada mereka.

Akhirnya mereka masuk ke dalam kuil Yongdo dan Biksu tersebut mempersilahkan mereka masuk sebuah ruang tamu yang cukup luas.

"Mohon tunggu sebentar. Kami akan memanggil Biksu Chung." Biksu Chung adalah ketua Biksu di Kuil Yongdo. Dia juga laki-laki tua yang sudah mengabdikan dirinya sejak muda di kuil Yongdo.

Biksu Chung datang sendirian setelah di panggil oleh Biksu yang menyambut mereka.

"Ada yang bisa kami bantu?" Tanya langsung Biksu Chung.

"Maafkan kami, Biksu Chung. Kami tidak bermaksud jahat, kami hanya ingin bertemu Biksu Hong." Li Lian Hua menjelaskan kedatangan mereka. Biksu Chung ragu menjawab hingga dia duduk dan mempersilahkan mereka yang tadinya berdiri ikut duduk bersama Biksu Chung.

"Saat ini kami menyembunyikan Biksu Hong. Tadi malam Biksu Hong hampir saja di bunuh dan mengalami luka parah. Dan keadaanya sampai saat ini, Biksu Hong belum sadar." Jelas Biksu Chung yang membuat mereka cukup terkejut mendengarnya.

"Jadi, kalian yang membuat jebakan itu?" Tanya Xiaobao yang penasaran.

"Benar, kami melakukan itu untuk melindungi Biksu Hong." Jawab Biksu Chung.

"Lalu bagaimana jika orang-orang ingin berdoa di kuil?" Di Fei Sheng yang bertanya kali ini.

"Ada jalan khusus untuk warga yang akan berdoa, tapi itu hanya untuk para warga yang biasa datang kemari." Mereka mengangguk paham.

"Jika boleh kami tau, apa yang terjadi pada Biksu Hong?"

"Ada yang menyerangnya tadi malam. Mereka sempat meminta sebuah resep dari ramuan yang mereka cari pada Biksu Hong." Mereka saling menoleh satu sama lain dan bisa menebak ramuan apa yang di maksud para pencuri itu.

"Apakah anda yang bernama Tabib Li?" Biksu Chung malah menoleh pada Xiaobao, Xiaobao terkejut dan menggelangkan kepalanya lalu menunjuk Li Lian Hua yang ada di sampingnya.

"Oh, maafkan saya, penglihatan saya cukup buruk. Anda Tabib Li?" Tanya Biksu Chung lagi kali ini menghadap Li Lian Hua.

"Benar, jika boleh. Saya akan mencoba memeriksa keadaan Biksu Hong." Biksu Chung langsung setuju dan membawa mereka menemui Biksu Hong.

Mereka bertiga di ajak ke belakang Kuil dan memasuki pintu yang berada di balik batu besar yang ada di halaman belakang Kuil. Biksu Chung menarik sebuah tali yang menggeser batu besar itu hingga melihat sebuah pintu disana.

Mereka yang masuk ke dalam melihat Biksu Hong yang terbaring tidak sadar. Di dalam tempat itu seperti sebuah gua yang di terangi oleh obor kecil. Di dalamnya ada kasur yang di pakai Biksu Hong, satu meja dan 2 kursi kayu. Di atas meja ada obat-obatan dan bekas merawat luka Biksu Hong.

Li Lian Hua langsung mendekati Biksu Hong dan memeriksa nadinya.

"Biksu Hong ternyata punya bela diri. Tenaga dalamnya juga tidak tersisa banyak. Lukanya bahkan cukup dalam. Setidaknya aku harus memakai Yangzhouman untuk mempertahankan nyawanya." Batin Li Lian Hua. Li Lian Hua yang memeriksa keadaan Biksu Hong mencoba menyelamatkan Biksu Hong, tapi tiba-tiba Xiaobao mencegahnya.

"Tunggu! Biar aku saja." Xiaobao menhentikan Li Lian Hua lalu mengambil alih tempatnya. Xiaobao memakai Yangzhouman dan mengalirkan tenaga dalamnya itu pada telapak tangan dan menaruhnya di dada Biksu Hong.

Xiaobao memberikan Yangzhouman hingga jari Biksu Hong bergerak. Biksu Chung yang menyipitkan matanya melihat jari Biksu Hong bergerak terlihat senang, karena sejak tadi malam Biksu Hong belum juga sadar.

"Xiaobao....." Li Lian Hua memanggil Xiaobao agar menghentikan pengobatanya.

"Terimakasih, terimakasih." Ucap Biksu Chung lega.

"Saya akan membuatkan obat untuk Biksu Hong." Biksu Chung mengangguk setuju. Dan mereka keluar tempat itu untuk membuat obat Biksu Hong.

Saat di luar Biksu Chung menyuruh pelayan mempersiapkan bahan-bahan yang di perlukan Li Lian Hua dan menyiapkan kamar mereka.

Sebelum membuat obat mereka bertiga berkumpul di dalam kamar yang cukup besar untuk tiga orang, letaknya ada di bagian samping Kuil.

Xiaobao langsung menjatuhkan dirinya di atas kasur saat Li Lian Hua dan Di Fei Sheng duduk.

"Ramuan itu telah menyebar, tampaknya mereka bukan anggota biasa hingga mengetahui tentang Biksu Hong." Ucap Di Fei Sheng.

"Itu Sekte Xinling." Jawab Li Lian Hua.

"Xinling? Bagaimana kau tau?" Di Fei Sheng penasaran.

"Mereka tidak menusuk ke daerah vital dan hanya menyebabkan luka dalam, karena mereka bermaksud menculik Biksu Hong untuk mendapatkan informasi tentang Ramuan Siwang." Li Lian Hua menjelaskan alasanya pada Di Fei Sheng.

"Xiaobao...... siapa yang mengirimu surat itu?" Li Lian Hua melirik ke arah Xiaobao yang tidak mengubah posisinya, tapi dia membuka mata saat Li Lian Hua bertanya padanya.

"Surat?" Xiaobao heran.

"Xiu yang mengirimnya? Dia sudah mengetahui kau adalah anak Shan Gudao dan memintamu datang ke Puncak Mengji?" Pertanyaan Li Lian Hua belum di jawab oleh Xiaobao dan malah Li Lian Hua sudah mengetahui semuanya. Xiaobao tidak menjawabnya malah diam dan menutup matanya rapat. Dalam hatinya seakan berkata bahwa dia sudah ketahuan.

To be Continue.....

(FF) Mysterious Lotus Casebook : Li Lian Hua - END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang