Chapter 53

89 12 0
                                    


Gulf berusaha mempertahankan kesadarannya. Sial ada apa dengan tubuhku ini? Tak lama, Gulf pun tak sadarkan diri. Orang-orang mulai berkerumun berusaha untuk menolong Gulf.
"Ada apa ini?" Mendengar suara yang tegas, orang-orang pun langsung menyingkir dan memberi hormat. Rajanya secara kebetulan tengah melewati kota. Up yang merupakan raja dari kerajaan Poompat melihat orang yang tergeletak. Semakin diperhatikan ia pun terkejut melihat Gulf yang kini tengah tak sadarkan diri. Ia pun dengan cepat membawanya.

Gulf membuka matanya dan dengan cepat terbangun mencari tahu keberadaannya saat ini. Gulf berada di dalam sebuah tenda sekarang. Ia pun keluar dan pandangannya langsung tertuju pada Up.
"Gulf! Kau sudah bangun" Up menghampirinya. Gulf melihat sekitarnya yang kini ia kembali berada diluar wilayah kerajaan Poompat.
"Phi kenapa kita ada disini?"
"Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau ada disini sendiri? Dimana pengawalmu?"
"Aku memang sengaja datang kesini sendiri" Up pun mengajaknya kedalam tenda untuk berbicara berdua.

Gulf kembali duduk di pinggiran tempat tidurnya.
"Bagaimana kondisimu?"
"Ya aku rasa sudah lebih baik. Aku tidak mengerti apa yang terjadi padaku? Padahal sebelumnya aku tidak merasa sakit atau apapun"
"Kau ingat? Kerajaanku memiliki sebuah pelindung. Kau yang seorang vampir tidak bisa bertahan berada di dalamnya. Untuk apa kau datang kesini? Bahkan kau tidak membawa pengawal satu pun"
"Aku ingin mengambil abu kakek"
"Apa?! Untuk apa?"
"Pedang suci lambang kerajaanku patah. Aku membutuhkannya untuk memperbaiki pedangku"
"Patah?! Bagaimana bisa?! Kau tahu artinya kan?" Gulf mengangguk. Tentu saja ia tahu, jika pedang suci rusak atau menghilang, ia tidak akan dianggap sebagai raja oleh kerajaan lain. Menjaga pedang suci adalah tugasnya sebagai raja dan jika orang-orang tahu tentang hal itu, maka mereka akan beranggapan jika Gulf tidak akan bisa menjaga kerajaannya sendiri.
"Tapi kenapa memakai abu manusia? Terlebih abu kakek?"
"Menurut seorang pandai besi yang membuatnya,  pedang itu membutuhkan abu kakek untuk bisa memperbaikinya" Up terdiam. Ia sedikit ragu untuk menyetujui tujuan Gulf.
"Biarkan aku membawanya. Kau juga pasti tahu apa artinya jika orang-orang tahu pedangku patah bukan?"
"Bukannya aku tidak mengizinkannya. Tapi aku harus bicara dengan ayahku" Up melihat Gulf.
"Aku akan bicara dengannya. Tapi untuk sementara kau tinggallah disini. Aku akan meninggalkan pasukanku disini untuk menjagamu"
"Phi biarkan aku yang berbicara dengan paman"
"Kondisi ayah tidak memungkinkan untuk menghampirimu kesini dan kau tidak mungkin bisa memasuki kawasan kerajaanku. Jadi biarkan aku yang melakukannya. Tunggulah kabar dariku. Kau bisa?" Gulf sedikit kesal jika harus disuruh untuk menunggu, tapi ia sendiri tidak bisa memikirkan cara lain hingga ia pun menyetujuinya.

Gulf hanya terdiam menatap api unggun yang menyala di hadapannya. Hingga seseorang menghampirinya.
"Yang mulia sudah lewat tengah malam sebaiknya kau masuk ke tendamu untuk segera istirahat" Gulf meliriknya.
"Siapa kau?"
"Ah maaf aku tidak memperkenalkan diri sebelumnya. Aku jenderal Max, yang mulia raja Up memerintahku untuk berjaga disini"
"Oh mereka pasukanmu?" Max hanya mengangguk.
"Mereka tampak lelah. Sebaiknya mereka yang kau suruh istirahat" Max melirik pasukannya, ia sedikit tidak mengerti dengan ucapan Gulf. Apa dia kini sedang ditegur?
"Maaf yang mulia aku akan menegur mereka untuk berjaga lebih baik" Max berbalik untuk memperingati pasukannya.
"Tidak! Aku serius. Mereka sebaiknya istirahat tidak perlu berjaga. Tidak akan ada apa-apa. Lagipula aku seorang vampir harusnya kau sudah tahu itu" Max terdiam ia sudah lama mendengar tentang vampir tapi ia belum pernah melihat secara langsung. Max melirik Gulf, baginya Gulf tampak seperti manusia biasa. Apa semua vampir seperti ini?
"Tapi... Kami bertugas untuk..."
"Jangan khawatir tentang raja kalian, aku akan mengatakan jika kalian bekerja dengan baik"

Kressekk

Suara dari dalam hutan mengalihkan perhatian semua orang. Max langsung bersiaga dan menyuruh beberapa orangnya untuk memeriksa.
"Tidak! Jangan biarkan mereka pergi!" Orang-orang itu pun langsung berhenti.
"Biarkan aku memeriksanya" Gulf berjalan melewati Max.
"Tidak yang mulia. Biarkan kami-"
"Ini bukan hal yang bisa di lakukan oleh kalian" Gulf tersenyum. Tampak sedikit mengerikan bagi Max karena Gulf tersenyum dan menatapnya dengan warna mata yang menjadi merah.

Dalam sekejap Gulf menjauh darinya memasuki dalam hutan. Max tidak bisa berdiam diri, ia pun mengajak sebagian pasukannya untuk mengikuti Gulf.

Max berhenti dan ia menemukan Gulf yang tengah bertarung dengan beberapa orang. Ia harus menolongnya, dengan sigap Max mendekatinya mencoba menebas salah satunya, namun pedang itu pun langsung patah yang membuatnya terdiam. Vampir yang diserang pun langsung menatapnya marah. Gulf melihatnya dan dengan cepat melemparnya untuk segera menjauhi Max.
"Kenapa kau disini?!" Gulf sedikit marah. Dia sudah memperingatkan sebelumnya tapi para prajurit itu mengabaikannya. Gulf geram ia tidak mengerti kenapa ia tidak bisa mengendalikan vampir-vampir liar ini dan dengan cepat ia pun membunuh semua vampir yang menyerang.

Gulf menarik jantung dari vampir yang terakhir hingga akhirnya semuanya mati tak tersisa. Tangan dan pakaiannya berlumuran darah sedikit kesal karena darah vampir selalu membuatnya mual.

Gulf mencuci tangannya. Max membawakan baskom air bersih.
"Biar aku membantumu yang mulia" Max merendam sebuah handuk dan memerasnya untuk membersih wajah Gulf yang terkena cipratan darah. Menurutnya Gulf tidak seperti rumor yang pernah ia dengar. Jika memang raja Gulf kejam, mungkin ia sudah menyuruh pasukannya melawan vampir-vampir itu.  Sejak pertama melihat Gulf, Max terkagum padanya. Ia tidak pernah kagum pada seorang pria, tapi Gulf tampak berbeda untuknya. Ia perlahan mengelap wajah Gulf. Entah sejak kapan ia terpesona dengan wajah Gulf yang terlihat tampan sekaligus cantik.
"Sudah kukatakan kalian tidak akan bisa mengatasinya"
"Maaf yang mulia. Tapi sebagai prajurit aku tidak bisa tinggal diam" Gulf sedikitnya mengerti. Ia meliriknya, Max hampir mirip dengan Bright sikapnya yang keras kepala dan selalu tidak memikirkan keselamatannya sendiri.
"Aku mengerti. Tapi kau memiliki pasukanmu sendiri. Kau harus pikirkan mereka juga"
"Aku akan mengingat kata-katamu yang mulia. Tapi ini pertama kalinya aku melihat vampir"
"Benarkah? Kenapa?"
"Selama ini aku tidak pernah mendengar tentang vampir tapi saat pelindung kerajaan rusak, semua prajurit diberitahu kebenaran tentang vampir. Sedikit tidak percaya tapi sekarang aku sudah melihatnya. Mereka tampak seperti manusia biasa"
"Itu sebabnya mereka bukan lawan kalian"

Setelah perjalanan yang cukup panjang, Mile akhirnya sampai di sebuah mansion besar yang sudah sangat lama tidak ia kunjungi. Ia sedikit ragu untuk masuk, namun ia harus memberanikan diri, meskipun ia tahu orang-orang di dalam sana tidak akan menerimanya.

Seorang pria berparas tampan di usianya yang sudah hampir menginjak lima puluh tahun merupakan seorang pimpinan dari sebuah kelompok pemburu vampir bernama Earth. Ia tampak serius dengan buku yang ada di tangannya. Hingga seseorang mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangannya.
"Ketua, seseorang ingin menemuimu"
"Aku sedang sibuk sekarang, suruh dia pergi"
"Tapi ketua, dia..." Earth menatap bawahannya.

KING GULF 2Où les histoires vivent. Découvrez maintenant