Chapter 71

81 8 0
                                    


"Apa-apaan ini?" Suasana aula menjadi penuh dengan energi membunuh.
"Kau hanya makhluk terkutuk. Tidak pantas berbaur dengan manusia. Dan juga seharusnya kalian mati" Pete melirik Mew yang masih tak menghiraukannya.
"Apa kalian tahu apa yang sedang kalian lakukan? Hal ini bisa membuat peperangan diantara kerajaan"
"Benarkah? Itu tidak akan dijadikan pelanggaran karena kami hanya membunuh vampir. Apa yang kalian tunggu, cepat serang mereka!!" Orang-orang dari kerajaan lain mulai menyerang. Seseorang dengan cepat menghampiri Mew mencoba melayangkan pukulan padanya dengan sebuah tongkat panjang, Mew tentu saja menyadarinya dan ia pun masih diam menunggu musuhnya semakin dekat. Semakin dekat dan seketika Mew melihat sebuah pedang lain menahan tongkat yang hampir mengenainya. Mew meliriknya dan ia melihat seorang pria yang tidak ia kenal. "Kau sebaiknya bergerak jangan hanya diam saja" Ucapnya. Kenapa itu terdengar menjengkelkan? Mew mencoba mengingat orang itu. Dia seseorang yang bergabung dengan orang-orang dari kerajaan Poompat. Tidak heran jika ia mencoba menolongnya. Tapi ia tetap saja merasa kesal. Mew mulai bergerak saat seseorang berusaha memukulnya. Seketika suasana aula itu menjadi kacau. Tak ada yang mencoba menghentikan kekacauan itu, padahal beberapa prajurit dari kerajaan Ratanaporn berjaga. Mereka hanya melihat memperhatikan perkelahian mereka.

Pete maupun Mew tak sampai mengeluarkan pedang mereka dari sarungnya. Mereka hanya melawan sampai orang yang menyerangnya tak berani menyerang atau pingsan. Tak ada satupun dari mereka yang berniat melawan sampai membunuhnya.

Tentu saja para vampir menghilangkan keberadaannya. Bukan untuk bersembunyi, melainkan untuk lebih mudah membuat mereka tak sadarkan diri. Tanpa mereka sadari orang-orang langsung berjatuhan. Membuat orang yang masih bertarung mulai sedikit panik.

Bugh!

Mew menendangnya hingga ia tersungkur. Ia pun mendekatinya mensejajarkan posisinya.
"Kemana pandanganmu? Sebaiknya kau sadar dimana posisimu sekarang" Dia terdiam. Tubuhnya yang sedari tadi bertarung sudah merasa kelelahan. Diluar perkiraannya orang-orang dari kerajaan Kanawut begitu kuat padahal hanya sedikit orang yang datang. Namun, bantuan dari orang-orang kerajaan Poompat juga membuat mereka kewalahan.
"Tuan Mew, apa kita harus melaporkankannya?"
"Tidak perlu. Ini hanya masalah kecil. Dan kau, bereskan semuanya" Mew pergi diikuti Pete dan yang lainnya. Ia berpapasan dengan seorang prajurit yang tengah berjaga dan hanya meliriknya namun cukup membuat prajurit itu sedikit gemetar.

Gulf menatap beberapa pertunjukan yang menurutnya tidak menarik sama sekali. Berapa lama ini akan berakhir? Perhatiannya tertuju pada putri Jane dan Raja Kiet. Keduanya tampak sedang berdebat atau lebih pada putri Jane yang tengah memberikan beberapa kata yang cukup keras.
"Bright, berapa lama lagi?"
"Apa kau lelah? Aku akan meminta izin untuk meninggalkan ruangan ini" Sangat jarang mendapatkan balasan seperti ini dari Bright. Biasanya dalam suatu acara, Bright selalu menuntutnya untuk tetap diam sampai selesai sekalipun Gulf tidak menyukainya.
"Kau tahu jawabannya bukan?" Dengan cepat Bright mendekati salah satu pengawal dan setelah itu ia membawa Gulf keluar. Di sisi lain Kiet melihat Gulf yang beranjak dari tempat duduknya yang membuatnya ikut pergi meminta izin pada adiknya untuk keluar sebentar.

Gulf akhirnya bisa menghirup udara segar. Ini baru penyambutan, besok semua perwakilan dari kerajaan akan berkumpul untuk sekedar membahas kerjasama antar kerajaan ataupun hal lainnya. Malam ini ia berencana untuk pergi mencari keberadaan para pemburu. Tapi dimana tempat Mew dan yang lainnya?
"Bright, kau tahu dimana yang lainnya ditempatkan?"
"Aku tidak tahu. Ayo sebaiknya kita tanyakan" Gulf mengangguk menyetujuinya.
"T-tunggu!! Yang mulia Gulf!" Sebuah panggilan menghentikan Gulf dan ia melihat Kiet yang menurutnya cukup berani mendatanginya.
"Oh yang mulia Kiet. Maaf saya tidak bermaksud pergi dari acaranya. Saya hanya-"
"Tidak! Maafkan aku... Pasti anda merasa tidak nyaman berkumpul dengan yang lainnya. Aku tidak menyangka akan seperti itu... Jadi... Aku..." Kiet kesulitan untuk melanjutkan kalimatnya saat tatapannya bertemu dengan Gulf. Ia merasa terintimidasi saat Gulf hanya diam menatapnya. Ia kembali menundukkan kepalanya. Bright memperhatikan keduanya. Suasananya menjadi canggung karena Kiet tak melanjutkan pembicaraannya.
"Yang mulia Kiet"
"Ya?!" Jawab Kiet cepat saat Gulf memanggilnya.
"Bagaimana menurutmu? Apa kau tidak takut denganku yang seorang vampir ini?" Kiet menggelengkan kepalanya.
"Aku sudah biasa berinteraksi dengan para vampir, akan aneh jika aku merasa takut bukan?" Cukup mengejutkan dengan jawabannya.
"Ya kau benar. Ngomong-ngomong, dimana kaisar Gamon? Dia tidak hadir di acara perjamuannya"
"Oh itu... Ayahku sedang pergi untuk menemui ibuku. Saat dia menjadi raja tidak cukup waktu baginya untuk datang ke pemakaman" Gulf hanya mengangguk.
"Yang mulia, besok setelah pertemuan bagaimana jika kita jalan bersama?" Gulf menatapnya curiga.
"Ah maksudku... Aku hanya takut kau mungkin akan merasa bosan. Jadi lebih baik untuk melihat-lihat bukan? Jika kau tidak keberatan" Suara Kiet semakin mengecil. Gulf memperhatikan Kiet yang tak berani melihat kearahnya.
"Baiklah. Jangan merasa terlalu tertekan. Sebaiknya kau harus bisa lebih percaya diri. Kau rajanya sekarang. Bukankah kau harus melindungi kerajaanmu ini?" Kiet sedikit tidak mengerti dengan kata-kata Gulf. Namun ia berasumsi mungkin Gulf berkata seperti itu untuk menyemangatinya yang selalu tidak bisa berbuat apa-apa tanpa adiknya.
"Oh?! Ya! Tentu, ya. Terima kasih yang mulia"
"Baiklah. Sebenarnya aku sedikit lelah, jadi bisakah aku meninggalkan acaranya lebih dulu?"
"Ya, aku mengerti. Tidak masalah yang mulia sebaiknya kau segera beristirahat. Kalau begitu... Aku akan kembali" Gulf mengangguk dan melambaikan tangannya. Ia memperhatikan Kiet yang berjalan menjauhinya. Lihatlah, bahkan ia hampir jatuh tersandung.

KING GULF 2Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ