Chapter 59

80 12 0
                                    


Nodt dan Mew pergi ke tempat persembunyian Nodt, sebuah rumah kecil di tempat yang jauh dari pemukiman warga.
"Kau baik-baik saja?"
"Ya, kau bisa melihat sendiri bukan?"
"Tapi maksudku mimpi yang di alami orang-orang. Apa kau mengalaminya juga?"
"Mimpi? Mimpi seperti apa?"
"Kau tidak mengalaminya? Apa asap itu tidak sampai ke tempat ini?" Gumam Mew.
"Apa yang sebenarnya ingin ku bicarakan?"
"Kau tahu kenapa orang-orang menjadi seperti itu? Itu karena sebuah asap yang mereka hirup, dan jika aku tidak salah mungkin karena asap itu mimpi semua orang dikendalikan" Nodt terdiam. Pikirannya teringat dengan asap tadi malam. Ia memang melihatnya, tapi mimpi apa yang dia maksud? Bahkan ia tidak ingat semalam bermimpi apa.
"Rekanku juga menghirup asap itu dan ia mengalami mimpi buruk"
"Benarkah? Lalu apa hubungannya dengan orang-orang yang menuntut ke istana?"
"Aku rasa mimpi itu menyuruh mereka untuk segera mengangkat putra mahkota menjadi raja kerajaan ini. Bukankah itu berarti asap itu dibuat olehnya? Lagipula aku mendengar dua orang yang membuat asap itu. Tapi hanya suara mereka yang kudengar, aku tidak bisa melihat siapa mereka" Nodt tertawa mendengarnya membuat Mew menatapnya tak mengerti. Ia merasa tidak ada hal yang lucu pada kata-katanya.
"Putra mahkota? Kau belum tahu? Putra mahkota di kerajaan ini seorang pengecut. Dia takut akan segala hal dan juga seseorang yang bodoh"
"Bisa saja itu hanya rumor"
"Aku pernah melihatnya dulu. Dia bergetar bahkan saat bicara di depan orang"
"Benarkah? Lalu kenapa dia diangkat menjadi putra mahkota?"
"Karena hanya dia satu-satunya pria dikeluarga kerajaan ini. Banyak yang meragukannya. Dia disebut hanya sebuah boneka putra mahkota karena hanya sepeti pajangan sedangkan semua tugasnya selalu dilakukan oleh putri Jane, adiknya. Tapi aku tidak mengerti hari ini orang-orang malah menginginkannya untuk segera diangkat sebagai raja" Mew mengangguk paham. Pantas saja wajah Jane terlihat kelelahan tadi.
"Oh ya tadi saat aku di istana aku mendengar tentang penyerangan ke kerajaan Kanawut. Apa akan ada perang lagi?"
"Kau masuk ke istana?"
"Ya, aku mencoba mencarimu dan tak sengaja bertemu dengan Jane"
"Putri Jane?! Kau dekat dengannya?!"
"Tidak. Aku hanya pernah menyelamatkannya dari serangan vampir" Nodt melirik Mew curiga, tentu saja Mew menyadari hal ini.
"Jangan mencurigaiku. Itu tidak ada gunanya. Lagipula aku tidak akan mendukung orang-orang yang akan mencelakai kekasihku" Mendengar Mew menyebut rajanya sebagai kekasih, sedikit membuatnya canggung.
"Jadi, kapan kau akan kembali? Bukankah kau harus melaporkan hal ini supaya prajurit kerajaan mulai bersiap?"
"Aku akan kembali sekarang. Diam-diam mereka sudah menyiapkan prajurit untuk menyerang. Padahal kerajaan kita dan kerajaan ini sudah sepakat berdamai. Tapi mereka memilih untuk berkhianat" Mew melihat kekesalan Nodt.
"Oh ya, apa kau tahu kerajaan ini dibantu oleh para vampir?"
"Aku tahu"
"Baiklah. Katakan pada Gulf, jika mereka menyerang, aku akan mengirim para pemburu untuk membantu"
"Tidak perlu. Yang mulia memiliki rencana sendiri jika mereka sampai menyerang"
"Apa?! Benarkah? Apa itu?"
"Maaf aku tidak bisa membicarakannya dengan orang asing tanpa seizin yang mulia"
"Apa?! Orang asing? Aku kekasihnya. Gulf tidak akan marah jika kau menceritakannya padaku" Nodt tak mendengarnya dan segera bersiap membereskan barang-barangnya.

Mew mendengus kesal, Nodt benar-benar tidak memberitahunya. Ia berjalan untuk segera kembali ke tempatnya, namun langkahnya terhenti mendengar beberapa orang tengah tertawa. Mew yang penasaran diam-diam mendekati asal suara. Cukup mengejutkan baginya ketika melihat orang-orang yang tengah menyiksa seorang vampir wanita. Mereka terus menyerangnya hingga terluka dan setelah sembuh, mereka kembali melukainya.
"Phi, vampir ini cantik bolehkah kita menggunakannya?" Mew melihat seseorang yang sepertinya memiliki tingkatan yang lebih tinggi dibanding yang lainnya, terlihat santai meminum sebuah arak.
"Terserah. Tapi menjauhlah, aku tidak suka mendengar suara kalian dan cepat kembali kita harus segera pergi"
"Benarkah?! Tuan Vegas memang yang terbaik!" Orang itu langsung menyeret sang vampir menjauh.
"Dia memang lemah terhadap wanita cantik bahkan jika itu seorang vampir sekali pun"
"Biarkan saja. Apa kau sudah menemukan tempatnya?" Mew yakin jika mereka pasti seorang pemburu. Cukup mengejutkan bisa menemuinya di tempat seperti ini. Apa pemburu saat itu termasuk ke dalam kelompok mereka?
Pandangannya tertuju pada vampir wanita itu yang diseret dengan kuat. Ia tentu saja harus menolongnya.
"Belum, tapi mereka sedang menyisirnya. Aku yakin sebentar lagi akan ada informasi tentang mereka" Mew berbalik untuk menolong vampir wanita itu.
"Ah aku tidak menyangka Mile mengirimnya kesini" Langkah Mew terhenti ketika sebuah nama yang familiar terdengar olehnya. Ia kembali berbalik melihat orang itu, namun menolong vampir itu lebih penting sekarang. Mew segera pergi, namun kepalanya kini sibuk berpikir. Ia ingat sekarang, orang itu adalah orang yang sama dengan orang yang ada di foto Mile. Vegas? Dia mencariku? Untuk apa? Ia mulai khawatir meninggalkan Boat sendiri. Ia bergegas, setelah menolong vampir itu, ia akan segera menemui Boat.

Vampir wanita itu terus meronta melawan saat sang pemburu berusaha membuka pakaiannya.
"Hentikan! Lepaskan aku!" Teriak vampir itu.
"Diam! Kau hanya harus menikmati ini" Pemburu itu merobek baju sang vampir hingga ia pun menangis berusaha menutupi tubuhnya yang terbuka.
"Kau sangat cantik. Sayang sekali kau seorang vampir. Tapi jika kau menurutiku, mungkin aku bisa membuatmu terus hidup. Bagaimana?" Bisiknya yang membuat vampir itu hanya terdiam ketakutan. Pemburu itu mencium bagian lehernya. Ia tidak bisa melawan lagi dan hanya terdiam.

Bugh!

Pemburu itu langsung tak sadarkan diri membuat vampir wanita terkejut dan melihat seseorang yang menolongnya.
Mew menendangnya untuk segera menyingkirkan orang itu dari atasnya. Mew membuka jubahnya dan segera memberikannya pada sang vampir untuk menutupi tubuhnya.
"Kau baik-baik saja?" Vampir itu masih tercengang. Ia tidak menyangka akan ada seseorang yang menyelamatkannya.
"Sebaiknya kita pergi sekarang" Mew menggendongnya dan segera pergi.

Mew sampai di sebuah tempat yang di arahkan oleh vampir itu.
"Terimakasih tuan. Aku tidak tahu lagi jika kau tidak menyelamatkanku"
"Ya. Tapi kenapa para pemburu itu menangkapmu? Kau mengganggu manusia?"
"Apa?! Bagaimana kau tahu mereka pemburu?"
"Aku juga seorang pemburu" Wajah vampir itu kembali ketakutan dan langsung mundur beberapa langkah ke belakang.
"Jangan takut. Aku bukan dari kelompok mereka. Aku tidak akan membunuhmu jika kau tidak mengganggu manusia" vampir itu berlutut di hadapan Mew.
"Tuan, aku sama sekali tidak mengganggu para manusia. Aku bersumpah"
"Aku tahu. Lain kali berhati-hatilah" Mew berbalik untuk segera kembali namun setelah beberapa langkah ia kembali berbalik.
"Bisakah kita bertemu lagi? Siapa namamu?"
"Ya?! Oh aku... Prim" Wajahnya tampak memerah dan menjadi sangat gugup. Mew mengangguk paham.
"Aku akan kesini lagi nanti" Mew segera pergi. Prim menatap kepergian Mew, bahkan jubahnya masih ia kenakan. Jantungnya menjadi berdebar sekarang.

Mew tak menemukan Boat di tempatnya, bahkan bekas perapianpun sudah ditutupi dengan tanah dan dedaunan. Apa mereka menangkapnya? Mew kembali berlari berusaha untuk segera menemukan Boat.

Mew berlarian kesana kesini mencari keberadaan Boat. Ia pun berhenti untuk mengatur nafasnya. Tidak mungkin mereka menangkapnya? Jika seperti itu, aku harus pergi kemana?

KING GULF 2Where stories live. Discover now