Chapter 72

91 8 0
                                    


Jane dibuat kesal setelah melihat orang di depannya. Senyuman yang sudah pasti memiliki maksud didalamnya.
"Vegas! Kenapa kau ada disini? Aku sedang sibuk jadi sebaiknya kau kembali" Vegas tertawa melihatnya. Jane segera berjalan melewatinya. Ia tidak ingin berurusan dengannya lebih lama.
"Apa kau sekarang percaya padaku? Tentang pemburu itu..." Jane berhenti dan meliriknya. Ia tahu siapa yang dimaksud Vegas.
"Yah... Jangan dipikirkan. Aku akan menangkapnya sekarang, tidak perlu menyambutku" Vegas menepuk pundak Jane sebelum ia pergi. Jane mengepalkan tangannya kesal. Sekarang ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Apa ia harus memberitahu Mew tentang hal ini atau hanya membiarkannya?

Gulf dan Mew duduk berdua di sebuah bangku taman istana. Gulf sama sekali tak mengajaknya bicara. Ia melirik tangan Gulf dan perlahan meraih tangannya. Belum sampai menyentuhnya, Gulf berdiri dari duduknya.
"Phi sebaiknya kau yang ambil tanda itu, dan aku akan pergi memeriksa penghalang itu" Mew menahan tangan Gulf yang akan pergi.
"Tunggu! Kau marah?"
"Apa maksudmu? Aku tidak marah"
"Gulf. Kau tidak akan seperti ini jika tidak marah" Mew meraih pipi Gulf.
"Kau pasti mengkhawatirkan kedekatanku dengan putri Jane kan? Sudah kukatakan, kami tak sedekat itu. Lagipula aku hanya bisa melihatmu. Dimataku tidak ada lagi yang menarik selain kau. Percaya padaku, hm?" Wajah Gulf sedikit memerah. Bagaimana bisa jantungnya berdebar mendengar hal seperti itu. Bukankah harusnya ia sudah terbiasa? Yang lebih memalukan lagi, kenapa ia bersikap seperti ini? Gulf kau benar-benar memalukan. Gulf memalingkan wajahnya. Kepalanya terlalu sibuk berpikir hingga ia tak menyadari Mew memeluk pinggangnya. Mew tak bisa menahan tawanya melihat Gulf yang kini sangat menggemaskan. Lihatlah dia tidak berani menatapku.
"Hey, Gulf!" Mew mendekat wajahnya mengecup pipinya gemas.
"Ya, ya baiklah. Lupakan. Aku tidak suka menunggu jadi aku akan pergi lebih dulu"  Gulf pergi berjalan dengan cepat tanpa melihat Mew yang kini menertawakannya. Bodoh! Kau bodoh Gulf! Pasti sekarang dibelakangku dia-
Seketika Gulf merasakan keberadaan orang lain. Dengan cepat ia berbalik dan tak menemukan Mew ditempatnya tadi. Apa-apaan itu? Gulf bahkan baru berjalan beberapa meter dan Mew tiba-tiba menghilang. Siapa? Gulf yakin baru saja seseorang yang datang. Dia membawa p'Mew?

Gulf sudah beberapa kali berkeliling diluasnya istana ini, namun ia tak menemukan Mew dimana pun. Sial! Dimana dia? Siapa yang membawanya?

Brukk!!

Mew tersadar, namun ia tidak bisa membuka matanya. Ada kain yang menghalangi pandangannya. Apa yang terjadi? Ia bisa merasakan tubuhnya yang juga diikat dengan kencang. Mew berusaha melepaskan diri, namun ikatan itu begitu kuat mengikatnya.
"Kau sudah sadar" Mew mengenali suara ini.
"Vegas. Itu kau?! Lepaskan aku!" Vegas hanya menatap Mew yang menggeliat berusaha melepaskan ikatannya.
"Bawa dia ke penjara" Ucap Vegas tanpa menjawab pertanyaan Mew dan tak lama setelah itu beberapa orang membawanya tak peduli sekeras apa pun ia berteriak meminta dilepaskan, tapi tak ada yang mempedulikannya.

Gulf mengeluarkan pedangnya menatap ke arah sebuah penghalang di depannya. Jika perkiraannya benar, mungkin para pemburu yang membawa Mew.

Srrttt!

Satu tebasan dan Gulf langsung melepaskan pedangnya. Tangannya melepuh, itu cukup menyakitkan tapi dengan cepat tangannya kembali sembuh. Gulf kembali mengambil pedangnya. Berapa kali pun ia mencoba merusak penghalang itu, namun tetap tak sedikit pun ada tanda-tanda penghalang itu akan rusak. Tangannya terus mengeluarkan darah dan lukanya kini sudah mencapai lengannya.
"Sial!!" Gulf melemparkan pedangnya kesal.

Sementara di sisi lain beberapa orang memperhatikan Gulf.
"Tuan, apa kita akan menangkapnya?"
"Tidak. Dia akan datang sendiri kesini nanti" Gulf segera kembali.

Bright terkejut melihat darah yang membekas di pakaian Gulf.
"Yang mulia! Apa ini?! Darimana-"
"Seseorang membawa p'Mew. Aku yakin pasti para pemburu itu yang membawanya. Panggil Pete kesini" Dengan sigap Bright menuruti perintah Gulf. Sedikit khawatir bagaimana dengan lukanya, namun mengingat rajanya seorang vampir ia meyakini semuanya baik-baik saja.

"Katakan padaku, bagaimana cara menghancurkan sebuah penghalang? Ini tidak sama dengan penghalang yang ada di klan Nattawin. Penghalang itu hanya menghancurkanku" Jelas Gulf. Pete sendiri tidak tahu bagaimana caranya sehingga ia pun masih terdiam.
"Maaf yang mulia. Aku sendiri tidak mengetahuinya. Aku bukan ahli penghalang di dalam klan. Apa sebaiknya aku kembali dan segera membawa seseorang dari klan?" Gulf menatap Pete tajam sehingga membuat Pete tak berani menatapnya.
"Tidak. Kau bisa kembali" Bright memperhatikan Gulf yang tampak cemas. Apa yang harus ia lakukan?
"Yang mulia, aku akan menyiapkan minuman untukmu" Bright keluar dari kamar Gulf tanpa disadari oleh Gulf. Pikirannya terlalu sibuk sekarang. Seketika ia mengingat perkataan Kaisar Gamon. Kebetulan Kiet mengajaknya pergi besok, ia akan memanfaatkan hal itu.

Keesokan harinya~
Ia sudah mengira pertemuan ini akan membosankan. Semua orang mengabaikannya. Tidak ada yang berniat untuk bekerjasama dengan kerajaannya. Yah walaupun Gulf tampak tak peduli namun Bright yang berada dibelakangnya tampak sangat kesal. Ia merasa rajanya kini begitu direndahkan. Begitu pun dengan Up yang hanya bisa diam. Kursi yang di dudukinya sudah di atur berjauhan dengan Gulf. Ia yakin mereka sengaja supaya Gulf benar-benar di abaikan.
"Yang mulia Gulf, bagaimana menurutmu? Kerajaan Achara terkenal dengan hasil lautnya. Apa anda tertarik?" Tanya Jane. Gulf meliriknya dan ia juga melirik orang-orang yang memperhatikannya, menunggu mendengar jawaban Gulf.
"Saya tidak tertarik" Semua orang terkejut mendengarnya. Mereka menganggap jika Gulf terlihat sangat sombong.
"Yang mulia, anda yakin?" Tanya Jane.
"Ya, kebutuhan pangan di kerajaanku sudah terpenuhi semuanya dan dengan kualitas yang terbaik. Tidak mengkonsumsi ikan laut, tidak membuat rakyatku mati kan?" Semua orang menatap Gulf tak percaya dengan jawaban yang dikeluarkan olehnya.
"Yah... Itu alasan lainnya. Yang paling utama adalah aku tidak ingin rugi karena membayar mahal untuk biaya pengiriman dan yang lainnya. Terakhir kali aku bekerja sama dengan kerajaanmu, lebih dari 50 persen orang-orang dari kerajaanmu mengambil keuntungan dan juga melakukan kekerasan pada orang-orangku. Tapi untunglah semuanya telah terbalaskan. Kau pasti tahu kenapa bukan? Orang-orang yang kau kirim ke kerajaanku, apa mereka masih belum kembali?" Gulf menatapnya dengan seringainya. Utusan dari kerajaan Achara itu pun terkejut mendengar hal itu. Kejadian itu sudah lama dan sampai sekarang mereka belum menemukan orang-orangnya. Setelahnya, kerajaan Kanawut dengan berani memutuskan hubungan kerja samanya begitu saja. Hingga semuanya mencurigai kerajaan Kanawut dibalik orang-orangnya yang hilang. Namun sampai terakhir pencarian, mereka tidak bisa menuduh kerajaan Kanawut karena tidak ada bukti sedikit pun.
"Jangan bilang itu benar-benar perbuatan anda?!" Ucap utusan Achara. Gulf tersenyum padanya.
"Menurutmu?"

Brak!!

"Beraninya kau!!" Teriak utusan itu menggebrak mejanya.
"Aku akan memberitahu yang mulia raja!! Sudah kuduga ini perbuatan kerajaan kalian!!"
"Cukup!!" Putri Jane menghentikan perdebatannya. Semuanya terdiam namun sepertinya Gulf tak mendengarnya dan ia pun berdiri dari duduknya.
"Aku sebaiknya meninggalkan tempat ini. Hal ini sudah tidak menarik lagi. Ayo Bright"
"Apa?! Tunggu!!" Utusan Achara mencoba menghentikannya, namun tentu saja Gulf tak mendengarnya.
"Tuan! Biarkan dia pergi" Ucap Jane memperhatikan Gulf yang pergi. Ia tidak menyangka jika Gulf seseorang yang begitu kejam dan dia dekat dengan Mew. Ia berpikir bagaimana bisa Mew dekat dengan orang sepertinya.
"Emm... Jane... Apa sebaiknya aku pergi menemuinya kan?" Ucap Kiet. Jane meliriknya tajam. Sangat jarang melihat kakaknya itu berinisiatif sendiri, namun sepertinya hal itu adalah cara yang baik. Jane pun mengizinkannya.

Kiet mencoba mencari keberadaan Gulf hingga akhirnya ia melihatnya tak jauh dari keberadaannya.
"Yang mulia Gulf!" Gulf menghentikan langkahnya. Diam-diam ia tersenyum. Ia tahu Kiet akan langsung menemuinya.
"Oh yang mulia Kiet, ada apa? Jika anda menginginkan saya kembali-"
"Tidak! Ini tentang rencana kita kemarin, bagaimana? Aku juga harus meminta maaf karena hal yang baru saja terjadi"
"Tentu" Gulf dan Kiet pun pergi bersama tanpa pengawalan sedikitpun.

KING GULF 2Where stories live. Discover now