4. Teman

89 8 0
                                    

Happy reading

*****

Juli 2018

Kala berdiri sendirian di bawah pohon mangga yang tertanam di tepi lapangan SMP Cakrawala. Dengan membawa kotak bekal dan botol minum di kedua tangannya, Kala menatap beberapa temannya yang sedang duduk bersama rombongan mereka.

Menyadari bahwa hanya tersisa dirinya yang sendirian, Kala memutuskan untuk duduk di bawah pohon mangga dan menyantap bekal yang telah disiapkan oleh mamanya.

Ketika baru saja satu suap makanannya masuk ke dalam mulut, seseorang datang menghampiri dan ikut duduk di depannya yang membuat Kala menghentikan aktivitas nya.

"Boleh aku duduk di sini?" tanya orang itu meminta ijin.

Kala mengernyit heran, "Kamu udah duduk lebih dulu baru minta ijin," sindirnya.

Orang tersebut tertawa pelan. Dia mengulurkan tangannya berniat untuk mengajak Kala berkenalan.

"Jevin Arlando, dari gugus Bunga Sakura. Kamu bisa panggil aku Arlan," ucapnya

Dengan ragu, Kala menerima uluran tersebut, "Sandyakala," ucapnya singkat.

"Udah?"

"Apanya?"

"Nama kamu. Cuman itu aja?"

"Iya"

Arlan mengusap tengkuknya, "Pendek banget," gumamnya.

"Hah?"

"Enggak enggak ada," elak Arlan cepat..

Kala menganggukkan kepalanya pelan. Tanpa bicara lagi, dia mulai menyendok makannya dan berniat untuk kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat terhenti. Namun, lagi dan lagi seseorang kembali datang.

"Hai guys, boleh gabung?" tanyanya meminta ijin.

Kala menghela napas berat. Oh ayolah, dia sangat lapar sekarang.

"Sini aja, bub, duduk di samping aku," ucap Arlan yang membuat Kala melotot kaget.

"Bub?" tanyanya terkejut.

"Oh iya. Kenalin, dia Nara, pacarku," ucap Arlan memperkenalkan.

Mendengar hal itu, Kala tanpa sadar menjatuhkan sendok yang dia pegang. Sungguh, dia benar benar terkejut sekarang.

Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) baru saja dimulai hari ini. Sekarang Kala sudah mengetahui bahwa dua dari mereka ternyata sudah menjalin hubungan.

Wah, luar biasa.

Melihat Kala yang diam melamun, membuat Arlan dan pacarnya menepuk pundak Kala secara bersamaan.

"Helloww?"

Kala mengerjapkan mata. Menatap dua orang di depannya yang kini juga menatapnya dengan serius.

"Kalian pacaran?" tanyanya hati-hati.

"Iya," jawab mereka bersama.

Kala menghela napas panjang. Okelah, dia akan mulai membiasakan diri mulai sekarang.

"Aku Anara Cley. Kamu bisa panggil aku Nara atau Anara."

Kala menganggukkan kepalanya mengerti.

"Sandyakala."

"Siapa?"

"Apa?"

Mereka kembali dipertemukan dengan keadaan yang membingungkan.

"Dia namanya Sandyakala. Panggilan nya..." Arlan beralih menatap Kala.

"Kala," ucap Kala seolah paham maksud Arlan.

"Ohhh," sahut Anara menganggukkan kepalanya.

Sejak saat itu, dimulai dari acara perkenalan yang sangat membingungkan, dari situ mereka bertiga menjadi sahabat dekat. Sering pergi ke kantin bersama, pulang bersama, hingga belajar bersama. Walaupun Arlan berada di gugus Bunga Sakura sedangkan Kala dan Anara berada di gugus Bunga Sedap Malam, mereka masih bisa untuk selalu bersama.

Hingga sampai suatu hari, saat mereka bertiga berniat untuk pulang bersama, Kala dikejutkan dengan seseorang yang datang bersama Arlan. Dia, Arshaka Abirama. Siswa angkatan mereka yang ternyata teman satu kelas sekaligus teman kecil Arlan.

Tanpa pembicaraan sebelumnya, Kala secara tiba-tiba diminta oleh Arlan untuk pulang bersama dengan Shaka. Hal itu tentu sama membuat Kala protes tidak terima. Dia belum pernah mengenal Shaka sebelumnya. Apalagi mereka tidak diperbolehkan untuk naik kendaraan pribadi, yang berarti Kala harus bersama dengan Shaka di dalam bus yang sama. Oh tidak, Kala sulit untuk membayangkannya.

"Sebelumnya minta maaf ya kakak Kala yang cantik. Abang Arlan sama neng Nara mau pacaran dulu. Jadi untuk hari ini, kakak Kala pulang bareng abang Shaka dulu ya, hehe."

Ucapan Arlan saat itu membuat Kala mau tidak mau harus menurutinya. Sebenarnya, dia masih bisa untuk pulang sendiri. Lagian Kala tidak terbiasa untuk bersama dengan orang yang baru dia kenal, apalagi seorang laki-laki. Tapi, karena itu permintaan dari sahabatnya dan Arlan lebih percaya jika Kala bersama Shaka, maka Kala tidak bisa menolaknya. Dia juga merasa Arlan dan Nara pasti membutuhkan waktu untuk berdua. Dan Kala tidak boleh bersikap egois hanya karena hal sepele.

*****

Sampai bertemu besok :)

Sandyakala || EndWhere stories live. Discover now