3G; KETEMU GILANG🌝

47 8 0
                                    

Sebelum baca vote dulu, yuk^^

°°°°°

Di perjalanan entah mau pergi ke mana, Gebran dan Gandra terus cekcok perihal masalah yang tadi.

“Lu sendiri yang bilang jangan buat masalah, tapi sendirinya malah buat masalah. Piye toh Iki. Jadinya kita di usir ’kan. Kalau sampai orang gila itu ngejar kita lagi gimana?” sewot Gandra kepada Gebran yang hanya termenung sepanjang jalan.

Mungkin meratapi nasibnya, yang harus mengganti rugi senilai 2 juta rupiah kepada Tong Bao.

“Ya gue gak sengaja, Tong Bao sendiri yang ngagetin gue. Selebihnya bukan salah gue, lah.”

“Karena lo juga, gue sampai jatuhin juga tuh piring antik si Koko Cina itu. Gue juga harus ikutan ganti rugi, Bran!”

“Sama ’kan gue juga kena salah, harus ganti rugi!”

Keduanya tak henti-henti saling menyalahkan, sekian menit mereka pun terdiam dan hanya berjalan santai dengan suasana yang hening di gang tersebut.

Awalnya mereka berdua hanya terdiam, tapi teringat dengan Gilang yang entah ke mana. Mereka berpisah saat dikejar oleh para rentenir gila itu. Gilang duluan lah yang pergi, dan kini mereka berdua tidak tahu di mana Gilang berada.

“Piye toh, Gilang.” Gandra menolehkan kepalanya dengan muka cemas.

Gebran yang awalnya hanya menunduk pun mengangkat sedikit kepalanya, melebarkan matanya, “Iyalah, Gilang ke mana?”

“Lo nanya ke gue? Orang gue kagak tau.”

“Aduh, gue gak nanya ke lo!”

Gandra mendengus kasar, “Ya udah, kalau gitu kita cari anak itu.”

Keduanya pun mencari keberadaan Gilang yang entah pergi ke mana. Mereka berpikir bahwa Gilang pasti ketangkap oleh para rentenir yang menagih hutang kepada sahabatnya itu. Dengan jalan yang terburu-buru, Gandra berusaha menelepon Gilang.

Yang pertama tidak diangkat, mungkin pulsa Gilang pas-pasan. Untung saja yang kedua kalinya ... Tetap tidak diangkat.

“Mungkin habis kuota,” gumam Gebran.

“Bukan habis kuota, dia memang gak punya pulsa.”

°°°°°

Setelah berpamitan dengan Ustadz Dafi. Kini, dengan perasaan tenangnya Gilang berjalan menelusuri gang perumahan tersebut untuk mencari jalan keluar dan mencari kedua sahabatnya yang entah pergi ke mana. Sama-sama saling mencari, Gilang kebingungan harus berbuat apa. Tapi yang jelas, tidak terlalu jauh dari permukiman sini. Saat Gilang melewati toko barang antik Tong Bao dengan sepanduk merah. Matanya tertuju pada sebuah Koko Cina dengan kelapa botak yang sedang menyapu halaman tokonya.

Gilang pun menghampirinya dengan senyuman hangat, guna untuk mempertanyakan apakah Koko ini melihat kedua sahabatnya.

“Permisi, punten Ko.” dengan perasaan malu-malu, Gilang menyapa Tong Bao terlebih dahulu.

Muka Tong Bao yang masih kesal itu pun membalikkan badan. Melihat Gilang dengan seksama dan meneliti jelas dari area kepala hingga area kaki. Dari ujung ke ujung Tong Bao memperhatikan Gilang dengan mata sipitnya itu.

“Ada apa lo?” dengan logat Cina Tong Bao menjawab ucapan Gilang.

Gilang tersenyum, “Maaf Ko, apa koko meli-”

3G [Gebran, Gandra, Gilang]Where stories live. Discover now