Chapter 63

77 9 0
                                    


Ryan tak berhenti melirik Gulf. Gulf yang biasanya memakai pakaian mewah khas kerajaan, kini terlihat sangat cantik dan tampan walaupun hanya mengenakan pakaian sederhana.
"Kau ingin pergi kemana?"
"Bagaimana dengan makan dulu? Ya... Walaupun makanan manusia tidak berpengaruh untuk kita, tapi aku ingin makan denganmu"
"Baiklah. Tunjukkan jalannya" Ryan menggenggam tangan Gulf yang langsung di tepisnya.
"Apa yang kau lakukan?!"
"Bukankah kita berkencan? Orang yang berkencan biasanya berpegangan tangan" Gulf ragu. Bagaimana jika Mew mengetahui hal ini? Tapi hanya kali ini saja untuk mendapatkan informasi. Hanya berpegangan tangan mungkin tidak masalah. Maaf phi, ini hanya untuk sementara.

Gulf pun sedikit melunak, sehingga Ryan tersenyum kegirangan dan menarik tangan Gulf.

Gulf menatap makanan yang disajikan di depannya. Sebanyak apa makanan yang dia pesan?
"Apa kau mengundang orang lain?"
"Tidak mungkin. Ini kencan kita" Gulf mulai sedikit kesal mendengar kata kencan dari mulutnya.
"Tapi kenapa banyak sekali makanan yang kau pesan"
"Aku tidak tahu apa yang kau suka. Jadi bukankah lebih baik aku menyajikan semuanya?" Gulf menghela nafasnya. Ia tak akan peduli lagi. Ia ingin segera menyelesaikan semua ini. Ryan hanya memperhatikan Gulf yang makan di depannya. Menyenangkan melihat seseorang yang kau sukai ada di hadapanmu bukan?

Gulf hanya pasrah mengikuti keinginan Ryan hari ini. Setelah makan keduanya melihat beberapa pertunjukan dan hanya berkeliling kota. Hingga berakhir kini Ryan membawanya ke sebuah air terjun. Gulf baru melihat air terjun yang indah ini. Ia tidak tahu jika di kerajaannya ada tempat seperti ini. Apa ia terlalu sibuk dengan urusan kerajaan?
"Indah bukan?"
"Eum"
"Tapi lebih indah kau dibandingkan air terjun ini" Ryan meraih helaian rambut Gulf yang sedikit menutupi matanya. Gulf menepisnya.
"Cukup! Bukankah kita memiliki hal untuk dibicarakan?" Ryan menyesalkan hal ini. Padahal baru saja ia memiliki momen yang bagus.
"Kau tidak menyerah. Tapi karena kau membuatku senang hari ini akan kuberi tahu. Kau ingin aku menjawab yang mana dulu? Para pemburu? Atau asap yang muncul itu?"
"Pemburu. Katakan padaku tentang mereka. Semuanya yang kau tahu"
"Baiklah. Aku harus mulai darimana? Mungkin yang kutahu mereka adalah pemburu yang kejam. Mereka menangkap semua vampir. Bahkan vampir yang tidak meminum darah manusia sekalipun. Mereka menyiksa para vampir, sebagian dari mereka dijadikan objek latihan. Selain itu mereka juga mempekerjakan para vampir. Mungkin kau tahu jika di selatan, banyak vampir yang berbaur dengan manusia sebagai pekerja. Mereka adalah vampir yang sudah ditandai oleh pemburu. Jika mereka hanya vampir liar, mereka tidak mungkin dengan santai berbaur dengan manusia"
"Ditandai? Ada yang seperti itu? Itu luar biasa. Vampir dan manusia bisa hidup berdampingan tanpa memiliki rasa khawatir. Aku harus bisa melakukan hal itu"
"Kau pikir begitu? Aku yakin kau tidak akan mau melakukannya. Kau tahu? Untuk memiliki tanda itu, mereka harus merasakan rasa sakit hingga mati terlebih dahulu, dan para pemburu akan menghidupkannya lagi dengan sebuah ritual. Tidak ada dari mereka yang dengan sukarela ingin ditandai. Para pemburu memaksa mereka" Gulf bungkam. Pemburu itu jelas sangat berbeda dengan kelompok pemburu Mew.
"Aku sarankan, kau sebaiknya tidak terlibat dengan para pemburu. Itu berbahaya untukmu"
"Kau pikir aku takut dengan mereka? Jika aku diam, mereka akan lebih dulu menyerangku"
"Hmm.. Kau benar" Ryan memperhatikan Gulf. Jika dia hanya orang biasa mungkin ia bisa membawanya pergi, tapi Gulf seorang raja. Ia tidak mungkin meninggalkan kerajaannya.
"Baiklah. Jika mereka menyerang aku akan berada disisimu" Ucap Ryan menepuk bahu Gulf.
"Benarkah? Bukan disisi mereka?"
"Eyy... Mana mungkin. Bersama orang cantik sepertimu siapa yang tidak mau?" Gulf membuang muka. Sampai kapan Ryan terus menggodanya?
"Lalu, bagaimana dengan asap itu?"
"Itu asap pengendali pikiran. Kau tahu siapa yang membuatnya? Itu... Para pemburu"
"Apa?! Untuk apa mereka-"
"Tempat pemburu itu berada di daerah selatan dan berdekatan dengan kerajaan Ratanaporn. Aku rasa mereka memiliki hubungan yang baik"
"Orang-orang selatan benar-benar licik. Mereka mau menyerang kerajaanku? Hah! Aku akan menunggu mereka dengan senang hati" Ryan melihat raut wajah Gulf yang berubah. Hawa membunuhnya menguar hingga bisa ia rasakan. Baginya, Gulf menjadi sangat mempesona dengan ekspresi seperti itu. Ryan mendekatkan diri.
"Aku sudah menjawab semuanya, jadi apakah ada imbalan untukku?" Gulf meliriknya hingga kini jarak wajah keduanya menjadi sangat dekat. Ryan mulai berdebar, rasanya ia tidak bisa mengendalikan pesona Gulf. Berbeda halnya dengan Gulf yang tak goyah sedikit pun menatapnya.
"Bukankah aku sudah menurutimu untuk pergi berdua?"
"Itu untuk satu jawaban bukan?" Dia sangat perhitungan.
"Apa maumu?" Ryan menunjuk bibirnya. Tentu saja itu membuat Gulf marah. Ia berdiri.
"Jangan meminta terlalu jauh. Aku rasa kita sudah selesai. Aku akan kembali dan kau pergilah ke tempatmu" Gulf berjalan pergi namun sepasang tangan memeluk tubuhnya. Ia terdiam sejenak, namun perlahan Gulf mengulurkan tangannya kebelakang untuk meraih kerah baju Ryan.

Brukk!!

Ryan terlempar cukup jauh hingga tubuhnya menghantam batang pohong dengan keras. Darah mulai mengalir dari kepalanya karena benturan keras. Gulf menghampirinya.
"Jangan menguji kesabaranku, jika kau tidak ingin berakhir mengenaskan!" Gulf berbalik untuk segera pergi tapi saat itu juga langkahnya terhenti mendengar Ryan yang tertawa. Gulf meliriknya.
"Kau sangat kejam, tapi aku menyukainya. Sebagai orang yang menyukaimu, aku akan memberi tahumu sesuatu. Berhati-hatilah dengan pemburu bernama Mile. Aku rasa dia memiliki penelitian aneh yang akan melibatkanmu" Mendengar nama Mile, Gulf hampir melupakan fakta bahwa Mile menemui Ryan.
"Penelitian apa itu?" Ryan mengangkat bahunya. Ia berdiri dengan sedikit kesulitan. Tubuhnya mulai pulih kembali. Seketika ia kembali terhimpit di batang pohon di belakangnya. Gulf mencengkram lehernya kuat.
"Tadi pagi dia menemuimu bukan? Apa yang dia katakan?" Ryan tersenyum walaupun lehernya terasa sakit sekarang.
"Kau harusnya tahu, meminta jawabanku tidaklah gratis" Gulf memperkuat cengkramannya dengan penuh emosi. Namun, Ryan dengan kuat menepis tangan Gulf dan menendangnya cukup keras.
"Ah... Aku tidak ingin melakukan hal ini padamu, oke" Ryan mengulurkan tangannya untuk membantu Gulf bangun.
"Dia memintaku untuk ikut dengannya karena ia ingin aku memberikan pendapat tentang penelitiannya. Apa aku harus menerimanya?" Gulf menatapnya.
"Jika aku menerimanya, aku harus datang nanti malam" Tangan Gulf meraih pisau kecil yang ia simpan saku bagian dalam pakaiannya. Ryan tak mencurigainya, sampai

Jlebb!

Gulf menusuknya tepat di jantung Ryan dan hal itu membuatnya terkejut.
"Apa yang kau-!" Gulf benar-benar membunuhnya? Benarkah? Pikiran Ryan seketika menjadi kacau. Ia kecewa. Tidak seharusnya menjadi seperti ini. Pandangan Ryan mulai buram. Gulf hanya menatapnya yang mulai melemah.
"Ini tidak akan membuatmu mati. Tenanglah" Ryan tak bisa mendengarnya dengan baik. Ia berusaha bangun, tapi kesadarannya semakin tidak bisa ia kendalikan. Hingga akhirnya ia jatuh tak sadarkan diri. Gulf dengan sigap menahannya. Awalnya ia tidak ingin melakukan hal ini, tapi... Ia punya rencana sendiri setelah Ryan mengatakan hal itu. Gulf tak ingin Ryan sampai ikut campur urusannya. Gulf menggendongnya membawa Ryan kembali ke istana.

Mile mematung melihat Gulf ada dihadapannya sekarang. Untuk apa Gulf datang ke mansionnya? Dan dimana Ryan? Harusnya Ryan yang datang malam ini.

Tidak biasanya Mile membawa Gulf ke ruangan lain yang berada di bawah tanah. Ruangan kosong yang cukup luas, tidak ada apapun disini.
"Phi, aku dengar kau mengajak Ryan bertemu. Untuk apa?" Langkah Mile terhenti. Tangannya terkepal erat. Ini akan menjadi keputusan yang sangat sulit untuknya.
"Karena aku.... Membutuhkan seseorang yang kuat sepertimu. Aku mencoba tak melibatkanmu dan akan menyelidiki vampir bernama Ryan itu. Tapi sekarang malah kau yang datang?" Mile tertawa. Gulf hanya menatap punggungnya yang sedari tadi membelakanginya. Mile meliriknya ke belakang.
"Maafkan aku Gulf, aku harus melakukan hal ini" Mile memakai cincin yang sedari tadi ia simpan di sakunya. Seketika Gulf melihat ruangan yang kini ditempatinya berubah. Dimana ini? Seakan ia berpindah ke tempat lain. Gulf mengedarkan pandangannya hingga tatapannya berhenti saat melihat Mile sudah ada dihadapannya.
"Kau tahu, Mew mungkin tak akan memaafkanku tentang hal ini. Tapi..."

Plak!

Mile menempelkan sebuah kertas mantra di dada Gulf. Gulf terkejut membulatkan matanya. Ia tidak menyangka Mile akan melakukan hal ini padanya. Kertas itu seakan menyerap ke dalam tubuh Gulf hingga akhirnya kesadarannya pun hilang.

KING GULF 2Where stories live. Discover now