Chapter 55

85 11 1
                                    


"Gulf? Bagaimana... Kau tidak merusaknya kan?"
"Tidak, tenang saja. Aku punya cara sendiri untuk masuk kesini. Jadi? Bagaimana?" Up tampak gugup. Ia sudah berjanji untuk membantu Gulf, namun sampai sekarang ia belum bisa meyakinkan ayahnya.
"Gulf maafkan aku. Ayah bersikeras tidak memberiku izin. Tapi kau jangan khawatir, aku akan kembali menemuinya lagi nanti" Gulf hanya menatapnya tanpa merespon ucapan Up. Up meliriknya yang tak mendapat jawaban. Ia yakin Gulf kecewa padanya sekarang.
"Phi. Apa seperti ini sikapmu sebagai seorang raja?"
"Apa maksudmu?" Cara Gulf berbicara padanya tidak membuatnya senang dan juga harga dirinya sedikit terluka.
"Jika aku orang asing, mungkin akan mengira jika raja dari kerajaan ini adalah paman. Ayahmu"
"Kau mengejekku?" Gulf tertawa melihat Up yang menjadi kesal.
"Gulf!!" Perth dan Max yang sedari tadi mengawasi keduanya tampak kebingungan untuk bertindak. Suasananya menjadi kurang enak antara Gulf dan Up.

Gulf mendekati Up. Membuat Perth dan Max bersiaga untuk keadaan yang bisa jadi akan memburuk.
"Jadi, kau tidak bisa memberikan abu kakek padaku?!" Up menatapnya. Gulf menekannya. Gulf yang sekarang benar-benar berubah. Bagaimana bisa ia merasa takut terhadapnya?
"Sudah kukatakan, aku akan memberikannya. Tapi bersabarlah, aku akan bicara lagi dengan ayahku" Gulf tersenyum dan duduk di sofa.
"Baik, aku tunggu. Tapi jika kau tidak berhasil, aku akan mengambilnya secara paksa. Kau mengerti bukan?" Up mengepalkan tangannya dan segera berjalan keluar untuk menemui ayahnya.
"Oh ya phi. Ingatlah kau raja kerajaan ini, semua keputusan ada padamu" Up kembali berjalan setelah mendengar Gulf.

Up masuk ke kamar ayahnya tanpa permisi sehingga sedikit membuat ayahnya terkejut.
"Ada apa denganmu? Apa kau lupa cara masuk ke kamarku?" Up menatap ayahnya dengan kesal.
"Ada apa? Jangan bilang kau ingin membahas lagi tentang abu kakekmu"
"Gulf ada disini"
"Apa?! Bagaimana....?"
"Dia datang untuk abu itu dan aku akan memberikannya. Aku datang kesini untuk memberi tahumu"
"Apa?! Kau gila?! Sudah kubilang-"
"Sekarang aku rajanya!!!"
"Ayah, kau memberi tahta ini untukku berarti kau percaya padaku bukan? Tugasmu untuk memimpin kerajaan ini sudah selesai. Kau hanya perlu memperhatikan anakmu ini" Sang Kaisar dibuat tidak bisa berkata-kata mendengar anaknya berkata seperti itu.
"Aku tahu. Tapi kakekmu sudah tenang disana, tidak baik untuk mengambil abunya untuk kepentingan pribadi"
"Ayah. Gulf juga cucunya. Kita keluarga, aku yakin kakek tidak akan keberatan dengan itu. Jadi aku harap ayah mengerti dengan keputusanku" Ayahnya itu menghela nafasnya melihat kegigihan anaknya itu. Saatnya menurunkan keegoisannya.
"Baiklah. Tapi setelah kau memberikannya, sebaiknya kau suruh dia untuk segera pergi dan jangan berurusan lagi dengannya. Sudah cukup banyak kau membantunya"
"Wah... Pembicaraan yang menarik" Kaisar maupun Up terkejut dengan keberadaan Gulf yang berada di ambang pintu kamarnya. Sejak kapan dia berada disana?
"Paman sudah lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?" Gulf memberinya hormat.
"Bagaimana orang sepertimu bisa masuk wilayahku?"
"Orang sepertiku? Apa ada yang aneh dengan aku berada disini? Padahal dulu aku sering datang kesini bersama ayahku. Aku selalu bermain dengan p'Up dan disaat aku menangis karena diganggu olehnya, paman selalu membelaku. Bukankah itu kenangan yang bagus?"
"Gulf. Kau bilang akan menunggu, kenapa kau datang kesini?"
"Aku ingin menyapa pamanku. Apa itu salah?" Gulf masuk ke dalam dan duduk di sebuah sofa.
"Oh! Dan juga terimakasih sudah mengirim Kara untuk menjagaku paman" Gulf tersenyum menatapnya. Namun bagi sang kaisar, itu senyuman yang mengesalkan. Ia benar-benar berharap Gulf segera pergi, karena ia tidak ingin berurusan dengan vampir lagi.
"Kau! Sebaiknya pergi dari sini. Bukankah kau memiliki kerajaanmu sendiri dan sekarang kau rajanya. Meninggalkan kerajaanmu seperti ini? Benar-benar tidak bertanggung jawab" Gulf tertawa mendengar kaisar.
"Paman aku tidak meninggalkan kerajaanku. Bagiku ini seperti keluar dari istana untuk menghirup udara segar. Kau lupa aku seorang vampir? Aku bisa dengan cepat sampai di kerajaanku tanpa memakan waktu berhari-hari"
"Betapa memalukannya kau mengakui dirimu sendiri seorang vampir"
"Kenapa? Bagiku itu hal luar biasa. Dengan kekuatan yang aku miliki, aku bisa melindungi kerajaanku sendiri" Up memperhatikan keduanya. Ia khawatir Gulf dan ayahnya akan terus berselisih.
"Gulf hentikan. Bukankah kau datang kesini untuk mengambil abu kakek?"
"Oh kau benar phi. Bagaimana, apa paman menyetujuinya?" Up melirik ayahnya yang kesal dan ia pun mengangguk.
"Ayo ikut denganku" Up berjalan keluar dan Gulf pun segera berdiri memberi hormat pada kaisar sebelum ia pergi.

KING GULF 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang