20. Murahan?

47 4 0
                                    

Kala menatap bingung seseorang yang kini berdiri di depannya.

"Hai" sapa Langit dengan canggung.

"Gue Langit. Langit Batara. Cowok yang kemarin nggak sengaja kesandung tangan lo di kantin," lanjutnya menjelaskan.

Kala sempat berpikir siapa laki-laki yang tiba-tiba saja menghampirinya ini. Tapi saat dia mengatakan tentang kejadian di kantin, membuat Kala mengingatnya.

"Oh, yang bawa seblak itu kan?"

Langit mengangguk.

"Iyaa. Sorry waktu itu gue main pergi gitu aja."

"Nggak masalah. Lagian waktu itu udah diberesin sama temen lo kok."

Langit mengulurkan tangannya, "Boleh kenalan?" tanyanya.

"Bukannya udah? Lo kan tadi sebut nama lengkap. Kemarin juga lo udah tau nama gue kan?"

Langit tersenyum canggung, "Iya sih. Tapi kan gue belum tau nama lengkap lo, hehe" alibinya.

Kala menganggukkan kepalanya. Dia mengulurkan tangannya untuk menyambut tangan Langit.

"Sandyakala, kelas sebelas ipa tiga," ucapnya.

"Langit, kelas dua belas ipa satu."

"Ah iya, Kak Langit" ucap Kala membuat Langit menahan senyum.

"Ehemm, lengket bener tuh tangan." seru Galang yang tiba-tiba saja datang. Membuat Kala dan Langit baru menyadari bahwa tangan mereka masih menyatu dan segera dilepaskan.

"Ngapain lo?" ketus Langit.

Galang tertawa geli, "Yaelah cuman numpang lewat aja gue mah. Santai dong tuh muka," ejeknya

Kala menatap mereka berdua bingung. Dengan sedikit canggung, dia memberanikan diri untuk pamit pergi. Membuat Langit menatap kesal ke arah Galang.

"Anjing gara-gara lo bangsat" umpatnya.

"Lah lah kok gara-gara gue?" protes Galang tak terima.

"Tau ah" kesal Langit dan berlalu pergi.

"Lah ngambek."

Galang segera berlari menyusul Langit. Bukannya merasa bersalah, dia malah semakin gencar mengejeknya.

Langit Batara. Murid Britania yang sudah lama menyimpan rasa terhadap Sandyakala sejak dia menjadi panitia ospek dua tahun lalu. Memandang Kala dari kejauhan dan hanya bisa mengagumi dalam diam, karena tau bahwa Kala sudah mempunyai kekasih.

Dua tahun Langit menyimpan perasaan itu. Berharap bahwa suatu hari dia dan Kala akan dipertemukan oleh takdir, melalui kebetulan yang sudah direncanakan. Melalui kejadian tempo lalu di kantin, membuat Langit memberanikan diri untuk mendekat. Apalagi saat dia baru mengetahui bahwa banyak orang yang membenci Kala di sekolah ini.

Langit adalah tipe orang yang jarang mengikuti gosip gosip yang ada di media sosial. Hal itu membuat Langit tidak tau bahwa orang yang dicintainya, ternyata sedang tidak baik-baik saja dengan hubungan percintaannya.

Galang dan Gevran menjadi saksi betapa toxic nya mulut Langit saat mengumpat untuk Shaka karena telah menyakiti Kala. Bahkan jika beberapa hari kedepan dia mendengar gosip tentang hubungan mereka yang bisa menyakiti Kala, maka Langit pastikan bahwa dia akan merebut Kala saat itu juga.

Sedangkan di tempat lain, Kala kembali di suguhkan dengan pemandangan yang membuat dia terasa muak. Entah hanya perasaannya saja, atau memang hari ini Velly seperti sengaja melakukannya.

Baru beberapa langkah saja Kala masuk ke dalam kelas, bisikan bisikan mulai terdengar. Pandangan teman-temannya yang menatap Kala seolah dia telah melakukan kesalahan terhadap mereka.

Udah punya cowok masih aja gatel sama cowo lain.

Nggak tau diri banget dia berani deketin Kak Langit.

Orang kayak dia mana bisa tau diri. Punya pacar Shaka tapi nggak dianggap ya langsung lari deketin cowok lain.

Pantes aja sih, Shaka lebih milih Velly dari pada dia. Orang dianya aja nggak tau diri.

Murahan banget sih jadi cewek.

Bisa bisa habis ini dia deketin om om lagi ups.

Hahaha mulut lo anjir

"Lo semua bisa diem nggak sih?" bentak Anara yang ikut mendengarnya. Bukan hanya dia, Shaka dan Velly pun juga mendengarkan.

"Lo kenapa marah sih, Ra? Bener kan yang mereka semua omongin? Temen lo itu cewek paling nggak tau diri di sini," sahut Gabriela.

Kala segera menghampiri Anara saat melihat temannya ingin membalas Gabriella.

"Udah, biarin aja."

"Tuh, Kala nya aja nggak masalah kita omongin. Kenapa malah lo yang repot sih, Ra" ucap Gabriella tertawa mengejek.

"Sekali lagi lo ngomong gue robek mulut lo, anjing" ucap Anara yang mulai tersulut emosi.

"Anara, Anara, lo itu terlalu diperbudak sama dia. Semua orang juga tau kalau dia," tunjuk Gabriella pada Kala, "Cewek murahan" tekannya.

brak

"TUTUP MULUT LO, BANGSAT!!" bentak Shaka dengan menggebrak meja.

Semua orang terkejut begitu juga dengan Gabriella. Dia memundurkan tubuhnya saat Shaka melangkah mendekat.

"Jangan berani-beraninya lo ngehina cewek gue dengan mulut sampah lo itu!!" tekan Shaka menatap Gabriella tajam.

*****

To be continue :)

Sandyakala || EndWhere stories live. Discover now