59. Jika ini kencan pertama

449 76 17
                                    

Alura tersenyum senang sebelum mengeratkan pelukan di pinggang Van. Dia senang bukan main saat Van mengajaknya kencan.

Awalnya Alura yang berniat mengajaknya terlebih dahulu namun ternyata Van yang inisiatif.

Alura tentu saja senang.

Artinya bukan hanya Alura yang ingin kencan.

Alura mengerjap sebelum menegakan tubuh dan melepaskan pelukannya tatkala motor yang di kendarai Van berhenti di tepi jalan yang lumayan sepi, namun bukan jalan raya.

"Van, ini tempat kita pertama ketemu!" Tukas Alura dengan antusias tatkala menemukan jembatan dan pohon besar di samping jalan.

"Kenapa berhenti di sini? Mau jalan-jalan di sekitaran sini?" Tanya Alura tatkala Van memarkirkan motor dan turun terlebih dahulu sebelum membuka helm dan menyimpannya di atas motor.

Van jadi mengacak rambutnya sekilas sambil menghadap pada Alura yang masih duduk di atas motornya.

"Gue baru inget, lo pake jaket dulu!" Titah Van membuat Alura membulatkan bibirnya.

"Padahal bisa sambil jalan." Tukas Alura sebelum membuka ransel dan memakai jaket putihnya.

Alura jadi mengerjap sebelum tertawa pelan melihat rambut Van, tangannya terjulur untuk merapihkan helai rambut Van yang berantakan.

"Ketawa lo?" Tanya Van senggak namun dia jadi mendekat ke arah Alura yang tertawa, membiarkan Alura merapihkan rambutnya.

"Lucu banget. Kayak abis bangun tidur." Ujar Alura tertawa pelan dan mengacak rambut Van agar lebih rapi.

Van jadi mengerjap, menatap lekat wajah Alura yang sedikit lebih tinggi darinya.

Cara Alura tersenyum.

Cara Alura tertawa.

Van menyukainya.

Alura sangat cantik saat tertawa.

Van itu memang brengsek yang posesif, ingin Van alasan Alura tertawa itu hanyalah dirinya.

Agar Alura hanya tertawa secantik itu di depan Van.

Tiba-tiba Van menjadi tidak rela jika lelaki lain terpesona melihat cara tertawa Alura.

Bagaimana ya?

Bagaimana caranya agar membuat semua orang tahu bahwa Alura itu hanya milik Van?

Van jadi menatap lekat bibir Alura yang sedang tersenyum sambil membicarakan sesuatu yang tidak dia dengar.

"Tuh kan! Ini lebih bagus daripada yang tadi!" Tukas Alura tersenyum puas menatap rambut Van dengan tangan yang masih menyentuh helai rambutnya sebelum Alura agak menunduk untuk menatap Van.

Alura jadi mengerjap, tersentak kecil tatkala Van sedang menatapnya lekat tanpa kedip.

Pipi Alura kembali memerah dengan jantung berdegup kencang.

"Kenapa lagi?" Tanya Alura gelagapan.

"Lo juga cantik kalau lagi blushing." Ujar Van sebelum mencekal lengan Alura yang masih menyentuh puncak kepalanya.

Alura tertegun sebelum tangannya ditarik pelan membuat badannya jadi membungkuk ke depan sebelum menatap wajah Van yang sangat dekat dengannya.

Debaran jantung Alura menggila saat merasakan hembusan napas Van di wajahnya sebelum memejamkan netranya saat Van bukannya menjauh, malah terus mengikis jarak.

"WOY ANJING! ITU TUH KETUA CRUZ SI AVANJING!"

Van memejamkan netranya dengan hati bergejolak dan darah naik sampai ubun-ubun sebelum menjauhkan wajahnya dari Alura yang juga membelalak terkejut karena teriakan kencang barusan.

Jika Kamu Mati BesokWhere stories live. Discover now