3G; AWAS MUN NGABULLY SITI DEUI!!

100 18 3
                                    

Sebelum itu jangan lupa komen dan vote nya^_^

****

“Bang, ngomong apa sih,” ucap Fajar tak mengerti.

Gandra dibuat tertawa renyah oleh anak bandel ini. Tak sia-sia ia berkata dalam bahasa Jawa kepada Fajar dan teman-temannya. Tapi, masalah ini belum selesai. Gilang heran kepada Gandra, kini seorang Abang yang tidak mau adiknya dibully lagi menarik kerah baju Fajar secara kasar.

Begitu berani dari muka Gilang.

“Dengekeun nya, mun maneuh sakali deui ngabully adi urang deui. Maneuh bakal nyaho akibatna, tong macem-macem weh ieu mah!”

(Denger ya, kalau kamu sekali lagi nge-bully adik aku lagi. Kamu bakal tau apa akibatnya, jangan macam-macam jadinya!)

Fajar nampak takut kepada Gilang. Bahkan semua teman-temannya hanya terdiam cengo melihat Fajar yang sedang diulti oleh Gilang.

“Kalian ini gimana, kaptennya lagi begini kok malah diem. Takut ya?” Gandra menimpali, menahan tawaannya karena komuk muka para bocil ingusan bagi Gandra.

Fajar melepaskan tangan Gilang dari kerah bajunya, napasnya tersengal-sengal.

“Mun aing bully deui adi Abang, akibatna naon?” Fajar semakin membuat Gilang marah.

(Kalau aku bully lagi adik Abang, akibatnya apa?)

“Ai sia kasar, ntot!” teriak Gilang, menggebu-gebu.

Fajar malah tertawa bersama dengan para teman setannya itu. Gilang dan Gandra semakin dibuat emosi. Ini tidak bisa dibiarkan, mereka harus basmi dari dunia ini. Orang-orang seperti mereka itu harus mendapatkan pelajaran yang pasti.

“BEJAKEUN KA GURU SARARIA!” teriak Gilang, lalu pergi bersama Gandra. Mereka berdua lari, sampai-sampai Gandra lupa jika membawa motor. Motornya ditinggal begitu saja.

Gandra menepuk-nepuk pundak Gilang, saat langkah mereka berdua sudah mulai menjauh.

“Lang... Lang... Motor gue, anjir!” sahut Gandra panik, karena itu motor kesayangannya.

Gilang kaget, ia berbalik dengan napas ngos-ngosan, “Ai sia naha atuh!”

“Gue lupa bawa motor anjir!”

“Nanti aja di bawanya, kita harus secepatnya bilang ke guru mereka.”

Tujuan mereka berdua kini menuju sekolah Fajar, dan juga termasuk sekolah Siti. Gilang ingin memberi pelajaran kepada Fajar dan teman-temannya itu karena sudah berani-beraninya membully Siti sampai harus menahannya hingga kini dan menahan semua rasa sakit atas bullyan tersebut.

“Cepetan dong, Gandra!” teriak Gilang membara penuh api semangat. Karena ingin sekali melakukan balas dendam kepada Fajar.

Gandra menarik napasnya dalam-dalam, “Cape, Lang!”

°°°°

Tania menggedor pintu kamar Gebran dengan keras. Tak peduli jika tamunya itu mendengar dan menghampiri. Tania sangat kesal kepada Gebran, bukannya membantu tapi malah diam di kamar. Mengurungkan diri karena enggan untuk bertemu dengan para tamu tersebut.

3G [Gebran, Gandra, Gilang]Where stories live. Discover now