Chapter 52

97 11 0
                                    


Mew memasuki ruangan Mile setelah ia menerima perintahnya.
"Phi kau memanggilku"
"Hm duduklah" Karena kejadian sebelumnya, suasana keduanya pun sedikit canggung.
"Aku punya tugas baru dan aku hanya bisa percayakan padamu"
"Baiklah apa itu?"
"Aku ingin kau pergi ke daerah selatan. Tepatnya ke gunung mati"
"Gunung mati?"
"Ya orang-orang menyebutnya seperti itu karena orang yang masuk kesana tidak ada yang pernah kembali lagi. Mereka mengatakan jika orang-orang itu diserang oleh vampir-vampir di gunung itu. Aku ingin kau memeriksanya. Kau bisa membawa Boat bersamamu" Mew sedikit terdiam, perjalanan ke daerah selatan cukup memakan waktu dan itu berarti ia akan berpisah lama dengan kekasihnya.
"Mew kau mendengarku?"
"Kapan aku harus pergi?"
"Bagaimana dengan hari ini? Lebih cepat lebih baik bukan?" Mew mengangguk dan ia pun segera berdiri.
"Aku akan memberitahu Boat" Mew pun pergi. Ia menutup pintu ruangan Mile. Sedikit mencurigai Mile dan mengkhawatirkan Gulf saat ini.

Sepanjang jalan tak ada pembicaraan, Bright terus mengejar Gulf yang memacu kudanya dengan cepat. Hingga mereka pun sampai di sebuah rumah yang sebelumnya Gulf dan Mew kunjungi.
"Rumah siapa ini?"
"Kau akan tahu nanti" Bright hanya mengikutinya hingga ia melihat seseorang yang tengah menempa sebuah pedang. Dia....
"Tuan apa aku mengganggumu?" Amphol yang menyadarinya pun mendongak dan seketika terdiam melihat seseorang yang ada di samping Gulf.
"Tidak. Ku kira kau akan datang bersama pria tadi malam" Amphol tak menghiraukannya sedangkan Bright bungkam. Ia seketika kehilangan kata-katanya. Bukankah kau selama ini mencarinya?
"Dia ada urusan lain. Oh ya dia pengawalku jenderal Bright. Bright dia Amphol orang yang kita cari" Keduanya saling bertatapan dan hanya mengangguk kecil.

Gulf membuka kotak panjang yang ia bawa dan langsung diamati oleh Amphol.
"Bagaimana? Kau bisa memperbaikinya?"
"Aku sedikit tidak percaya bisa melihat lagi pedang ini. Pedang ini dibuat oleh ayahku, tapi aku akan coba untuk memperbaikinya" Amphol mengambilnya dan siap untuk memperbaikinya. Gulf melirik Bright. Ia penasaran dengannya, reaksinya saat bertemu Amphol malah membuatnya semakin diam.

Beberapa jam berlalu. Gulf melihat-lihat pedang yang terpajang di dinding rumah dengan Bright yang terus mengekorinya.
"Yang mulia, kau pergi lagi semalam?"
"Menurutmu?"
"Bagaimana kau menemukan tempat ini?" Gulf beralih menatap Bright.
"Bagaimana cara aku menemukannya tidak penting. Tapi, aku sedikit kecewa padamu" Bright menatapnya sedikit terkejut.
"Apa?!"
"Hubungan kita sudah sangat dekat bukan? Kau selalu membantuku disetiap aku ada masalah, tapi kau tidak pernah bercerita tentang masalahmu. Kau pikir aku tidak tahu kemana kau selama ini? Bukankah kau mencarinya? Sekarang kau sudah bertemu dengannya, kenapa hanya diam?" Sedikit mengejutkan untuknya. Bright selalu melihat Gulf yang sibuk dengan pekerjaannya tapi bagaimana ia mengetahuinya?
"Yang mulia.. Aku... Itu sudah menjadi tugasku sebagai pengawal untuk membantu dan melindungimu. Tapi aku tidak mencarinya"
"Bright kau seharusnya tahu tentangku. Saat di kediaman Saran, aku tidak mungkin dengan mudahnya menurut untuk menunggu di luar" Bright bungkam. Benar. Sekarang ia tahu jika rajanya itu tahu tentangnya.
"Maafkan aku yang mulia, aku bersalah. Aku tidak akan membohongimu lagi" Gulf menghela nafasnya, ia tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Bright.
"Baiklah, lupakan. Aku ingin kau-"
"Yang mulia bisa kita bicara?" Kedatangan Amphol memotong obrolan keduanya.

Gulf melihat pedangnya yang masih belum diperbaiki.
"Aku sudah mencoba dengan menambah beberapa materialnya. Tapi pedangmu terus menolaknya"
"Apa maksudmu?"
"Pedangmu selalu menolak material yang aku berikan. Mereka tidak pernah menyatu, dan aku melihat dibuku catatan ayahku tentang pedang ini. Dia mengatakan jika pedang ini dibuat dari campuran besi murni dan sebuah...  abu manusia"
"Apa?!"
"Aku rasa untuk menyatukannya, aku membutuhkan abu manusia dan itu adalah abu kakekmu" Gulf terdiam untuk berpikir.
"Yang mulia, bukankah makam kakekmu ada di kerajaan-" Gulf mengangkat tangannya sebagai isyarat untuk membuat Bright berhenti bicara.
"Aku akan pergi untuk mendapatkannya. Sementara aku pergi, aku ingin kau tinggal disini"
"Apa?!" Bright sangat terkejut. Apa ini rencananya untuk membuat ia dekat dengan Amphol?
"Yang mulia, aku akan ikut denganmu"
"Aku akan pergi sendiri. Perjalanan kesana sangat jauh. Aku bisa menempuhnya dalam waktu yang singkat. Lagipula pedangku ada disini, sebagai pengawalku aku tugaskan kau untuk berjaga disini" Bright tidak bisa berkata, tentu saja jika ia ikut perjalanannya akan panjang. Bright sedikit menjadi kesal. Ia belum siap untuk ditinggalkan berdua.
"Kalau begitu, tuan aku harap kau tidak keberatan untuk menampungnya untuk sementara. Dia pekerja yang baik, kau bisa meminta bantuannya jika membutuhkannya. Aku akan pergi sekarang"
"Tidak, yang mulia-" Begitu cepat Gulf menghilang dari pandangannya. Amphol yang melihatnya cukup terkejut, ia belum pernah melihat seseorang secepat itu. Bright terdiam, ia sedikit melirik Amphol yang berada di belakangnya. Bagaimana ia harus bersikap sekarang?

Gulf mendatangi mansion pemburu dan ia melihat Mew yang tengah berbicara dengan Boat. Ia pun menghampirinya.

"Bersiaplah. Aku harus pergi dulu sekarang" Boat menahan tawanya, ia sangat tahu jika Mew akan menemui Gulf dulu sebelum mereka pergi. Tapi ia melihat seseorang datang yang sepertinya seniornya itu tidak akan pergi kemana-mana.
"Phi aku rasa kau tidak perlu pergi lagi" Mew sedikit tidak mengerti dan ia pun berbalik mengikuti arah pandang Boat. Senyuman langsung muncul diwajahnya ketika melihat Gulf yang ada dihadapannya.

Mew dan Gulf berada di kamar Mew. Sebuah kebetulan Gulf ada disaat ia berencana menemuinya.
"Daritadi kau hanya memasang wajah bodohmu. Ada apa? Kau begitu senang melihatku datang?" Mew tertawa ia bahkan tidak bisa marah ketika kekasihnya itu menyebutnya bodoh dan hanya mengeratkan pelukannya di pinggang Gulf.
"Sudah cukup. Aku datang kesini untuk memberitahumu sesuatu" Mew menatap Gulf kembali ke wajah seriusnya.
"Aku akan pergi ke kerajaan Poompat sekarang. Pedangku membutuhkan abu kakekku untuk menyambungkannya kembali"
"Hm? Kenapa menggunakan abu manusia? Bukankah itu hanya pedang biasa?"
"Aku sendiri tidak mengerti, tapi aku rasa itu yang membuat pedangku bahkan bisa membunuh vampir. Jika pedang biasa, mungkin sudah sejak lama pedangku hancur" Mew terdiam. Gulf tertawa melihat kekasihnya sedikit murung.
"Hanya beberapa hari saja. Aku akan berlari secepatnya untuk cepat sampai"
"Tidak bukan itu. Kebetulan kau kesini baru saja aku akan menemuimu. Aku harus pergi untuk melakukan tugas yang diberikan p'Mile"
"Oh kemana?"
"Ke daerah selatan aku harus memeriksa sesuatu disana" Raut wajah Gulf seketika berubah.
"Selatan?"
"Aku berjanji akan dengan cepat menyelesaikannya dan kembali. Sementara aku tidak ada jangan datang kesini terutama jangan temui p'Mile. Kau mengerti?" Karena Mew melarangnya, ia malah berencana untuk menemui Mile saat Mew tak ada.
"Baiklah. Tapi aku ingatkan kau, jangan sampai orang-orang disana tahu jika kau dekat dengan kerajaanku apalagi mengatakan jika kau dekat denganku"
"Kenapa?"
"Hanya sedikit perselisihan antar kerajaan. Jika mereka tahu, mungkin sedikit tidak aman untukmu" Walaupun tidak mengerti sepenuhnya, Mew pun hanya mengangguk dan memeluk Gulf erat.
"Jaga dirimu"
"Kau juga" Gulf sedikit tersenyum, sebuah rencana terlintas dipikirannya.

Mile membuka brangkas di kamarnya dan ia pun mengambil sebuak kotak kecil. Walaupun sedikit ragu, dengan segera ia memasukkannya ke dalam saku jaketnya. Setelah memastikan Mew dan Boat pergi, ia pun segera bersiap untuk pergi ke istana Gulf.

Mile menatap megahnya istana kerajaan Kanawut. Ia mengepalkan tangannya, mencoba berjalan dengan tenang tanpa menimbulkan kecurigaan.
"Bisakah aku bertemu dengan raja Gulf?" Ucap Mile pada seorang pengawal yang berjaga.
"Oh tuan Mile. Maaf tapi yang mulia mengatakan jika untuk beberapa hari ini dia harus pergi untuk urusan istana"
"Apa?! Kemana?"
"Soal itu kami tidak tahu. Baru beberapa jam lalu dia berangkat" Kemana? Dia tidak mungkin ikut bersama Mew kan? Tidak. Aku harus mencarinya kemana sekarang?
"Tuan Mile?" Pengawal itu menegur Mile yang seketika menjadi diam.
"Baiklah. Mungkin lain kali aku akan datang lagi" Mile pun pergi. Hatinya kini tidak tenang, mengingat pasti para pemburu itu tidak akan diam.

Gulf sampai di perbatasan kerajaan Poompat tanpa pikir panjang ia pun memasuki wilayah kerajaan Poompat, ia berlari secepatnya untuk segera mendatangi istana.

Semakin dekat dengan istana, semakin ia merasa kelelahan. Gulf merasa jantungnya berdebar dengan cepat dan keringat dingin keluar dari tubuhnya. Pandangannya mulai buram.

Brukk!!

Tubuhnya tumbang saat berlari. Apa yang terjadi? Orang-orang disekitarnya mulai mendekati Gulf untuk sekedar menolongnya.

KING GULF 2Where stories live. Discover now