BAB 26

806 108 8
                                    

Mereka bertiga akhirnya memulai pencarian, masing-masing puncak Gunung Salju Naga Giok itu membuat Li Lian Hua harus membagi dua tim untuk pencarian agar lebih cepat.

"Aku bisa sendiri." Ucap Di Fei Sheng.

"Aku juga bisa sendiri, bagaimana jika kita membagi menjadi 3 kelompok?" Xiaobao ikut memberi usul.

"Tidak. Kau dan aku. Dan biarkan ketua Di yang mencari sendiri." Perintah Li Lian Hua.

"Aku baik-baik saja. Kau tidak perlu mengkhawatirkan aku." Xiaobao terdengar membela diri, tapi Li Lian Hua tetap dengan keputusanya.

"Aku tidak mengkhawatirkan kondisimu, tapi aku lebih mengkhawatirkan tindakanmu." Tegas Li Lian Hua.

"Anak kecil biasanya jika sendirian akan ceroboh, lebih baik di pantau oleh orang dewasa." Di Fei Sheng mulai menyulut api.

"Siapa yang kau bilang anak kecil??!!" Xiaobao mencoba menendang Di Fei Sheng, tapi  Li Lian Hua mencegahnya dan menyuruh Di Fei Sheng pergi duluan.

"Sudahlah, saat kau membalasnya itu sama saja kau seperti anak kecil."

"Oh, jadi kau membelanya?!" Xiaobao kesal dan pergi begitu saja meninggalkan Li Lian Hua yang harus menghela nafas bingung menghadapi mereka berdua.

Saat ini Di Fei Sheng berada di puncak ke 3 dan menemukan sebuah gua kecil yang di depan pintu terdapat banyak sekali batuan kecil, seperti susunan sebuah kuil yang di buat oleh seseorang. Di Fei Sheng masuk ke dalamnya dan hanya sebuah gua yang tertutup rapat oleh batu besar di dalamnya. Di Fei Sheng sempat melihat ke arah batu itu dan mencoba memeriksanya. Tapi, gua itu memang buntu.

"Buntu, tapi kenapa......ada bekas jejak sepatu di sini?" Dan baru saja Di Fei Sheng bergumam dengan dirinya sendiri, tiba-tiba ada yang menyerangnya dari belakang. Mereka terlibat pertarungan, melihat tiga orang itu hanya berpakaian biasa tampaknya mereka hanya pencuri yang saat itu ada di Gunung Salju Naga Giok.

Tidak perlu membuang waktu, Di Fei Sheng langsung menjatuhkan mereka bertiga.

"Siapa kalian?" Tanya Di Fei Sheng.

"Apa kalian akan mengambil Harta karun di sini? Asal kalian tau, siapapun tidak akan bisa mengambilnya." Pernyataan itu membuat Di Fei Sheng mengerutkan keningnya.

"Harta karun?" Melihat respon Di Fei Sheng mereka bertiga saling memandang. Merasa mengulur waktu Di Fei Sheng mengeluarkan bom asap hingga membuat mereka pingsan dan Di Fei Sheng langsung pergi dari tempat itu.

Sedangkan di tempat Li Lian Hua, Xiaobao masih saja diam dan berjalan di depanya. Berulang kali Li Lian Hua mendengar suara bersin Xiaobao karena terkena udara yang memang sangat dingin. Saat mereka berjalan menyusuri area tersebut tiba-tiba sekelompok orang datang, mereka membawa pedang dan mengelilingi mereka berdua.

"Apa yang kalian lalukan disini?" Tanya salah satu dari mereka. Li Lian Hua melirik para gerombolan pencuri itu, semuanya adalah orang biasa yang memang sedang mencari sesuatu di gunung itu.

"Maaf, Tuan-tuan, kami hanya sedang beristirahat dan mencari tempat berteduh." Jawab lembut Li Lian Hua.

"Omong kosong! Jika kalian memang hanya singgah untuk apa berada di wilayah ini? Puncak gunung ke 4 adalah awal badai salju. Harusnya kalian tau itu." Penjelasan salah satu dari mereka membuat Li Lian Hua mengangguk paham.

"Kalian sendiri siapa? Membawa pedang dan menghadang orang lain, bukankah itu tidak sopan?" Xiaobao membela diri.

"Itu urusan kami. Kalian cepat pergi dari sini, jika kalian tidak mau mati!" Mereka langsung menyerang Xiaobao,  Li Lian Hua mundur dan menyerahkan semua pada Xiaobao yang saat ini meluapkan kekesalnya pada mereka. Sama halnya dengan Di Fei Sheng, tanpa basa-basi Xiaobao langsung membuat mereka terkapar di tanah.

"Kami tidak ada urusan dengan kalian. Jika kalian mencuri atau mengambil harta karun. Cari saja sendiri tanpa merepotkan orang lain." Wajah Xiaobao yang kesal mengarahkan pedangnya pada salah satu dari mereka. Sekelompok pencuri itu terdiam dan takut. Xiaobao akhirnya menarik kembali pedangnya dan berjalan pergi menjauh dari mereka. Li Lian Hua hanya tersenyum pamit ke arah sekelompok pencuri kecil itu.

"Apa mereka ingin mati? Badai di puncak 5 akan membuat mereka membeku." Gerutu salah satu dari mereka.

"Biarkan saja. Itu bukan urusan kita walaupun mereka mati disana."

Li Lian Hua dan Xiaobao menemukan sebuah gua di puncak ke 4 dan memasuki gua tersebut. Xiaobao mengelilingi area itu sedangkan Li Lian Hua berdiam diri sambil memperhatikan muridnya.

"Apakah di sini ada semacam pintu mekanis?" Tanya Li Lian Hua.

"Tidak, tapi ada bagian yang mencurigakan di sini." Xiaobao mendekati dinding gua yang dia rasa cukup renggang dan mudah di geser, hanya saja akan sulit jika membukanya.

"Sepertinya ini adalah pintu terhubung. Kau ingat penginapan di Kuil Awan Ungu?" Li Lian Hua memastikan ingatan Xiaobao.

"Benar. Sepertinya kita bisa pergi ke puncak yang lain melewati pintu ini. Apa aku harus meledakanya?" Tanya Xiaobao.

"Sebelum meledakan gua ini, tampaknya kita yang akan ikut dalam ledakan itu. Xiaobao! Mundur!!" Li Lian Hua berteriak sambil menarik Xiaobao. Baru saja mereka berbicara tentang sebuah ledakan, ternyata gua itu langsung meledak hingga Li Lian Hua dan Xiaobao terpental keluar.

"Li Lian Hua? Kau tidak apa-apa?" Tanya Xiaobao yang melihat Li Lian Hua terjatuh.

"Hm, aku baik-baik saja. Kau?"

"Aku tidak apa-apa." Mereka yang selamat dari ledakan itu melihat pintu gua itu tertutup.

"Sepertinya ada orang yang sengaja menyalakan api dari balik batu itu dan membuat ledakan hingga menutup pintu gua." Jelas Li Lian Hua.

"Li Lian Hua, Fang Duobing! Kalian tidak apa-apa?" Di Fei Sheng ternyata datang dan bergabung bersama mereka.

"Ketua Di, kenapa kau kemari?" Tanya Xiaobao.

"Sepertinya bukan hanya kita yang mencarinya." Ujar Di Fei Sheng.

"Maksudmu, Sekte Jinan?" Tebak Li Lian Hua.

"Benar, mereka mengirim salah satu dari anggotanya untuk memafaatkan kita menemukan Ulat Teng." Jelas Di Fei Sheng.

"Bagaimana kalian tau Sekte Jinan memanfaatkan kita?" Xiaobao masih tidak paham.

"Salah satu dari pencuri itu adalah mata-mata. Mereka berpencar agar mendapatkan informasi dari rencana kita." Jawab Li Lian Hua.

"Jadi, maksudmu Shi Wu paslu itu sengaja mengatakan tentang Ulat Teng agar kita mencarinya dan mereka merebutnya?" Sekali lagi Xiaobao memastikan dan mendapat anggukan dari Li Lian Hua.

"Sepertinya kita harus mengubah rencana." Usul Di Fei Sheng.

"Benar, aku rasa kita harus pergi ke puncak 5 jika ingin mengetahui siapa yang Sekte Jinan bawa kemari."

"Li Lian Hua, apa kau bercanda? Mereka bilang puncak ke 4 adalah awal permulaan badai. Jika kita...."

"Fang Xiaobao! Seharusnya kau tidur dan istirahat di gua tadi." Li Lian Hua memotong kalimat Xiaobao.

"Kenapa? Aku hanya perlu penjelasan."

"Puncak badai yang mereka maksud hanya sebuah kata sandi yang artinya adalah mundur." Jelas singkat Di Fei Sheng.

"Berarti mereka meremehkan kita!" Xiaobao kesal saat maksud dari kalimat itu.

"Kau yang meremehkan mereka." Balas Li Lian Hua.

"Benar juga." Li Lian Hua dan Di Fei Sheng hanya perlu memahami bahwa Xiaobao masih perlu bimbingan orang dewasa. Sikapnya yang suka meremehkan orang lain dan sangat ceroboh harus membuat kedua rekanya itu menerima tekanan mental darinya.

To be Continue.....

(FF) Mysterious Lotus Casebook : Li Lian Hua - END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang