12. Jika sudah terjalin benang takdir

461 88 12
                                    

Raut terkejut tercetak jelas di wajah Van. Reaksi yang tidak Alura duga, karena dia pikir Van akan tertawa dan mengatainya gila. Van bergeming cukup lama, kepalanya mendadak pening sampai akhirnya Van pergi begitu saja meninggalkan Alura yang dilanda bingung atas reaksi Van.

Alura sampai harus menoleh menatap punggung Van yang menjauh.

Mencoba memikirkan apa yang ada di kepala Van saat mendengar rahasianya barusan.

**

"Adeeuhh, yang dikasih bingkisan sama calon iparnya." Goda Nenek Lina sembari mencomot kue dari bungkusan kotak yang tadi diberikan oleh Tamara saat Alura akan pulang.

"Pantes dandan cantik, pergi buru-buru. Ternyata ke rumah pacarnya. Haduhh." Ujar Nenek Lina tertawa, gencar menggoda Alura yang menghembuskan napas kasar sambil tertawa.

Pacar apanya?

Gelih sekali.

Alura yang duduk lesehan di depan meja itu kembali menunduk dan memakai kacamata, mengerjakan tugas sekolah sedangkan Nenek Lina duduk di sofa single, sambil menyulam kain dengan kacamata bertengger di hidungnya.

"Di dunia yang dihuni hampir miliaran orang, gak mungkin Tuhan menciptakan semua manusia sama persis. Sifatnya beda, wajahnya, bentuk tubuh dan lain-lain. Bahkan kembar yang identik pun, karakternya berbeda.
Begitu pula manusia, ada manusia normal dan ada manusia indigo. Indigo itu manusia yang bisa melihat hantu dari orang yang sudah mati.
Ada juga manusia yang bisa melihat kematian lewat darah dari luka. Gak ada sebutannya karena manusia spesies seperti itu paling hanya satu atau dua dari populasi orang di dunia selama satu generasi." Ujar Nenek Lina mulai bercerita membuat Alura mendongkak, mengalihkan atensi sepenuhnya.

"Ada pula jenis manusia yang punya kekuatan menolak kematia." Ujar Nenek Lina membuat Alura sontak membelalak.

"Gak mungkin, ah. Terus dia kalau mati, hidup lagi gitu? Perasaan ini bukan anime, deh." Tukas Alura menggelan pelan.

Alura benar-benar seperti mendengarkan dongeng fantasi gila.

Tidak masuk akal.

Tanpa disadari bahwa kehidupan Alura yang terikat dengan kekuatannya juga fantasi sinting.

"Kalau kenyataan yang ditulis takdir Tuhannya begitu, kamu menolak percaya pun tidak ada pengaruhnya karena memang ada. Sudah Nenek bilang sebelumnya, dunia ini luas. Manusia itu berbeda-beda. Kamu pikir kekuatan kamu juga tidak aneh? Orang yang tahu dari sisi mereka juga pasti tidak percaya kekuatan kamu, kan?" Tanya Nenek Lina membuat Alura termenung, benar juga.

"Orang yang punya kekuatan bisa melihat kematian lewat luka, dengan orang yang punya kekuatan tidak bisa mati, takdir keduanya sudah terjalin dalam benang merah." Ujar Nenek Lina.

"Benang merah? Cinta, dong?"

"Iya. Tapi sayangnya takdir mereka buruk karena mereka tidak akan bisa bersama." Ujar Nenek Lina membuat Alura berdecih.

Merasa di jatuhkan sejatuh-jatuhnya bahkan sebelum dia jatuh cinta.

Gila aja, main asal ngikat dia dengan orang yang gak tahu asal-usulnya!

Mana orangnya abadi lagi!

Alura jadi berdecak, setelah Tuhan memberinya kekuatan yang membuat hidupnya menderita, kini Tuhan juga ikut campur dengan pasangannya.

Alura jadi bertekad akan menyukai cowok normal saja agar urusan cintanya tidak semenyakitkan takdir yang diberikan Tuhan padanya.

"Pokoknya kisah cinta Alura Hawtor harus berakhir happy ending. Gak mau tahu." Ujar Alura membuat Nenek Lina mengangguk.

Jika Kamu Mati BesokOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz