Chapter 62

76 11 0
                                    


Mile tampak tak fokus bahkan saat menyiapkan teh. Kepalanya sibuk berpikir tentang seseorang yang mirip dengan Gulf. Dari kursinya Gulf memperhatikan Mile yang terus melakukan kesalahan.
"Kau dekat dengan pemburu itu?" Bisik Ryan.
"Ya, kami sangat dekat" Ryan sedikit curiga. Sikap keduanya sedikit aneh untuknya.

Mile menyajikan teh di meja.
"Maaf aku tidak menyiapkan darah"
"Tak apa. Kami bisa meminum apa yang manusia minum" Gulf mengambil cangkir teh nya dan meminumnya. Walaupun sedikit canggung Ryan juga mengikuti Gulf meminum tehnya.
"Jadi, kau berasal darimana?"
"Aku dari daerah Barat dan segera menemui Gulf saat ada berita tentang dia yang seorang vampir. Terlebih dia sama sepertiku setengah vampir. Bukankah kami cocok?" Ryan merangkul bahu Gulf.
"Singkirkan tanganmu!" Dua kata tegas yang langsung membuat Ryan melepaskannya. Mile hanya memperhatikan keduanya.
"Kau benar-benar setengah vampir?"
"Kau meragukanku?" Mile tertawa menatapnya.
"Tidak. Hanya saja aku tidak menyangka ada seseorang setengah vampir selain Gulf"
"Phi, apa p'Mew belum kembali?"
"Belum. Ini sudah lewat sehari dari maksimal waktu yang aku berikan. Mungkin, dia masih dalam perjalanan kembali" Mile melirik pedang suci Gulf yang sudah diperbaiki.
"Pedangmu... Sudah diperbaiki?" Gulf mengambil pedangnya menunjukkannya di hadapan Mile.
"Ya. Aku juga sudah memasukan mantra kecil, sehingga aku bisa mengetahui saat ada orang lain yang menyentuh pedangku" Gulf kembali menyindirnya. Namun, ia akan berpura-pura tidak tahu.
"Tuan Mile, apa kau tahu pemburu yang ada di daerah selatan?" Gulf melirik Ryan. Pemburu di daerah selatan? Kenapa bajingan ini tidak memberitahuku tentang hal ini? Gulf melirik Ryan kesal.
"Aku tidak tahu tentang pemburu di daerah selatan"
"Benarkah? Yah... Melihat caramu membasmi para vampir memang tidak seperti mereka"
"Bagaimana mereka membasminya?" Tanya Gulf.
"Setahuku, mereka membunuh semua vampir. Padahal tidak semua vampir selalu membunuh manusia. Yah.. Kira-kira seperti itulah"
"Tapi banyak vampir yang berbaur dengan manusia disana"
"Oh itu. Aku pernah dengar vampir-vampir itu disebut vampir pekerja. Mereka ditandai oleh para pemburu untuk dipaksa bekerja"
"Ditandai?" Ryan hanya mengangguk. Gulf tiba-tiba berdiri.
"Phi, aku rasa aku harus kembali sekarang" Karena bajingan ini, aku menjadi seperti orang bodoh sekarang. Harus meminta penjelasannya sekarang juga.
"Apa?! Kenapa? Aku sudah menyiapkan makan malam disini. Sebaiknya kau-" Sebuah ketukan pintu mengalihkan perhatian mereka.
"Masuk!" Pintu terbuka dan menampilkan Boat yang sudah kembali.
"Boat?! Kau sudah kembali" Gulf menatapnya mencari seseorang yang sudah lama tak ia temui.
"Dimana p'Mew?" Tanya Gulf. Mile meliriknya.
"Benar. Dimana Mew?"
"Maaf phi aku kembali sendiri. P'Mew menyuruhku kembali, dia memiliki sedikit urusan jadi dia masih menetap disana"
"Urusan apa?" Tanya Gulf mendesaknya, membuat Boat menjadi gugup.
"A-aku... Tidak tahu. P'Mew tidak memberitahuku" Boat mematung, tatapan Gulf sangat mengintimidasi. Gulf menghela nafasnya. Apa yang dilakukannya sekarang?

Jane meminum teh di hadapannya, beberapa hari ini ia masih belum menemukan keberadaan Mew. Bahkan ia sudah mengerahkan orang-orangnya untuk mencarinya. Seorang pelayan mendekatinya.
"Yang mulia, tuan Vegas datang" Mendengar nama itu membuatnya kesal. Untuk apa orang itu menemuinya?
"Bawa dia kemari" Pelayan itu membungkuk memberi hormat sebelum pergi.

Suasananya tidak mengenakan untuk Jane. Ia menatap Vegas yang dengan santainya duduk di hadapannya menikmati secangkir teh hangat.
"Untuk apa kau datang kesini?" Vegas meliriknya. Wajah kesal Jane sungguh menarik perhatiannya.
"Apa aku tidak boleh menemui tunanganku? Kau tidak merindukanku?"
"Jangan bersikap seolah kau benar-benar pasanganku. Pertunangan kita hanya seperti bisnis" Vegas menertawakannya ucapan Jane.
"Kau masih sangat keras kepala. Walaupun hanya bisnis, sampai seterusnya kau akan bersamaku" Jane memalingkan wajahnya. Ia tidak tahan melihat wajah orang yang ia benci. Tak lama seorang prajurit mendekati keduanya. Jane tahu jika prajurit itu seseorang yang ia perintahkan untuk mencari Mew. Dengan segera ia sedikit menjauh dari Vegas untuk mendengar laporan prajurit itu.

Vegas tersenyum memperhatikan Jane dan prajurit itu.
"Menarik..." Gumamnya. Jane kembali dengan wajah yang sepertinya sedikit kesal.
"Ada masalah?" Tanya Vegas menatapnya.
"Tidak. Apa kau sudah selesai? Aku ingin kembali sekarang" Jane berbalik untuk segera pergi.
"Aku tidak tahu kau dekat dengan pemburu bernama Mew" Langkah Jane terhenti dan berbalik menatap Vegas.
"Apa yang kau-"
"Kau lupa? Aku seorang pemburu. Pendengaranku cukup tajam. Aku bisa mendengar pembicaraanmu dengan prajurit tadi. Kau mencari seseorang bernama Mew?" Jane kembali mendekatinya.
"Apa yang kau tahu tentangnya?!" Vegas tertawa mendengar suara Jane yang berubah sangat tegas padanya.
"Cukup banyak yang aku tahu tentangnya. Tapi... Bagaimana kau mengenalnya?" Jane terdiam. Ia ingin tahu apa yang Vegas tahu tentang Mew, tapi ia juga tidak ingin menjawab apa yang ditanyakan Vegas sekarang.
"Katakan, apa yang kau tahu?!!"
"Aku tidak akan menjawab sebelum kau menjawabku" Jane mengepalkan tangannya.
"Dia... Pernah menyelamatkanku. Jadi.. Katakan!" Vegas tertawa melihat sikap Jane padanya. Ia mendekatkan kepalanya ke telinga Jane.
"Jangan mempercayainya, atau kerajaanmu mungkin akan hancur" Bisiknya.
"Apa maksudmu?!" Keduanya saling bertatapan dengan sengit.
"Ah... Kau tunanganku, aku sedikit cemburu kau menanyakan pria lain. Apa kita harus mempercepat pernikahan kita?!"

Plakk!!

Tamparan keras mendarat di pipi Vegas. Jane tidak tahan dengan sikap Vegas padanya.
"Jangan mengalihkan pembicaraan! Pernikahan itu, tidak akan pernah terjadi!" Jane pergi dengan langkah yang kesal meninggalkan Vegas yang masih terdiam. Ia tidak pernah di tampar sebelumnya, apalagi oleh seorang wanita.

Gulf masih mengurung dirinya di kamar. Setelah kembali dari mansion pemburu, ia langsung masuk ke kamarnya dan belum keluar lagi hingga sekarang. Ryan maupun Bright terus membujuknya. Namun Gulf tak menanggapi keduanya. Ia hanya ingin menyendiri untuk sesaat, memikirkan apa yang dilakukan Mew hingga menunda kepulangannya. Rasanya ia ingin menyusul kesana, tapi ia tahu hal itu bukan sesuatu yang baik.

Sebuah ketukan disusul pintu yang terbuka menampilkan Bright yang datang memasuki kamar Gulf. Gulf hanya meliriknya tanpa berkata apapun.
"Yang mulia, mau sampai kapan kau disini? Kau tidak akan keluar? Semua orang menunggumu" Gulf masih bungkam sibuk dengan buku ditangannya.
"Kau tahu? Kemarin aku melihat tuan Mile datang kesini" Sebuah nama yang membuatnya tertarik sehingga Gulf menatap Bright.
"Ku kira dia ingin bertemu denganmu. Tapi dia menemui Ryan. Aku tidak bisa mendengar apa yang di bicarakan keduanya"
"P'Mile datang? Kenapa kau baru memberi tahuku sekarang?" Bright terdiam. Tentu saja karena Gulf tak mempedulikannya. Jadi ia mengira itu akan percuma, lagipula Mile tidak berurusan dengannya.
"Panggil Ryan untuk menghadapku" Bright membungkuk memberi hormat sebelum pergi.

Gulf sudah langsung merasa lelah setelah melihat Ryan yang begitu energik. Berapa usianya? Hingga sikapnya seperti anak kecil?
"Kau tahu? Aku sangat terkejut mendengar kau memanggilku. Kau merindukanku kan?"
"Jangan bercanda. Aku ingin kau mengatakan tentang para pemburu di daerah selatan. Seperti apa mereka?"
"Ah tentang itu. Tapi... Bagaimana jika kita bicara sambil keluar? Bukankah kau sudah berjanji untuk berkencan denganku?"
"Merepotkan!" Gerutu Gulf kesal.
"Ya... Jika kau tidak ingin, tak apa... Aku-"
"Ayo pergi!" Ryan menahan senyumannya dan mengikuti Gulf dari belakang.
"Yang mulia kau mu kemana?" Tanya Bright yang berjaga di depan pintu kamarnya. Gulf tak menjawabnya sehingga ia menatap Ryan meminta penjelasan.
"Kami akan berkencan. Jadi kau tunggulah disini"
"A-apa?!! Ke-kencan?!" Bright tidak habis pikir. Apa benar yang baru saja ia dengar?

KING GULF 2Where stories live. Discover now